"Ini model terbaru dan cc-nya 5.200. Harganya hampir Rp7 miliar."
(lamborghini.com)
VIVAnews - Berbagai cara dilakukan orangtua untuk membahagiakan sang anak. Salah satunya pengacara kondang, Hotman Paris Hutapea.
Demi membahagiakan sang buah hati, Hotman rela membelikan tunggangan mahal sebagai hadiah. Tidak tanggung-tanggung, pengacara berdarah batak itu memberikan sang anak supercar terbaru yakni New Lamborghini Gallardo LP 560-4 Spyder.
"Ini mobil untuk hadiah, arti dari sebuah prestasi dan pengabdian anak. Kebanggaan orangtua karena kita tidak mengharapkan apa-apa dari anak. Yang penting anak berprestasi," ujar Hotman saat penyerahan kunci pertama di Kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Kamis Malam 14 Maret 2013.
Hotman yang merupakan ayah Frank Alexander RP Hutapea ini, menjelaskan dia sengaja memilih Lamborghini terbaru karena tenaganya yang besar dan kemampuan larinya yang sangat cepat.
"Ini model terbaru dan cc-nya 5.200. Harganya hampir Rp7 miliar. Warnanya hijau, kebetulan baru ini satu-satunya yang turun di Asia Tenggara," kata Hotman.
Menurut Hotman, anaknya layak menerima hadiah supercar berlambang banteng itu lantaran prestasi akademisnya. Frank baru saja lulus studi hukum di London, Inggris.
"Fakultas hukum cuma tiga tahun. Kalau di Amerika tujuh tahun. Tapi dia sempat di Amerika setahun waktu 2009, habis itu langsung pindah ke London. Sekarang dia jadi junior pengacara di luar (negeri)," kata Hotman.
New Gallardo LP 560-4 mengusung mesin 5.2-4 10 silinder DOHC 4 valve yang mampu menyemburkan tenaga 560 Hp pada 8.000 Rpm dan torsi 540 Nm pada 6.500 Rpm. Tenaga sebesar itu disalurkan melalui transmisi 6 percepatan manual. Alhasil supercar ini dapat berakselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 4 detik dan mampu berlari dengan kecepatan penuh hingga 324 Km/jam. (umi)
Demi membahagiakan sang buah hati, Hotman rela membelikan tunggangan mahal sebagai hadiah. Tidak tanggung-tanggung, pengacara berdarah batak itu memberikan sang anak supercar terbaru yakni New Lamborghini Gallardo LP 560-4 Spyder.
"Ini mobil untuk hadiah, arti dari sebuah prestasi dan pengabdian anak. Kebanggaan orangtua karena kita tidak mengharapkan apa-apa dari anak. Yang penting anak berprestasi," ujar Hotman saat penyerahan kunci pertama di Kawasan SCBD, Sudirman, Jakarta, Kamis Malam 14 Maret 2013.
Hotman yang merupakan ayah Frank Alexander RP Hutapea ini, menjelaskan dia sengaja memilih Lamborghini terbaru karena tenaganya yang besar dan kemampuan larinya yang sangat cepat.
"Ini model terbaru dan cc-nya 5.200. Harganya hampir Rp7 miliar. Warnanya hijau, kebetulan baru ini satu-satunya yang turun di Asia Tenggara," kata Hotman.
Menurut Hotman, anaknya layak menerima hadiah supercar berlambang banteng itu lantaran prestasi akademisnya. Frank baru saja lulus studi hukum di London, Inggris.
"Fakultas hukum cuma tiga tahun. Kalau di Amerika tujuh tahun. Tapi dia sempat di Amerika setahun waktu 2009, habis itu langsung pindah ke London. Sekarang dia jadi junior pengacara di luar (negeri)," kata Hotman.
New Gallardo LP 560-4 mengusung mesin 5.2-4 10 silinder DOHC 4 valve yang mampu menyemburkan tenaga 560 Hp pada 8.000 Rpm dan torsi 540 Nm pada 6.500 Rpm. Tenaga sebesar itu disalurkan melalui transmisi 6 percepatan manual. Alhasil supercar ini dapat berakselerasi 0-100 km/jam dalam waktu 4 detik dan mampu berlari dengan kecepatan penuh hingga 324 Km/jam. (umi)
Oleh: Mohammad Adam, Herdi Muhardi
Sumber: VivaNews.co.id
==============================================
Bagaimana dengan Kesejahteraan Rakyat Indonesia pada umumnya?
==============================================
Kesejahteraan Masyarakat
Kemiskinan Indonesia Semakin Kronis
— Bangsa Indonesia perlu
mewaspadai kondisi kemiskinan yang terjadi saat ini. Walaupun secara
statistik tahun 2012 terjadi penurunan kemiskinan menjadi 28,59 juta
orang atau 11,6 persen, secara kualitas kemiskinan justru mengalami
involusi dan cenderung semakin kronis.
Hal itu dilontarkan anggota Kaukus Ekonomi Fraksi PDI Perjuangan, Arif Budimanta, saat menghubungi Kompas,
Kamis (3/1/2013). Menurut Arif, hal itu ditunjukkan oleh semakin
meningkatnya indeks keparahan kemiskinan, terutama di wilayah pedesaan
yang meningkat hampir dua kali lipat selama tahun 2012.
"Badan
Pusat Statistik mencatat, indeks keparahan pada Maret 2012 sebesar 0,36.
Padahal, pada September 2012 menjadi 0,61. Kenaikan indeks ini
menunjukan dua hal, yaitu semakin melebarnya kesenjangan antarpenduduk
miskin dan, juga, semakin rendahnya daya beli dari masyarakat kelompok
miskin karena ketidakmampuan mereka memenuhi kebutuhan dasar untuk hidup
sampai dengan batas pengeluaran garis kemiskinan yang hanya sebesar Rp
259.520 per bulan," paparnya.
Kondisi penduduk miskin di wilayah
pedesaan yang semakin parah ini, tambah Arif, diakibatkan karena
tingginya tingkat inflasi wilayah pedesaan, yakni 5,08 persen, jika
dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 4,3 persen selama tahun
2012.
"Inflasi di pedesaan yang tinggi disumbangkan oleh kenaikan
harga-harga bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, dan
kesehatan. Sementara, di sisi lain, kenaikan upah yang diterima buruh
tani ataupun buruh hanya antara 1 persen dan 3 persen dalam tahun 2012.
Tidak seimbangnya antara kenaikan upah yang diterima dan kenaikan harga
kebutuhan dasar tersebut menjadi salah satu penyebab keadaan kemiskinan
di Indonesia tak berubah banyak dari waktu-ke waktu," ungkapnya.
Menurut
Arif, selama delapan tahun penduduk miskin hanya berkurang rata-rata
7,51 juta setiap tahun. Dia menyarankan, untuk mempercepat penurunan
kemiskinan, kebijakan penanggulan kemiskinan harus dirumuskan ulang.
"Pencapaian
swasembada pangan yang diprioritaskan untuk wilayah pedesaan adalah
kata kunci yang harus dilakukan segera. Pemerintah harus memberikan
prioritas yang lebih kepada petani, terutama dengan melalui program
intensifikasi yang bersifat menyeluruh dan tak partikulatif. Ini harus
dimulai dari pengembangan riset dan teknologi yang berbasis pertanian
pangan, pengembangan infrastruktur pertanian, insentif kepada petani,
sampai dengan program industrialisasi perdesaan," tuturnya.
Ditambahkan,
dengan pencapaian swasembada pangan, pemerintah dapat lebih mudah
menjaga stabilistas harga pangan. "Stabilitas harga pangan yang
terkendali akan mempercepat proses penurunan kemiskinan karena orang
miskin 73,5 persen pengeluarannya dipergunakan untuk membeli bahan
makanan," ucapnya lagi.
Penulis : Suhartono | Kamis, 3 Januari 2013 | 16:57 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar