BlogOtomotif
– Saat ini negara Indonesia sudah menjadi lahan yang sangat empuk bagi
para produsen mobil maupun motor impor. Meskipun kenyataannya daya beli
masyarakat Indonesia lebih cenderung tidak stabil namun sifat konsumtif
masyarakat yang cenderung lebih memilih mobil atau motor impor membuat
beberapa produsen dapat bertahan lama di negara ini.
Indonesia sendiri sebenarnya sudah memiliki sederet mobil hasil
racikan bangsa sendiri semenjak tahun 1990-an namun kabar
perkembangannya cuma timbul tenggelam dan bisa dibilang kurang laku. Ada
banyak faktor yang membuat mobil nasional tidak maju,
salah satunya ya dari kualitas mobil nasional itu sendiri yang
sepertinya memang masih kalah jika harus disandingkan dengan mobil
impor.
Berikut ini 13 Mobil Nasional Indonesia
baik yang sudah tinggal sejarah, sedang diproduksi maupun yang sifatnya
masih sekedar prototype. Dari daftar ini anda dapat memutuskan sendiri
apakah mobil nasional layak untuk dibeli atau tidak.
Esemka Digdaya
Esemka Digdaya sesuai namanya merupakan proyek mobil nasional yang
dikerjakan oleh anak-anak SMK 1 Singosari Malang. Mobil dobel kabin ini
memiliki mesin 1500 cc eks Timor dan menghabiskan dana 175 juta untuk
membuatnya dengan melibatkan sekitar 50 orang murid SMK. Departemen
Pendidikan sudah mulai mendekati beberapa produsen yang tertarik untuk
memproduksinya untuk dipasarkan. Mobil ini bisa naik begitu tinggi dalam
daftar karena menunjukkan bahwa murid SMK saja bisa membuat mobil
nasional.
Esemka SUV Rajawali
Sama dengan Esemka Digdaya, Esemka SUV Rajawali juga merupakan hasil
kreasi anak-anak SMK namun produksinya bekerja sama dengan PT Solo
Manufaktur Kreasi. Mobil ini tiba-tiba menjadi booming dan menjadi bahan
perbincangan khususnya setelah Mantan Wali Kota Solo-Joko Widodo
(sekarang Gubernur Jakarta) menggunakannya sebagai mobil dinas. Mobil
ini memboyong mesin tipe 1,5 liter dan sudah mendapat ribuan pesanan
dari berbagai pihak. Harga mobil Esemka sendiri berkisar sekitar Rp145 juta/unit bahkan kabarnya pihak Esemka berencana membuka showroom pribadi agar produk ini semakin dikenali oleh masyarakat luas.
Mobnas AG-Tawon
Mobil Nasional AG – Tawon diproduksi oleh PT Super Gasindo Jaya
bekerja sama dengan anak SMK Banten. Dibekali dengan mesin 650cc dengan 2
silinder dan 4 langkah. Mobil ini memiliki 3 varian yakni
Transformer(pick up), Metro Tawon(angkutan umum) dan AG Tawon(city
car/mobil pribadi). Mobil ini bisa memakai 3 BBM yakni premium, gas dan
bioetanol. Tawon mampu menembus kecepatan 100 km/jam dan diproyeksikan
menjadi pengganti Bajaj.
Harga yang dibandrol untuk mobil ini pun cukup bersahabat yakni pick
up Rp43,99 juta (off the road) sementara AG Tawon Rp49,99 juta dan Metro
Tawon Rp63,99 jutaan dengan status on the road.
Komodo
Mobil ini diproduksi oleh PT Fin Tetra Indonesia asal Cimahi. Nama
Komodo disematkan bukan karena bentuk mobilnya yang seperti Komodo,
namun lebih pada fungsinya yang seperti Komodo, yakni selain kuat,
Komodo bisa hidup di dua alam sekaligus. Menjadikannya sebagai mobil
offroad asli Indonesia.
Mobil dengan 2 tempat duduk ini bisa menerjang segala medan dan sudah
teruji. Bentuknya kecil tapi dapat melintasi hutan sejauh 100 km dalam
6-7 jam dengan konsumsi bahan bakar hanya 5 liter. Komodo dilengkapi
dengan fitur self-recovery yang membuatnya tidak bisa terguling. Harga
yang dibandrol untuk mobil off road ini sebesar Rp 40jt an.
Moko
Moko adalah akronim dari Mobil Toko. Mobil ini adalah buatan anak SMK
Makassar atas dukungan Pemprov Sulawesi Selatan yang bekerja sama
dengan PT. INKA (Industri Nasional Kereta Api). Mobil ini dibekali mesin
650cc. Dari segi body mobil ini terbilang mungil. Mobil ini juga
diproduksi dalam 3 varian yakni N!, Renra dan Tetta. Mobil ini dibandrol
dengan harga RP 45jt sampai Rp 70jt an.
Marlip
Nama Marlip merupakan singkatan dari Marmut LIPI. Mobil ini merupakan
mobil listrik yang dikembangkan oleh LIPI(Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) dan dipasarkan oleh PT. Marlip Indo Mandiri. Marlip di
antaranya telah digunakan di rumah sakit, lokasi wisata, markas
kepolisian, dan lapangan golf, bahkan Marlip pernah digunakan saat
peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika di Bandung beberapa waktu
yang silam.
Marlip juga memproduksi sebuah mobil penumpang yang dapat mengangkut 4
orang.Dengan bentuk dan desain yang kurang bagus, mobil ini hanya
memiliki jarak tempuh maksimumnya hingga 120 km. Mobil nasional Marlip
ini dibanderol seharga Rp 60 -80 juta-an per unitnya.
Arina
Arina merupakan singkatan dari Armada Indonesia, dikembangkan leh
Universitas Negeri Searang (Unnes). Mobil ini cukup mungil dengan mesin
150cc saja, kecepatan maksimalnya sekitar 70km walaupun begitu konsumsi
bahan bakarnya sangat irit yakni 40km per liternya. Mobil ini terus
dikembangkan agar produksinya 100% Indonesia dan jika itu berhasil maka
harganya bisa berada di bawah Rp 30 juta.
Wakaba
Wakaba yang merupakan singkatan dari Wahana Karya Bangsa ini
dikembangkan oleh Universitas Pasundan dengan melibatkan 3 peneliti dan
12 mahasiswa. Dana pengembangannya selain dari Pemda Jawa Barat, juga
dari kementrian ristek serta Unpas dan Working Group yang menghabiskan
dana lebih dari Rp 200 juta. Mobil kecil ini dibekali dengan mesin 500cc
dengan kecepatan low speed.
Boneo
Mobil ini merupakan mobil buatan PT Boneo Daya Utama dan masih dalam
tahap purwarupa. Modelnya ada dua yakni city car dan pikap dengan mesin
V-Twin berkapasitas 653 cc yang mampu mengeluarkan tenaga 15,3 kW dan
torsi 44,3 Nm.
GEA
GEA merupakan singkatan dari(Gulirkan Energi Alternatif). Nama GEA
diberikan karena mobil yang bentuk dan spesifikasi mesinnya sangat mirip
Nano tersebut memakai bahan bakar gas yang dijamin bisa ramah
lingkungan. GEA merupakan proyek mobil nasional hasil riset PT. INKA
(Industri Kereta Api) dengan mesin Rusnas (Riset Unggulan Strategis
Nasional) dimana pengembangannya sudah dimulai sekitar tahun 2002-an dan
merupakan kelanjutan dari proyek Kancil.
Awalnya mobil ini diragukan karena bentuknya yang antik dan aneh.
Kemudian PT. INKA (produsennya) bekerja sama dengan Vordava dari
Surabaya untuk memperbaiki bodynya. Setelah pengmbangan hasilnya bodynya
pun berubah lebih cantik dan mesin yang awalnya 500cc kini menjadi
650cc. Produksinya hampir 100% Indonesia, untuk mesin memang masih impor
tapi kedepan akan diganti dengan mesin “rusnas” produksi Indonesia.
Mobil ini diproduksi dalam beberapa varian yang menarik yakni city
car, mobil keluarga, picuk up (2 jenis) dan mobil toko. GEA sudah
diaplikasikan untuk mobil polisi dan mobil pos serta dilepas dengan
harga berkisar antara Rp. 45 -50 juta per unit, sudah diuji coba hingga
10.000 km dan kecepatan maksimalnya 90 km/jam.
Kancil
Mobil ini sudah cukup lama diproduksi dan beroperasi di Indonesia.
Untuk orang Jakarta dan sekitarnya pasti sudah tau. Nama Kancil
merupakan singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah dan
diproduksi oleh PT. KANCIL (KArunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari).
Mobil ini sengaja diproduksi sebagai pengganti (peremajaan) bajaj dan
bemo karena keduanya tidak diizinkan untuk bertambah jumlahnya atau
diproduksi di wilayah Jakarta. Namun kemudian peran Kancil untuk
menggantikan kendaraan angkutan mini tersebut justru digantikan oleh
Tawon.
Maleo
Maleo merupakan sebuah kisah menyedihkan sebuah mobil nasional.
Dibidani oleh menristek BJ Habibie tahun 1996 dengan harga patokan
ditarget tidak lebih dari 30 Juta agar terjangkau masyarakat, Habibie
pun memutar otak untuk merancangnya mulai dari mesin yang berkapasitas
1300 cc, komponen lokal diatas 80%. Dan untuk mematangkan rencana
tersebut dia menggandeng pabrikan mobil dari Australia untuk melakukan
riset dengan satu unit mobil sebagai contoh telah dihasilkan. Namun
sayang dana untuk itu kemudian tersedot oleh proyek mobnas Timor milik
Tommy anak bungsu presiden Suharto, sehingga proyek mobnas Maleo pun
terhenti.
Timor
Timor merupakan singkatan dari Teknologi Industri Mobil Rakyat. Timor
pernah hits di dekade 90an yang diproduksi PT. Timor Putra Nasional.
Sejatinya, mobil ini merupakan mobil KIA Sephia dengan ide mengimpor
mobil namun dengan komponen lokal. Bersamaan dengan Timor, hadir
Bimantara dengan produknya Bimantara Cakra. Sayangnya Timor tidak dapat
bertahan di kala krisis moneter dan masalah keuangan di dalam badan
perusahaannya
Sumber: http://blogotomotif.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar