Jumat, 27 Juni 2014

Pemerintah Tambah Terus Kapal Selam untuk TNI-AL

Pemerintah Tambah Terus Kapal Selam untuk TNI-AL

Heli Bell 412 EP milik Skuadron Udara 400 Wing Udara 1 Puspenerbal bermanuver di atas Kapal Selam KRI Nanggala-402, saat Latihan Kerja Sama Taktis KRI dan Pesawat Udara 2014 di Laut Jawa di utara Tuban, Jatim, Selasa (6/5/2014). (Antara/Eric Ireng)
Heli Bell 412 EP milik Skuadron Udara 400 Wing Udara 1 Puspenerbal bermanuver di atas Kapal Selam KRI Nanggala-402, saat Latihan Kerja Sama Taktis KRI dan Pesawat Udara 2014 di Laut Jawa di utara Tuban, Jatim, Selasa (6/5/2014). (Antara/Eric Ireng)

Metrotvnews.com, Surabaya: Pemerintah akan menambah jumlah kapal selam yang dimiliki TNI-AL dengan menambah tiga kapal selam lagi dari dua kapal selam yang sudah dimiliki.

"Saat ini sudah memiliki dua, sekarang dalam proses penyelesaian produksi kapal selam tiga lagi. Kami akan tambah terus," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada wartawan di sela-sela serah terima Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter di dermaga Ujung PT PAL Surabaya, Rabu (28/5/2014).

Menurutnya, pemerintah berkomitmen  menambah jumlah kapal selam yang dimiliki TNI-AL. Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menambah kemampuan pertahanan laut yang dimiliki TNI-AL.

"Saat ini kami kembangkan kapal selam dari Jerman untuk seri 209. Kita juga sedang bangun tiga kapal selam dari Korea," kata Purnomo,

Untuk memenuhi batas minimal kekuatan laut, pemerintah akan membeli sebanyak 15-18 kapal selam baru. Selain Jerman, beberapa negara juga telah menawarkan kapal selam baru di antaranya dari Rusia, Prancis, serta Swedia.

Untuk Rusia, kapal selam yang ditawarkan adalah jenis Kilo Class dengan efek penangkal bebas yang cukup baik karena dilengkapi senjata seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, dan antipeluru kendali, serta rudal dengan daya jelajah hingga 300 kilo meter.

"Kami sudah tinjau dan kelihatannya yang dari Rusia ini tidak pas dengan medan yang kita miliki. Karenannya, pemerintah saat ini masih mengandalkan pembuatan kapal selam dari Korea," ujarnya.

Untuk tiga kapal selam yang saat ini diproduksi galangan Korea, satu di antaranya dibangun dengan bekerja sama antara galangan Korea dan PT PAL dengan cara transfer teknologi.

"Kami lebih suka jika pemenuhan kapal selam ini diproduksi PT PAL karena ada kegiatan ekonomi yang menguntungkan bagi tenaga kerja dalam negeri," kata Purnomo.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Marsetio mengatakan, saat ini TNI-AL hanya memiliki dua kapal selam.

Diharapkan, tiga kapal selam yang dibangun bekerja sama dengan Korea segera rampung sehingga bisa menambah kekuatan yang dimiliki TNI-AL. "Kami punya dua, sekarang bangun lagi tiga, dan nanti akan kami bangun lagi tiga sehingga kekuatan minimum sudah kita miliki," katanya.
(Hnr)

Sumber: http://news.metrotvnews.com/read/2014/05/29/246993/pemerintah-tambah-terus-kapal-selam-untuk-tni-al




“Reinkarnasi” Kapal Selam TNI-AL


Kompasiana (MI) : Modernisasi Alutsista TNI di umpamakan layaknya seperti “gadis yang tengah diperebutkan  oleh banyak pemuda”. Perumpamaan ini terkait atas begitu banyaknya negara yang ingin menawarkan kerjasama pertahanan maupun latihan militer. Mulai dari Korea selatan yang melakukan ToT dan Hibah Alutsista, begitu pula Cina yang juga melakukan ToT, Rusia yang memberikan State Credit, AS yang memberikan hibah Alutsista, Pakistan dan Inggris yang datang menawarkan Alutsista canggihnya, Turki yang ingin megajak kerjasama membagun industri Pertahanan,hingga yang terakhir dan terbaru , dari Korea Utara,akan menawarkan kemitraan untuk membangun kapal selam mini. Hal ini terkait pada saat kedatangan dan kinjungan kenegaraan oleh Presiden Korea Utara, Kim Yong Nam pada saat kunjungan kenegaraan atas undangan Presiden SBY beberapa waktu yang lalu.


Yang menjadi Istimewa,di mana Hubungan  kedua Korea saat ini dalam keadaan yang memanas, Korea Selatan dan Korea Utara, berusaha menjalin dan mempererat hubungan dan kerjasama Militer dengan Indonesia. Secara bersamaan keduanya menawarkan produk militer yang sama yakni Kapal Selam. Hanya saja untuk Korea Selatan kontrak pembuatan Kapal Selam tipe 209 Changbogo telah di lakukan dengan melakiukan ToT kepada PT PAL. Sementara Korea Utara  masih dalam tahap penjajakan untuk menawarkan Mini Submarine atau Litoral Submarine. Entah suatu kebetulan atau tidak, tapi hal ini menjadi yang sangat istimewa. Ya, sangat istimewa untuk Indonesia. Betapa Indonesia di maknai sebagai negara yang dianggap berpengaruh untuk kawasan regional dan mitra strategis untuk membangun kerjasama di bidang Pertahanan dan pengembangan industri strategis di bidang Militer.


Kekuatan Korps Hiu Kencana TNI-AL dengan Armada Kapal Selamnya di era 60an begitu di takuti dan di segani di belahan Bumi Bagian Selatan, hingga membuat Belanda harus angkat kaki dari Pulau Irian pada saat operasi  TRIKORA atau membuat India mengurungkan niatnya untuk konfrontasi dengan Pakistan, Hal ini merupakan contoh sukses misi dari Korps Hiu Kencana. Dengan kekuatan 12 Unit Kapal Selam dari Whiskey Class  yang memakai nama senjata – senjata para Ksatria dan Dewa dalam dunia Pewayangan menambah angkernya Korps ini. KRI Cakra,  KRI Nenggala, KRI Pasopati, KRI Tjandrasa, KRI Aludra hingga KRI Nagabanda adalah nama –nama yang memperkuat Armada Kapal Selam TNI-AL. Dengan Armada Kapal Selam yang dimiliki oleh TNI-AL ini menjadi posisi tawar tinggi dalam langkah diplomasi militer hingga membuat Belanda berpikir seribu kali untuk terus menjejakkan kakinya di Bumi Cendrawaih Irian,bahkan sekutu utama Belanda yaitu AS, Inggris dan Australia berpikir ulang bila ingin menghadapi kekuatan TNI pada saat itu.


Namun era sekarang ini  kenyataannya  tidak sekemilau Kencana yaang di miliki oleh Korps Kapal Selam TNI- AL ini. Dengan luas wilayah 2/3 yang di kelilingi Lautan dan Samudera, tentunya amatlah tidak seimbang tugas yang harus di emban oleh Korps ini. Dengan hanya mengandalkan pada 2 unit Kapal Selam U-209 Class tentunya mustahil bisa mencover tugas yang ada. Adalah “miris” kalau kita membandingkan dengan kapal selam yang di miliki oleh Negara-Negara ASEAN. bila Singapura bisa di perkuat dengan 4 unit Sjoorman Class dari Swedia, Malaysia yang diperkuat dengan  2 unit Scorpene Class dari Prancis, Vietnam yang akan diperkuat menjadi  6 unit Kilo Class dari Rusia hingga Australia yang sudah dilengkapi Collin Class. Belum Negara adidaya Asia Bagian Selatan,India yang sudah  di perkuat dengan puluhan  Kilo Class bahkan melangkah lebih maju dengan mengembangkan Kapal Selam Nuklir Nerpa Class ( Akula II ). Apalagi kalau kita membandingkan dengan RRC yang siap menjulurkan Lidah Naganya hingga Ke Laut Cina Selatan.


Menyikapi perkembangan Regional yang terjadi saat ini dan memperhatikan peningkatan militer maritim masing – masing negara di kawasan ini, alangkah bijaknya TNI-AL khususya Korp  Hiu Kencana melakukan reinkarnasi kembali akan hadirnya Monster Bawah Laut ini. Dengan menambahkan kekuatan kembali 12 – 14 unit Kapal Selam.tentunya Kita tidak ingin kekuatan Kapal Selam yang hanya bertumpu pada KRI Cakra Dan KRI Nanggala saja atau 3 unit Changbogo Class yang sedang dikerjakan. Kita masih ingin nama-nama Senjata para Ksatria dan Dewa Kembali melekat pada Kapal Selam TNI-AL.  Ada penawaran  yang datang dari Rusia yang siap dengan State Creditnya, tinggal tunjuk dengan pilihan dari Kilo Class,Lada Class hingga Amur Class. Atau Negaranya “Mbahnya Kapal Selam”, Jerman. Dengan memilih di antara U-212 Class,U-214 Class ,U-216 Class hingga Dolphin Class seperti yang di miliki oleh AL Israel. Dengan penawaran yang sudah tersedia ini, merupakan pilihan yang bijak untuk mempercepat dalam memodernisasi Alutsista Korps Hiu Kencana TNI-AL sekaligus untuk mengimbangi kekuatan kapal selam yang dimiliki oleh negara-negara sekitar NKRI.


Selain dengan pilihan jenis Kapal Selam yang ada, tentunya kemandirian yang di jalankan bersama “Negeri Ginseng”, Korea Selatan  patutlah kita berikan apresiasi kepada Kemenhan dan TNI melalui PT PAL. Kita berharap PT PAL dan BUMNIS yang telibat bukan hanya mampu membuat Changbogo Class tapi juga bisa terlibat  dalam “Join Production” dalam pembuatan DSX-3000 Class yang tengah dikembangkan oleh DSNE Korsel. Bukan hal yang tidak mungkin dalam tahun 2024 mendatang dengan komitmen yang kuat dan Konsiten dalam Kebijakan Pertahanan dalam MEF Tahap II dan III, 12 hingga 14 unit Kapal Selam bisa Reinkarnasi kembali untuk memperkuat Korps Hiu Kencana TNI-AL. Dari Selat Malaka  di Bagian Barat hingga Laut Arafuru yang dalam di Bagian Timur atau dari Laut Sulawesi di Bagian Utara hingga ke Bagian Selatan Samudera Indonesia tidak sejengkal pun lepas dari pengamatan dan pengawasan periskop milik “Siluman Bawah Laut” TNI-AL.


Dengan “Tabah Sampai Akhir” sesuai mottonya, Korps Hiu Kencana  TNI-AL siap menjaga dan mengamankan Ibu Pertiwi hingga titik darah penghabisan. Semoga Korps Hiu Kencana semakin berkilau di masa yang akan datang dari satuan menuju Armada …….


Jalesveva Jayamahe Korps Hiu Kencana TNI-AL.
Sumber : Kompasiana 

Gambar tambahan...


 

Kamis, 26 Juni 2014

Selain membeli MBT Leopard, Pemerintah juga akan membeli Marder 1A3 dan Tank Pendukung?

Selain membeli MBT Leopard, Pemerintah juga akan membeli Marder 1A3 dan Tank Pendukung?

Revo2
Muantab dah.. Setelah jalan panjang naik turun TNI AD untuk memiliki armada Main Battle Tank menemui titik cerah dengan disetujuinya pembelian 100 unit MBT Leopard 2A4, ternyata usaha peningkatan Alutsista angkatan darat kembali menuai berita yang mengejutkan. Sepertinya yang dilansir Blog Militer Beritahankam.blogspot.com, berikut petikannya :


Terkait dengan pembelian sejumlah 103 unit Main Battle Tank (MBT) Leopard, Tank jenis Marder 1A3 sebanyak 50 unit dan Tank pendukung 10 unit, Wamenhan menyampaikan bahwa pihak Rheinmetall akan berada di Indonesia untuk finalisasi penandatanganan kontrak yang akan dilaksanakan pada minggu ke empat September 2012. Wamenhan juga mengungkapkan pihak Rheinmetall telah mempersiapkan pengiriman perdana Main Battle Tank (MBT) Leopard sesuai dengan target Kementerian Pertahanan tetapi terdapat beberapa hal terkait administrasi dan logistik yang perlu diselesaikan oleh pihak Rheinmetall dengan Kementerian Pertahanan. Dengan demikian Main Battle Tank (MBT) Leopard dapat tiba di Indonesia pada awal November 2012 bertepatan dengan pameran Industri pertahanan Indo Defence 2012.
Bila Berita itu benar-benar bisa direalisasikan dengan lancar, maka total pembelian Alutsista Tank dari Jerman berjumlah 163 Tank, yang terdiri dari 40 Tank Leopard 2A4, 63 Tank Leopard 2 Revolution, 50 unit Tank Marder 1A3 dan 10 Tank pendukung Leopard 2. Sebuah upaya yang cerdas dan strategis bagi TNI dan Negara, apalagi paket pembelian ini disertai juga dengan alih teknologi (ToT). Bila penguasaan teknologi ini berjalan baik, manfaat jangka panjang Indonesia dalam kemandirian militer dapat terlaksana. Untung saja, Parlemen Belanda menolak menjual Leopardnya ke Pemerintah RI sehingga TNI berpaling ke negara produsennya langsung dengan bonus yang melimpah.
Informasi dan pembahasan mengenai Tank Leopard 2A4 mungkin sudah cukup banyak dan sering termasuk Tank pendukungnya, maka yang membuat ane tertarik untuk mengulasnya adalah Leopard 2 Revolution dan Medium Tank Marder 1A3,  cekidot :

Tank Berat Leopard 2 Revolution (63 Unit)

revos

Merupakan salah satu MBT yang paling canggih, bentuk Upgrade dari Tank Leopard 2A4 dengan penambahan dalam berbagai lini. Memiliki keunggulan dari pada Leopard 2A4 dalam hal Urban Warfare. Dilengkapi dengan armor komposit baru yakni Advanced Modular Armor Protection (AMAP) sehingga meningkatkan kemampuan Proteksinya. Disertai juga dengan Modular Armor yang dapat digonta ganti dengan mudah bila salah satu modulnya rusak. Negara yang sudah memakai Leopard 2 Revolution adalah Singapura dengan nama Leopard 2SG. Dalam hal bobot, Leopard 2 Revolution jauh lebih berat yaitu sekitar 60 Ton, sedang Leopard 2A4 standart berkisar 56.6 Ton. Bila Indonesia sukses memakai Leopard 2 Revolution, maka RI menjadi negara pemakai kedua di ASEAN.

Revo

Overview :
Entered service :2010
Crew :4 men

Dimensions and weight
Weight :60 t
Length (gun forward) :~ 9.7 m
Hull length :~ 7.7 m
Width :~ 3.7 m
Height :~ 2.5 m

Armament
Main gun :120-mm smoothbore
Machine guns :1 x 12.7-mm, 1 x 7.62-mm
Elevation range :- 9 to + 20 degrees
Traverse range :360 degrees

Ammunition load
Main gun :42 rounds
Machine guns :?

Mobility
Engine :MTU MB-837 Ka501 diesel
Engine power :1 500 hp
Maximum road speed :~ 70 km/h
Range :~ 500 km

Maneuverability
Gradient :60%
Side slope :30%
Vertical step :1.15 m
Trench :3 m
Fording :1 m
Fording (with preparation) :4 m


Medium Tank (IFV) Marder 1A3 (50 Unit)


Penyertaan Tank medium Marder 1A3 dalam paket Penjualan Leopard sungguh mencengangkan terutama bagi Pindad yang berkeinginan untuk membuat Tank Medium. Adanya Alih Teknologi dari Jerman guna membangun Medium Tank Infantery Fighting Vehicle (IFV) berbasis Marder 1A3 bisa menjadi keuntungan strategis yang sangat besar bagi Indonesia. Selain bisa memenuhi demand dari TNI sendiri sebagai kemandirian alutsista, produk medium tank hasil ToT ini bisa jadi komoditi baru Pindad yang menggiurkan setelah sukses dengan Panzer ANOA. Bila berhasil memasukan Marder 1A3 dalam jajaran TNI AD maka Indonesia menjadi negara ke 3 di Dunia setelah Jerman sendiri dan Chili.

Overview :
Weight
28.5 t (31.4 short tons) marder 1A1/A2 33.5 t (36.9 short tons) marder 1A3 37.4 t (41.2 short tons) marder 1A5
Length :6.79 m (22 ft 3 in)
Width :3.24 m (10 ft 8 in)
Height :2.98 m (9 ft 9 in)
Crew :3+7
Armor
Welded steel, protection up to 20 mm APDS DM43 from 0 m and 25 mm APDS from 200 m (220 yd)
Main armament
20 mm Rheinmetall MK 20 Rh 202 automatic cannon
MILAN ATGM launcher
Secondary armament
7.62 mm MG3 machine gun
Engine
MTU MB 833 Ea-500 diesel engine
600 hp (441 kW)
Power/weight :21.1 hp/tonne
Transmission :RENK HSWL 194
Suspension :Torsion bar
Ground clearance :0.45 m (18 in)
Fuel capacity :652 L (143 imp gal)
Operational range :520 km
Speed :75 km/h (47 mph)marder 1A2 65 km/h (40 mph) marder 1A3

Semoga saja, kehadiran Alutsista baru nan garang ditubuh Militer RI. membuat efek deterens semakin besar, menaikan bargain di kancah diplomasi internasional dan menaikan peringkat dunia militer RI.

Sumber: http://kasamago.wordpress.com/2012/09/17/selain-membeli-mbt-leopard-pemerintah-juga-akan-membeli-marder-1a3-dan-tank-pendukung/

Myanmar Berencana Produksi Sendiri Pesawat Tempur JF-17 Thunder

Myanmar Berencana Produksi Sendiri Pesawat Tempur JF-17 Thunder


JF-17 Thunder
Myanmar akan membeli pesawat tempur multiperan JF-17 Thunder buatan China-Pakistan untuk meningkatkan kekuatan tempur udaranya, menurut laporan media lokal Myanmar.

Menurut Burma Times, Myanmar juga berniat membeli lisensi untuk memproduksi sendiri pesawat tempur JF-17, yang disebut di China sebagai FC-1 Xiaolong. Jika laporan itu benar, maka akan menjadikan Myanmar sebagai satu-satunya negara pengimpor pesawat tempur ini. Saat ini, hanya Angkatan Udara Pakistan yang mengoperasikan JF-17 (54 unit termasuk 6 prototipe) dan dilaporkan Islamabad saat ini juga sedang dalam proses pengembangan untuk mengupgrade pesawat tempur tersebut.

Meskipun kebenaran laporan ini belum dikonfirmasi oleh pemerintah Myanmar, namun pembelian ini sangat masuk akal mengingat Myanmar sejak dulu dan saat ini banyak mengoperasikan pesawat buatan China. Sebut saja 21 pesawat serangan darat NAMC A-5C, 24 interseptor Chengdu F-7M Airguard, 6 pesawat latih Chengdu FT-7S Airguard dan 4 pesawat angkut medium Y-8. Negara Asia Tenggara ini juga membeli 11 UAV Sky 02A dari China, dan 24 unit lainnya dibangun sendiri oleh Myanmar dengan nama Yellow Cat A2.

Selain itu, Myanmar juga mengoperasikan 12 unit (30 lainnya dalam order) pesawat latih tempur Karakorum-8 (JiaoLian-8), yang juga diproduksi bersama oleh China dan Pakistan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa kontrak pembelian untuk K-8 juga termasuk lisensi untuk memproduksi komponen di dalam negeri. Beberapa tahun lalu Myanmar juga dikabarkan mempertimbangkan pembelian JF-17 sebelum akhirnya memutuskan membeli pesawat tempur MiG-29 dari Rusia.

Laporan Burma Times mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir pesawat-pesawat Myanmar mengalami masalah serius terkait kurangnya pemeliharaan, suku cadang dan teknisi yang terlatih. Tony David, seorang analis dari Jane mengatakan bahwa minimnya pengalaman, kurangnya pemeliharaan dan minimnya koordinasi unit darat dan udara telah membatasi efektivitas operasional Angkatan Udara Myanmar. Jadi pembelian JF-17 beserta teknologinya akan masuk akal bagi Myanmar.
Selain untuk meningkatkan kekuatan tempur udaranya, analis menilai pembelian JF-17 juga akan membantu Myanmar menjaga paritas negara tetangga Bangladesh, yang mana kekuatan tempur udara Bangladesh akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang dengan pembelian pesawat dari Rusia dan China. Bangladesh sebelumnya juga dilaporkan telah menolak penawaran JF-17.

JF-17 adalah pesawat tempur ringan bermesin tunggal yang dapat dipersenjatai dengan berbagai bom dan rudal termasuk rudal PL-5EII, PL-9C, PL-12 AAM, dan C-802A, bom (penggunaan umum), dan amunisi laser guided. Persenjataan standar yang melengkapi JF-17 adalah meriam GSH-23-2 23 mm dua laras atau kaliber 30 mm dari versi yang sama.

Perangkat avionik terdiri dari DEEC electronic warfare suite, NRIET KLJ-7 multi-mode fire control radar, night vision goggles yang kompatibel dengan kaca kokpit, helmet mounted sights (HMS) dan externally mounted pods seperti KG-300G self-protection radar jamming pod dan WMD-7 day/night targeting pod.

Mesin Rusia RD-93 memberikan JF-17 kecepatan maksimum hingga Mach 1,6, radius tempur hingga 1.352 km, jangkauan penerbangan feri sejauh 3.482 km dan service ceiling 16.920 m dengan bobot maksimum saat lepas landas 12.383 kg.
 
Laporan Burma Times tidak mengonfirmasi JF-17 apa yang akan dibeli oleh Myanmar, apakah Block I atau Block II, yang masing-masing seharga USD 20 juta dan USD 25 juta.

Jika jadi, pembelian Myanmar atas JF-17 ini akan menjadi keuntungan besar bagi China dan Pakistan. Kedua negara ini telah mencoba memasarkannya, tetapi hingga kini belum ada negara yang bersedia membelinya. Seperti laporan Artileri pada 2013 lalu, Pakistan mengatakan bahwa akan mulai mengekspor JF-17 pada tahun 2014. Perkiraan ekspornya adalah 5-7 unit dengan sasaran (telah terjadi penawaran dan dialog) kepada Sri Lanka, Kuwait, Qatar dan negara-negara sahabat lainnya.
Selain pesawat buatan China, Myanmar saat ini mengoperasikan 31 unit varian pesawat tempur MiG yang terdiri dari 20 MiG-29B, 6 MiG-29SE dan 5 MiG-29UB, 4 unit pesawat latih tempur Soko G-4 Super Galeb buatan Serbia, 26 pesawat latih dan pembom ringan Pilatus dari Swiss, 9 helikopter serang Mi-35 dan lebih dari 90 helikopter transportasi dan utilitas.
Sumber: http://www.artileri.org/2014/06/myanmar-berencana-produksi-jf-17-thunder.html









Rabu, 25 Juni 2014

Tank Leopard


Leopard 2 adalah tank tempur utama (main battle tank, MBT) Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970-an dan mulai digunakan pada 1979. Leopard 2 menggantikan Leopard 1 sebagai tank tempur utama Angkatan Darat Jerman Barat (Bundeswehr). Beragam versi telah digunakan oleh Angkatan Darat Jerman dan di 12 negara Eropa lainnya, beberapa dari luar Eropa. Lebih dari 3,480 Leopard 2 telah diproduksi. Leopard 2 pertama kali digunakan Angkatan Darat Jerman pada Perang Kosovo serta pasukan Kanada dan Denmark yang tergabung dalam ISAF di medan tempur Afghanistan.
Ada dua pengembangan utama pada tank ini, dari model pertama hingga versi Leopard 2A4 yang memiliki kubah tembak vertikal berlapis baja dan model yang lebih maju, Leopard 2A5, serta versi yang lebih baru lagi, yang memiliki kubah tembak menyudut seperti anak panah dengan appliqué armour serta beberapa pengembangan lainnya. Seluruh model dilengkapi dengan sistem pengontrol penembakan digital dan laser penjejak jarak, meriam utama 120 mm dengan kestabilan tinggi, senapan mesin koaksial, serta perlengkapan untuk melihat dan membidik dalam kegelapan (night vision) yang lebih maju. Leopard 2 adalah kendaraan tempur pertama yang menggunakan alat pembidik low-light level TV system atau LLLTV; sementara pengindera panas baru diperkenalkan setelah itu. Tank ini memiliki kemampuan untuk bertempur menghadapi sasaran bergerak walaupun melewati medan yang sangat sulit dan tidak rata. Varian yang aktif antara lain 2A4, 2A5, 2A6, dan 2A7 (paling baru). Banyak Leopard 2 yang di-upgrade untuk memperpanjang masa tugasnya dan memperkuat persenjataanya, umumnya ke varian 2A5 dan 2A6.

Leopard 2
Leopard 2 A5 der Bundeswehr.jpg
The Leopard 2A5 (Data pada 2A6)
Tipe Tank tempur utama
Negara asal  Jerman Barat
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1979-sekarang
Pada perang Perang Kosovo, Perang Afghanistan
Sejarah produksi
Perancang Krauss-Maffei
Tahun 1970-an
Produsen Krauss-Maffei Wegmann
Maschinenbau Kiel
Biaya produksi 2A6: US$5.74+ juta (2007)
Diproduksi 1979-sekarang
Spesifikasi
Berat 62,3 ton
Panjang 997 m (39,300 in) (total)
Lebar 375 m (14,800 in)
Tinggi 30 m (1,200 in)
Awak 4

Tempur Komposit generasi ke-3; termasuk baja yang diperkeras, tungsten dan plastic filler dengan komponen keramik.
Senjata
utama
Meriam tank Rheinmetall kaliber 120 mm L44 atau L55; berisi 42 peluru
Senjata
pelengkap
2 x 7.62 mm MG3A1 berisi 4,750 peluru
Jenis Mesin Mesin diesel twin turbo V12 MTU MB 873 Ka-501 berpendingin air
1.500 PS (1,479 hp, 1,103 kW) pada 2600 rpm
Daya kuda/ton Templat:Convert/PS/t
Transmisi Renk HSWL 354
Suspensi Torsion bar
Kapasitas tangki 1.200 liter
Daya jelajah 550 km (340 mil) (bahan bakar internal)
Kecepatan 72 km/j (45 mph)

 

Sejarah

Pengembangan

Meski Leopard 1 mulai digunakan pada 1965, versi yang persenjataannya diperberat yakni meriam Rheinmetall L44 120 mm memang dipertimbangkan untuk menyaingi desain tank Uni Soviet, namun kemudian dibatalkan setelah ada proyek bersama dengan Amerika Serikat, yakni "super-tank" MBT-70. Tank MBT-70 memang merupakan desain yang revolusioner, tetapi mengingat biayanya yang sangat mahal, Jerman Barat mengundurkan diri dari proyek ini pada 1969.
Program nasional mulai dijalankan pada 1970 oleh Krauss-Maffei. Setahun kemudian diputuskan bahwa model tank yang akan dibuat harus didasarkan pada model sebelumnya, Experimentalentwicklung (kemudian disebut sebagai proyek Keiler) dari tahun-tahun enampuluhan (yang sebenarnya diambil dari apa yang disebut sebagai vergoldeter Leopard atau "Leopard yang disepuh emas"), bukannya modifikasi dari MBT-70 atau Eber. Desain baru yang dibuat pada 1971 itu disebut sebagai "Leopard 2" mengingat Leopard yang asli kemudian disebut sebagai Leopard 1. Sebanyak 17 purwarupa dipesan pada tahun itu (meski hanya 16 yang akhirnya jadi. Kendaraan itu harus seberat limapuluh metrik ton.
Pada 11 Desember 1974, pemerintah Jerman Barat dan Amerika Serikat menandatangani sebuah Memorandum of Understanding tentang kemungkinan dilaksanakannya kerjasama produksi MBT baru setelah Amerika Serikat membeli dan melakukan penelitian terhadap purwarupa bernomor lambung 7 pada 1973. Dengan melihat pengalaman perang Yom Kippur memang diperlukan sebuah lapisan pelindung baja yang kualitasnya lebih baik pada purwarupa yang telah diproduksi ini, yakni dengan menggunakan lapisan baja yang sangat miring. Kelas kendaraan ini meningkat menjadi enapuluh ton. Purwarupa Nomor 14 diubah bentuknya menjadi lebih gemuk untuk mencoba konfigurasi lapisan baja yang lebih baru, sebagai akibat digunakannya lapisan pelindung baja berperforasi yang vertikal. Kubahnya menjadi lebih luas daripada kubah Leopard 1 karena adanya ruang penyimpanan amunisi yang lebih besar di bagian belakang. Leopard 2 sudah menggunakan lapisan baja pelindung berperforasi (perforated armour), dan bukan Chobham armour seperti yang pernah diklaim sebelumnya. PT-14 menggunakan meriam 120 mm buatan Rheinmetall yang dipakai juga oleh tank Amerika Serikat, M1 Abrams. Kemudian dipesan juga dua purwarupa lambung baru dan tiga tipe kubah, satu kubah (PT-20) dilengkapi meriam 105 mm dengan sistem kontrol penembakan (fire control system) Hughes, PT-19 dengan sistem kontrol penembakan yang sama, tetapi bisa ditukar dengan meriam Rheinmetall 120 mm (yang memang diganti oleh pihak Amerika Serikat), dan satu lagi (PT-21) dengan sistem kontrol penembakan buatan Hughes-Krupp, Atlas Elektronik EMES 13, yang mengendalikan meriam 120 mm.

Operator

Negara Jumlah Unit Keterangan
 Austria 114 unit ex Belanda
 Kanada 120 unit 20 diantaranya disewa dari Jerman untuk Perang Afghanistan, 15 lagi dibeli dari Jerman untuk suku cadang
 Chili 132 unit ex Jerman
 Denmark 51 unit ex Jerman
 Finlandia 124 unit ex Jerman.
 Jerman 2.350 unit semua varian. Banyak yang dijual ke negara lain pasca Perang Dingin atau disimpan. 408 unitaktif di AD Jerman
 Norwegia 52 unit ex Belanda
 Polandia 128 unit ex Jerman
 Portugal 37 unit ex Belanda
 Singapura 96 unit ex Jerman, termasuk 30 lainnya sebagai suku cadang
 Spanyol 327 unit 108 ex Jerman, sisanya baru
 Swedia 120 unit ditambah 160 unit ex Jerman (tidak operasional)
 Swiss 380 unit
 Turki 339 unit ex Jerman
 Yunani 353 unit (183 ex Jerman, sisanya baru)

Bekas operator

Negara Jumlah Unit Keterangan
 Belanda 445 unit Banyak yang dijual pasca Perang Dingin, 82 aktif dan 26 di penyimpanan, ditambah 1 unit dalam kondisi rusak. Pada 8 April 2011, Menteri Pertahanan Belanda mengumumkan bahwa divisi tank Belanda akan dibubarkan akibat pemotongan anggaran besar-besaran dan semua tank Belanda akan dijual.Pada 18 Mei 2011, tank terakhir menembak untuk terakhir kali di area latihan NATO Bergen-Hohne Training Area di Jerman.

Operator masa depan/kemungkinan operator

Negara Jumlah Unit Keterangan
 Arab Saudi 600-800 unit Pemerintah Arab Saudi berniat membeli Leopard 2A7 (sekitar 600-800 unit). Awal Juli 2011, pers jerman melaporkan bahwa Bundessicherheitsrat (Dewan Keamanan Federal Jerman) menyetujui penjualan 200 unit Leopard 2A7+ ke Arab Saudi. Hal ini mengundang kritikan di dalam dan di luar Jerman, karena negara Arab Saudi dikenal otokratik dan terlibat dalam menindas protes rakyat di negara tetangga Bahrain. Kritikan juga datang dari dalam pemerintahan koalisi Angela Merkel, dan, juga dari dalam pabrikan, KMW. Sejauh ini, kontrak penjualan belum disepakati, dan isu ini masih diperdebatkan publik Jerman dan di Bundestag (parlemen federal Jerman).
 Indonesia 100 unit Leopard 2A4 serta Leopard 2RI, pembelian baru dari Jerman, setelah Belanda tidak menyetujui penjualan tank tersebut ke Indonesia setelah batas waktu yang ditetapkan pemerintah Indonesia, setelah protes dari Parlemen Belanda.  Leopard 2RI merupakan paket upgrade Leopard 2 Revolution yang disesuaikan dengan keinginan TNI AD. 2 unit pengiriman pertama Leopard 2A4 berbarengan dengan 2 unit Marder 1A3 telah mendarat di Jakarta pada 23 September 2013.
 Qatar 200 unit Pemerintah Qatar tertarik membeli 200 unit Leopard 2 dari KMW. Kontrak pembelian baru dibahas dan disepakati jika ada persetujuan dari Bundessicherheitsrat (Dewan Keamanan Federal Jerman). Permintaan Qatar tersebut belum dibahas di dewan tersebut hingga saat ini.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Leopard_2

Gambar2 tambahan dari berbagai sumber...





Jumat, 20 Juni 2014

Jokowi Ingkar Janji Kepada Warga DKI Jakarta

Jokowi Ingkar Janji Kepada Warga DKI Jakarta



Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=NzHY6wPB9aU#t=239

Pendukungnya pasti setuju saja... ya silahkan.
Yang tidak setuju, karena ingkar janji... ya silahkan.

Indonesia Negara Merdeka, warga nya bebas untuk memilih.
=> JANGAN SALAH PILIH !

Kamis, 19 Juni 2014

Kalah Lagi, Spanyol Tersingkir dari Piala Dunia 2014 di Brazil

Kalah Lagi, Spanyol Tersingkir dari Piala Dunia 2014 di Brazil

Headline
Cile bobol gawang Spanyol - (Foto: Fifa/GettyImages) Oleh: Roby Rizky
Bola - Kamis, 19 Juni 2014 | 03:59 WIB

INILAHCOM, Rio de Janiero – Juara bertahan Spanyol harus pulang kampung lebih cepat dari perhelatan Piala Dunia 2014 setelah menelan kekalahan atas Cile di Grup H dengan skor 2-0.
Laga kedua di grup B antara Spanyol dan Cile berakhir dengan skor 2-0 untuk Cile di Stadion Maracana, Kamis dini hari (19/6/14) WIB.Masing-masing gol dicetak Eduardo Vargas dan Charles Aranguiz.
Spanyol rupanya belum bisa bangkit dari performa buruk yang terlihat saat kalah 1-5 dari Belanda di laga perdana. Lawan Cile, barisan pertahanan Spanyol kembali terlihat mudah terkoyak oleh serangan balik cepat dari sayap.
Efektivitas permainan La Furia Roja pun dipertanyakan. Kendati unggul hingga 63 persen dalam penguasaan bola, hanya enam tembakan yang mengarah ke gawang. Sementara Cile, meski hanya mendapat 37 persen porsi penguasaan bola, mampu melepaskan empat tembakan ke arah gawang.
Dengan kekalahan ini, Spanyol dipastikan tersingkir dari Piala Dunia. Dari dua laga yang telah dimainkan, peringkat teratas diduduki Belanda dengan enam poin, diikuti Cile dengan poin yang sama, serta Australia tanpa poin. Spanyol, yang belum mengemas satu poin pun seperti Australia, dipastikan tak bisa menyusul perolehan Belanda dan Cile. Untuk lolos ke fase berikutnya, setiap tim harus bisa berada di posisi dua besar.
Di pertandingan kedua ini, Vicente del Bosque melakukan perubahan susunan pemain untuk skuat Spanyol. Gerard Pique dan Xavi tidak diturunkan dari awal laga di pertandingan ini, sang pelatih lebih memilih Javi Martinez dan Pedro untuk bisa membuat perubahan di dalam tim.
Di Cile, pelatih Jorge Sampaoli masih menurunkan pemain yang sama saat pertandingan pertama mereka berhasil mengalahkan Australia. Arturo Vidal di lini tengah akan membantu menyodorkan bola ke lini depan yang di motori oleh Alxes Sanchez.
Jalannya Pertandingan:
Baru berjalan dua menit di babak pertama, Cile langsung mengancam lewat sundulan Gonzalo Zara.
Menit ke-15, Spanyol menebar ancaman melalui Xabi Alonso. Namun tendangannya masih bisa dihalau, kiper Cile, Clauido Bravo.
Lima menit berselang, Cile membuka keran gol lebih dulu melalui kaki Eduardo Vargas. Cile untuk sementara ungguli Spanyol dengan skor 1-0.
Menit ke-24, Xabi Alonso memiliki peluang lewat tendangan first time-nya, namun arah bola masih melebar jauh dari gawang Cile.
Spanyol terus mencari peluang untuk bisa menyamakan kedudukan. Kali ini giliran Diego Costa. Sayang, tendangannya masih menjauh tipis dari gawang Cile.
Jelang 10 menit turun minum, giliran Spanyol yang justru tertekan oleh Cile. Akhirnya di menit ke-44, Charles Aranguiz sukses memanfaatkan tendangan rebound dari pantulan Casillas. Cile semakin unggul jauh 2-0 atas Spanyol.
Hingga turun minum, skuat asuhan Jorge Sampaoli tersebut berhasil mengungguli sang juara bertahan dengan skor 2-0.
Di awal babak kedua, Cile tampil sabar dan disiplin dalam bertahan. Peluang yang didapat Diego Costa pada menit ke-49 dari dalam kotak penalti masih bisa dihalau barisan pemain bertahan Cile.
Bola masih dikuasai para pemain Spanyol dan masih pada menit yang sama, Jordi Alba melepaskan tembakan dari luar kotak penalti. Bola masih jauh dari sasaran.
Menit ke-53, Sergio Busquets mendapat peluang emas untuk mencetak gol bagi Spanyol. Sayang, sontekannya dari jarak kurang dari lima meter di depan gawang memanfaatkan umpan silang Diego Costa masih melenceng.
Sementara itu, Cile baru mendapatkan peluang melepaskan tendangan pada menit ke-65. Tendangan Vargas dari luar kotak penalti masih bisa ditepis kiper lawan.
Pertahanan Spanyol benar-benar kedodoran lewat serangan balik. Menit ke-68, lewat counter attack, Mauricio Isla mendapatkan ruang tembak di sisi kanan kotak penalti lawan, memanfaatkan umpan pendek Vargas. Tendangannya masih melebar.
Masih dari serangan balik, kali ini Cile mendapat peluang pada menit ke-71. Tandukan Guttierez memanfaatkan umpan silang Alexis Sanchez masih melambung.
Spanyol, yang kesulitan mengurai pertahanan Cile, mencoba berspekulasi dari luar kotak penalti. Upaya Cazorla pada menit ke-80 dan Iniesta pada menit ke-85 masih bisa diantisipasi kiper Claudio Bravo. Hingga laga usai, Cile tetap unggul 2-0.
Susunan Pemain:
Spanyol: Iker Casillas; Javi Martinez, Sergio Ramos, Jordi Alba, Cesar Azpilicueta; Andres Iniesta, Pedro (Santi Cazorla 76’), Xabi Alonso, Sergio Busquets, David Silva; Diego Costa (Fernando Torres 64’); Pelatih: Vicente del Bosque.
Cile: Caludio Bravo; Francisco Silva, Gary Medel, Gonzalo Jara; Eugenio Mena; Mauricio Isla, Arturo Vidal (Carlos Carmona 88’), Charles Aranguiz (Felipe Gutierrez 64’), Marcelo Diaz; Alexis Sanchez, Eduardo Vargas (Jorge Valdivia 85’); Pelatih: Jorge Sampaoli.
Berita Terkait

Sumber: http://bola.inilah.com/read/detail/2111115/kalah-lagi-spanyol-tersingkir-dari-piala-dunia#.U6IWK3Zt01I

Rabu, 18 Juni 2014

10 Best Air To Air Fighter Aircraft In The World - (2010 - 2015)

10 Best Air To Air Fighter Aircraft In The World - (2010 - 2015)


1. F-22 Raptor



2. Sukhoi SU-35 (Rusia)


3. Eurofighter Typhoon (UK, Spain, Germany, Italy)



4. Sukhoi SU-30 (Rusia)


5. F-15 Eagle (USA)


6. F-35 Linghtning II (USA)



7. Dessault Rafale (France)


8. Sukhoi SU-33 (Rusia)



9. F-18E/F Super Hornet (USA)



10. Sukhoi SU-27 (Rusia)


Sumber: http://www.youtube.com/watch?v=F2k2GMw_Vhc
Gambar dari berbagai sumber via Google