Senin, 08 September 2014

Teknik Fotografi Blitz/Flash Light

Teknik Dasar Fotografi Digital : blitz/flash Light
blitz atau flash diterjemahkan secara bebas menjadi lampu kilat. Ini merupakan satu asesori yang sangat luas dipakai dalam dunia fotografi. Fungsi utamanya adalah untuk meng-illuminate (mencahayai/menerangi) obyek yang kekurangan cahaya agar terekspos dengan baik. Tetapi belakangan penggunaannya mulai meluas untuk menghasilkan foto-foto artistik. Artikel ini akan membahas dasar-dasar pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan flash dengan benar.
Menggunakan lampu kilat bukan hanya sekedar menyalakan flash, mengarahkan kamera kemudian klik dan jadilah satu foto yang terang, tetapi ada hal-hal yang perlu kita ketahui demi mendapat karya fotografi yang baik.

Blitz dan GN (Guide Number)
Untuk membagi/mengklasifikasikan blitz, ada beberapa klasifikasi yang dapat digunakan. Yang pertama, berdasarkan ketersediaan dalam kamera maka blitz dibagi menjadi built-in flash dan eksternal. flash built-in berasal dari kameranya sendiri sedangkan blitz eksternal adalah blitz tambahan yang disambung menggunakan kabel atau hot shoe ke kamera. Selain itu, kita juga dapat membaginya berdasarkan tipe/merk kamera.
Kita mengenal dedicated flash dan non-dedicated flash. Dedicated flash adalah flash yang dibuat khusus untuk menggunakan fitur-fitur tertentu dalam suatu kamera spesifik. Biasanya produsen kamera mengeluarkan blitz yang spesifik juga untuk jajaran kameranya dan dapat menggunakan fitur-fitur seperti TTL, slow sync atau rear sync, dll. Sedangkan blitz non-dedicated memiliki fungsi-fungsi umum saja dari kebanyakan kamera dan bisa digunakan terlepas dari tipe/merk kamera. flash jenis inilah yang biasanya membutuhkan banyak perhitungan karena flash yang sudah dedicated sudah mendapat informasi pencahayaan dari kamera sehingga tidak membutuhkan setting tambahan lagi.
Ada juga flash yang kekuatan outputnya (GN) bisa diatur dan ada juga yang tidak bisa (fixed GN). Kita akan cenderung lebih banyak membicarakan tentang flash yang non-dedicated, non-TTL, dan fixed GN.
Dalam fotografi menggunakan blitz, kita tidak akan lepas dari kalkulasi-kalkulasi yang berkaitan dengan intensitas cahaya yang terefleksi balik dari obyek yang kita cahayai. Karena itu, kita akan berjumpa dengan apa yang sering disebut GN (Guide Number) atau kekuatan flash. Secara singkat kita dapat katakan kalau flashnya berkekuatan besar, maka akan dapat mencahayai satu obyek dengan lebih terang dan bisa menjangkau obyek yang lebih jauh.
GN pada dasarnya merupakan perhitungan sederhana kekuatan flash. Kita mengenal 2 macam penulisan GN yaitu dengan menggunakan perhitungan satuan yang berbeda yaitu m (meter) dan feet (kaki). Lazimnya di Indonesia kita menggunakan hitungan dengan m. Ini merupakan salah satu pertimbangan juga karena untuk flash dengan kekuatan sama, angka GN m dan feet berbeda jauh. Selain itu, umumnya GN ditulis untuk pemakaian film dengan ISO/ASA 100 dan sudut lebar (35mm/24mm/20mm).
GN merupakan hasil kali antara jarak dengan bukaan (f/ stop atau aperture) pada kondisi tertentu (ISO/ASA 100/35mm/m atau ISO/ASA 100/35mm/feet). Sebagai contoh, jika kita ingin menggunakan flash untuk memotret seseorang yang berdiri pada jarak 5m dari kita menggunakan lensa 35mm dan kita ingin menggunakan f/2.8 maka kita memerlukan flash ber-GN 14. Penghitungan yang biasa digunakan biasanya justru mencari aperture tepat untuk blitz tertentu. Misalnya, dengan blitz GN 28 maka untuk memotret obyek berjarak 5m tersebut kita akan menggunakan f/5.6.
GN ini hanya merupakan suatu panduan bagi fotografer. Bukan harga mati. Yang mempengaruhinya ada beberapa. Salah satunya adalah ISO/ASA yang digunakan. Setiap peningkatan 1 stop pada ISO/ASA akan menyebabkan GN bertambah sebesar sqrt(2) atau sekitar 1,4 kali (atau jarak terjauh dikali 1.4) dan peningkatan 2 stop pada ISO/ASA akan menyebabkan GN bertambah 2 kali (atau jarak terjauh dikali 2).

Indoor flash
blitz sering bahkan hampir selalu digunakan di dalam ruangan. Alasannya karena di dalam ruangan biasanya penerangan lampu agak kurang terang untuk menghasilkan foto yang bisa dilihat. Memang, ada teknik menggunakan slow shutter speed untuk menangkap cahaya lebih banyak, tapi biasanya hal ini menyebabkan gambar yang agak blur karena goyangan tangan kameraman maupun gerakan dari orang yang ingin kita foto. Karena itu, biasanya kita menggunakan blitz.
Penggunaannya biasanya sederhana. Kita bisa setting kamera digital di auto dan membiarkannya melakukan tugasnya atau bisa juga kita melakukan setting sendiri menggunakan perhitungan yang sudah dilakukan di atas. Tidak sulit. Hanya saja, ada beberapa hal perlu kita perhatikan agar mendapatkan hasil maksimal.
1. Jangan memotret obyek yang terlalu dekat dengan blitz yang dihadapkan tegak lurus. Ambil contoh dengan blitz GN 20 yang menurut saya cukup memadai sebagai blitz eksternal bagi kamera digital dalam pemotretan indoor dalam ruangan (bukan aula). Jika kita ingin memotret sebutlah orang pada jarak 2 meter dengan ISO/ASA 200 maka kita membutuhkan f/16 yang tidak tersedia pada sebagian besar PDC dan akan menghasilkan gambar yang over. Karena itu, untuk PDC/DSLR biasanya sudah terdapat flash built-in yang TTL dan memiliki GN agak kecil (8-12 pada sebagian PDC, 12-14 pada DSLR). Gunakan itu daripada flash eksternal untuk obyek yang agak dekat.
2. Kombinasikan flash dengan slow shutter speed untuk mendapatkan obyek utama tercahayai dengan baik dan latar belakang yang memiliki sumber cahaya juga tertangkap dengan baik. Ini adalah suatu teknik yang patut dicoba dan seringkali menghasilkan gambar yang indah. Jangan takut menggunakan speed rendah karena obyek yang sudah dikenai flash akan terekam beku (freeze).
3. Bila ruangan agak gelap, waspadai terjadinya efek mata merah/red eye effect. Efek mata merah ini terjadi karena pupil mata yang membesar untuk membiasakan diri dengan cahaya yang agak gelap tetapi tiba-tiba dikejutkan cahaya yang sangat terang dari flash. Jika kamera dan/atau flash terdapat fasilitas pre-flash/red eye reduction, gunakan hal ini. Jika tidak, akali dengan mengubah sudut datangnya cahaya flash agar tidak langsung mengenai mata.
4. Dalam ruangan pun ada sumber cahaya yang kuat seperti spotlight. Hindari memotret dengan menghadap langsung ke sumber cahaya kuat tersebut kecuali ingin mendapatkan siluet yang tidak sempurna (kompensasi under 1 – 2 stop untuk siluet yang baik). Dalam kondisi demikian, gunakan flash untuk fill in/menerangi obyek yang ingin dipotret tersebut.

Bounce/Diffuse
flash adalah sumber cahaya yang sangat kuat. Selain itu, flash adalah cahaya yang bersumber dari sumber cahaya yang kecil (sempit). Karenanya, bila cahaya ini dihadapkan langsung pada suatu obyek akan menyebabkan penerangan yang kasar (harsh). Dalam sebagian besar foto dokumentasi konsumsi pribadi dimana petugas dokumentasi menggunakan kamera point & shoot (film/digital) ini bisa diterima. Tetapi dalam tingkat yang lebih tinggi dimana hasil foto ini akan menjadi konsumsi umum, alur keras cahaya akan memberi efek yang kurang sedap dipandang. Ditambah lagi biasanya ini akan menyebabkan cahaya flash memutihkan benda yang sudah agak putih dan menyebabkan detail-detail tertentu lenyap.
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menghindari hal ini dalam artian melunakkan cahaya tersebut:
1. Memperluas bidang datang cahaya yaitu dengan memantulkannya ke bidang lain (bounce).
2. Menyebarkan cahaya yang datang dari sumber kecil tersebut sehingga meluas (diffuse).
Bounce flash dilakukan dengan cara memantulkan flash ke satu bidang yang luas sehingga cahaya datang dalam sudut yang lebih luas. Kita bisa menggunakan langit-langit atau dinding yang ada dalam ruangan. Jika flash eksternal yang terpasang pada kamera digital terhubung melalui hot shoe, maka flash tersebut harus memiliki fasilitas tilt untuk memantulkan cahayanya. Jika terpasang melalui kabel synchro, maka kita bisa memasang flash pada bracket dengan posisi sedikit menghadap ke atas/samping atau memegangnya dengan posisi demikian.


Posisi memantulkan yang tepat agar cahaya jatuh tepat pada obyek adalah dengan menghadapkan flash tersebut pada langit-langit di tengah fotografer/flash dan obyek.
Beberapa hal perlu kita perhatikan dalam memanfaatkan bounce flash ini adalah:
1. Jarak untuk menghitung f/stop berubah bukan menjadi jarak kamera dan obyek tetapi berubah menjadi jarak yang dilalui oleh cahaya flash tersebut. Normalnya pada sudut tilt 45° kita akan melebarkan aperture 1 stop dan pada sudut tilt 90° kita melebarkan aperture sebesar 2 stop. Tentunya ini hanya panduan ringkas. Pada pelaksanaan tergantung teknis di lapangan.
2. Berkaitan dengan no. 1 di atas, maka jarak langit-langit/dinding tidak boleh terlalu jauh atau akan jadi percuma.
3. Gunakan selalu bidang pantul berwarna putih dan tidak gelap. Warna selain putih akan menyebabkan foto terkontaminasi warna tersebut sedangkan warna gelap akan menyerap cahaya flash tersebut.
4. Perhatikan bisa terjadi kemunculan bayangan pada sisi lain cahaya. Misalnya jika kita memantulkan ke langit-langit maka kita akan mendapatkan bayangan di bawah hidung atau dagu dan jika kita memantulkan ke dinding di kiri maka akan ada bayangan di sebelah kanan. Untuk mengatasinya kita dapat menyelipkan sebuah bounce card di bagian depan flash tersebut sehingga ketika kita memantulkan cahaya ke atas/samping kita tetap memiliki cahaya yang tidak terlalu kuat yang mengarah ke depan dan menetralisir bayangan yang muncul.
Untuk mengambil foto secara vertical, akan mudah kalau kita menggunakan koneksi kabel karena kita dapat dengan mudah menghadapkan flash ke atas jika menggunakan bracket atau dipegang. Tetapi jika koneksi kita adalah hot shoe maka pastikan flash kita memiliki fasilitas swivel head sehingga dapat kita putar menghadap ke atas. Lebih bagus lagi jika kita memiliki flash yang dapat di-tilt dan swivel. Ini akan mengakomodasi sebagian besar kebutuhan kita.
Cara lain melunakkan cahaya adalah dengan memperluas dispersinya. Caranya gunakan flash diffuser. flash diffuser akan menyebarkan cahaya yang keluar dari flash ke segala arah sehingga cahaya yang keluar tidak keras. Umumnya tersedia diffuser khusus untuk flash tertentu mengingat head flash berbeda-beda. Dapat juga kita membuat sendiri diffuser untuk flash kita menggunakan bermacam-macam alat.
Ketika kita menggunakan diffuser, sebenarnya kita menghalangi area tertentu dari arah cahaya flash dan membelokkannya ke tempat lain. Ini mengurangi kekuatan flash yang kita gunakan tersebut. Jika diffuser yang kita gunakan adalah hasil beli, maka kita dapat membaca berapa kompensasi aperture yang kita perlukan ketika menghitung eksposur. Biasanya terdapat pada kotak atau kertas manual. Jika kita memutuskan membuat sendiri, maka kita bisa melakukan eksperimen berkali-kali agar mendapatkan angka yang pas untuk kompensasi yang diperlukan kali lainnya.

Outdoor flash
Sekilas jika kita berpikir tentang penggunaan flash, maka kita akan tahu kalau itu berlaku untuk suasana pemotretan yang kekurangan cahaya. Karenanya, kita umumnya tidak memikirkan tentang perlunya penggunaan flash pada pemotretan luar ruangan (siang hari, of course) karena sinar matahari sudah sangat terang. Di sinilah kesalahan kita dimulai. flash sangat dibutuhkan pada pemotretan outdoor, terutama pada:
  1. Kondisi obyek membelakangi matahari. Pada kondisi seperti ini, meter kamera akan mengira suasana sudah cukup terang sehingga akan menyebabkan obyek yang difoto tersebut gelap/under karena cahaya kuat tersebut percuma karena tidak direfleksikan oleh obyek. Cara mengakalinya adalah dengan melakukan fill in pada obyek sehingga walaupun latar sangat terang tetapi obyek tetap mendapat cahaya.
  2. Matahari berada di atas langit. Ini akan mengakibatkan muncul bayangan pada bawah hidung dan dagu. Gunakan flash untuk menghilangkannya. Untuk melembutkan cahayanya gunakan bounce card atau diffuser.
  3. Obyek berada pada open shade (bayangan). flash digunakan untuk mendapatkan pencahayaan yang sama pada keseluruhan obyek karena bayangan akan membuat gradasi gelap yang berbeda-beda pada bagian-bagian obyek apalagi wajah manusia.
  4. Langit sangat biru dan menggoda. Jika kita tidak tergoda oleh birunya langit dan rela mendapat foto langit putih ketika memotret outdoor maka silahkan lakukan metering pada obyek tanpa menggunakan flash atau dengan flash. Jika kita rela obyek kekurangan cahaya asalkan langit biru silahkan lakukan metering pada langit. Nah, jika kita ingin langit tetap biru sekaligus obyek tercahayai dengan baik, gunakan metering pada langit dan fill flash pada obyek. Ini akan menghasilkan perpaduan yang tepat dan pas.
  5. Langit mendung. Ketika langit mendung, jangan segan-segan gunakan flash karena efek yang ditimbulkan awan mendung akan sama seperti jika kita berada di bawah bayangan.
Ada beberapa teknik pengunaan lampu kilat yaitu bounce flash, diffuse flash, direct flash, off camera flash. :
Teknik bounce flash (pantul)
Tujuan mengunakan teknik ini adalah untuk memantulkan cahaya dari flash ke permukaan yang lebih besar seperti langit-langit atau dinding. Dengan memantulkan cahaya dari flash, maka cahaya ruangan yang ada menjadi lebih merata dan halus. Teknik ini baik digunakan di dalam ruangan dengan langit-langit yang tidak terlalu tinggi.
Teknik Diffuse Light (menyebarkan cahaya)
Tujuannya sama dengan bounce yaitu membuat cahaya lebih merata dan halus. Teknik ini bisa dicapai dengan mengunakan aksesori seperti Gari Fong lightsphere atau stofen omnibounce. Dengan salah satu aksesori ini, kita bisa menyebarkan cahaya ke seluruh arah. Teknik ini baik digunakan di dalam ruangan yang relatif kecil.
Teknik Direct Flash (langsung)
Cara mengunakan teknik ini adalah dengan mengarahkan flash langsung ke subjek. Biasanya hasil dari direct flash cukup kasar, maka dari itu sering dihindari. Tapi kalau kita tidak bisa melakukan teknik bounce atau diffuse karena keterbatasan lingkungan, maka teknik ini bisa dilakukan.
Teknik Off Camera Flash
Tujuan teknik ini adalah untuk menghasilkan cahaya yang tearah pada suatu subjek. Misalnya dalam potret manusia, mengunakan teknik ini dengan benar dapat menghasilkan foto objek seperti tiga dimensi. Untuk mengunakan teknik ini, diperlukan penghubung antara kamera dan lampu kilat. Alat penghubung antara lain seperti kabel sinkronisasi (cable sync flash), atau wireless trigger (alat pemantik nirkabel). Dengan adanya alat penghubung, kamera bisa mengatur satu lampu kilat ataupun beberapa lampu kilat yang disusun dalam beberapa kelompok. Ada beberapa kamera digital SLR tingkat menengah seperti Nikon D90 dan Olympus E-620 memiliki wireless trigger built-in sehingga tidak memerlukan alat penghubung tambahan. Tapi biasanya, fitur ini ada kelemahannya seperti jangkauan yang pendek dan tidak terlalu bisa diandalkan di setiap situasi.
Source – Web

Sumber: http://maribelajarfoto.wordpress.com/2012/11/15/teknik-fotografi-blitzflash-light/

MEMILIH LAMPU STUDIO

MEMILIH LAMPU STUDIO

BUDGET
Apakah budget kita leluasa, sedang atau terbatas.
Lampu studio tersedia dipasaran mulai dari yang harganya 600ribu rupiah perbuah hingga yang 15juta rupiah perbuah.
Atau untuk Studio Kit dengan basic set 2 lampu dengan tiang lampu dan standard softbox mulai dari paket Rp 6juta rupiah hingga yang 45juta rupiah.
Jaminan untuk anda adalah, semua merek apapun baik lampu yang murah atau pun yang mahal sekalipun, selama lampu studio tersebut menghasilkan intensitas cahaya 5000 hingga 5500 K (Kalvin satuan cahaya) boleh dikatakan sudah memadai jadi anda mau beli yang murah boleh dan beli yang mahal juga boleh tanpa was was kalau yang murah hasilnya tidak sebagus yang mahal.

LOKASI
Apakah kita hanya akan memotret di studio saja atau kita juga sering memotret outdoor entah untuk PreWedding atau Glamour dengan Mix light.
Umumnya pemotretan di Studio biasanya memakai lampu yang mempunyai ukuran Joule antara 1200 hingga 3200 joule flash energy (semacam satuan untuk mengukur cahaya) ada yang memakai satuan Flash power 1000 watt/second kalau atau ada yang untuk mudahnya kita pakai Guide Number atau sekian GN).
Sedang untuk pemotretan di Outdoor kalau sifatnya hanya untuk fiil in kita cukup dengan flash light dengan joule kecil antara 600 hingga 1000 joule saja sudah cukup.
Anda bisa lihat di spec dari lampu yang anda beli, setidaknya bisa tanya atau cari referensi atau lihat di website lampu tersebut.

Contoh spec lampu studio:
- Specifications –
Flash Power : 600Ws
F-stop : 78GN
Recycling time : 1.0 – 4.0s (my actual real world measurement)
Flash duration : 1/1000 – 1/2000s
Color temperature : 5200 – 5500°K
Modeling light : E27/250W
Modeling mode : proportion mode/full
Output precision ± 0.01EV
Charging indication buzz/modeling light

PORTABILITY
Misalnya jawaban pertanyaan anda diatas tentang lokasi adalah Outdoor.
Apakah dilokasi pemotretan outdoor itu cukup tersedia fasilitas listrik atau GenSet (pembangkit listrik protable) atau sama sekali tidak ada.
Kalau ternyata di lokasi tidak ada sumber listrik dan mobil anda bisa mencapai lokasi pemotretan atau setidaknya dekat dengan lokasi pemotretan tersebut anda tetap bisa mendapatkan tenaga listrik dari mobil anda.
Anda dapat gunakan inverter atau perubah arus dari DC(melalui lighter port pada dashboar mobil) dan mengeluarkan arus AC yang bisa digunakan untuk pemotretan. Inverter ini bermacam macam mulai dari yang outputnya 100 watt hingga 250watt dan ini cukup memadai untuk lampu studio flash.
Bila ternyata lokasi pemotretan ini jauh dari mobil anda atau ditengah tengah sawah atau pepohonan, anda dapat pertimbangkan menggunakan Portable Light yaitu lampu studio yang cukup dengan tenaga batere 12 volt dan portable.
Ada beberapa merek yang dapat anda pilih seperti Porta Light kalau tidak salah keluaran Bowen. lalu ada Mobilite dari Broncolor, Mobilite dari Visatec dan Mobilite dari Golden Eagle dan ada beberapa merek lain.
Harganya pun tergantung budget anda mulai dari yang persetnya Rp2.5 juta hingga yang Rp27juta.

ACCESSORIES
Lampu Studio membutuhkan beberapa asesorie agar bekerja maksimal, dengan mengetahui jenis apa pemotretan yang akan sering anda lakukan akan memudahkan anda menentukan asesories apa saja yang perlu dibeli.
Misalnya:
- Reflektor pada lampu studio, ada yang sudut pencahayaan yang dipancarkan (iluminasi rangenya 60 hingga 90 derajat, ada yang lebih lebar lagi hingga 120derajat atau lebih.
- Payung ada yang silver, gold dan transparant, ukuran diameter juga berbeda dan bahan juga berbeda dan pasti harga juga berbeda mulai dari harga 80ribu hinga harga 450ribu.
- Lalu pintu penutup lampu studio atau pelembut efek cahaya, apakah anda perlu Barn door, Snoot, Honey Comb, strip softbox, hard softbox.
- Filter lampu studio
- Dsb


 

Sumber: http://pakgede.wordpress.com/2008/04/27/memilih-lampu-studio/

Minggu, 07 September 2014

Asmaul Husna: Daftar, Tulisan, dan Arti Nya

Asmaul Husna: Daftar, Tulisan, dan Arti Nya


Asmaul Husna adalah nama-nama yang baik milik Allah SWT. Secara harfiyah, pengertian Asmaul Husna adalah "nama-nama yang baik". Asmaul Husna merujuk kepada nama-nama, gelar, sebutan, sekaligus sifat-sifat Allah SWT yang indah lagi baik.

Istilah Asmaul Husna juga dikemukakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

"Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai asmaa'ul husna (nama-nama yang baik)" (Q.S. Thaha:8).

Umat Islam dianjurkan berdoa kepada Allah sambil menyebut Asmaul Husna. Misalnya, saat seorang Muslim memohon ampunan-Nya, maka ia berdoa mohon ampun sambil menyebut "Al-Ghoffaar" (Yang Maha Pengampun) dan seterusnya.

"Katakanlah (olehmu Muhammad): Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaa'ul husna (nama-nama yang terbaik)..." (Q.S Al-Israa': 110)

"Allah memiliki Asmaul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama yang baik itu..." (QS. Al-A'raaf : 180).
Jumlah Asmaul Husna adalah  99 nama, sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Tirmidzi, diperkuat dengan hadits riwayat Bukhari.

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata Nabi Muhammad Saw bersabda: "Sesungguhnya Allah Swt mempunyai 99 nama, yaitu seratus kurang satu, barangsiapa menghitungnya (menghafal seluruhnya) masuklah ia kedalam surga" (HR. Bukhari).

Daftar dan Makna Asmaul Husna
Ke-99 Asmaul Husna atau Nama-Nama yang Baik itu adalah sebagai berikut:

No.NamaArabIndonesia

AllahاللهAllah
1Ar RahmanالرحمنYang Maha Pengasih
2Ar RahiimالرحيمYang Maha Penyayang
3Al MalikالملكYang Maha Merajai/Memerintah
4Al QuddusالقدوسYang Maha Suci
5As SalaamالسلامYang Maha Memberi Kesejahteraan
6Al Mu`minالمؤمنYang Maha Memberi Keamanan
7Al MuhaiminالمهيمنYang Maha Pemelihara
8Al `AziizالعزيزYang Maha Perkasa
9Al JabbarالجبارYang Memiliki Mutlak Kegagahan
10Al MutakabbirالمتكبرYang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11Al KhaliqالخالقYang Maha Pencipta
12Al Baari`البارئYang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13Al MushawwirالمصورYang Maha Membentuk Rupa (makhluk-Nya)
14Al GhaffaarالغفارYang Maha Pengampun
15Al QahhaarالقهارYang Maha Memaksa
16Al WahhaabالوهابYang Maha Pemberi Karunia
17Ar RazzaaqالرزاقYang Maha Pemberi Rezeki
18Al FattaahالفتاحYang Maha Pembuka Rahmat
19Al `AliimالعليمYang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20Al QaabidhالقابضYang Maha Menyempitkan (makhluk-Nya)
21Al BaasithالباسطYang Maha Melapangkan (makhluk-Nya)
22Al KhaafidhالخافضYang Maha Merendahkan (makhluk-Nya)
23Ar Raafi`الرافعYang Maha Meninggikan (makhluk-Nya)
24Al Mu`izzالمعزYang Maha Memuliakan (makhluk-Nya)
25Al MudzilالمذلYang Maha Menghinakan (makhluk-Nya)
26Al Samii`السميعYang Maha Mendengar
27Al BashiirالبصيرYang Maha Melihat
28Al HakamالحكمYang Maha Menetapkan
29Al `AdlالعدلYang Maha Adil
30Al LathiifاللطيفYang Maha Lembut
31Al KhabiirالخبيرYang Maha Mengenal
32Al HaliimالحليمYang Maha Penyantun
33Al `AzhiimالعظيمYang Maha Agung
34Al GhafuurالغفورYang Maha Pengampun
35As SyakuurالشكورYang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36Al `AliyالعلىYang Maha Tinggi
37Al KabiirالكبيرYang Maha Besar
38Al HafizhالحفيظYang Maha Memelihara
39Al MuqiitالمقيتYang Maha Pemberi Kecukupan
40Al HasiibالحسيبYang Maha Membuat Perhitungan
41Al JaliilالجليلYang Maha Mulia
42Al KariimالكريمYang Maha Mulia
43Ar RaqiibالرقيبYang Maha Mengawasi
44Al MujiibالمجيبYang Maha Mengabulkan
45Al Waasi`الواسعYang Maha Luas
46Al HakiimالحكيمYang Maha Maka Bijaksana
47Al WaduudالودودYang Maha Mengasihi
48Al MajiidالمجيدYang Maha Mulia
49Al Baa`itsالباعثYang Maha Membangkitkan
50As SyahiidالشهيدYang Maha Menyaksikan
51Al HaqqالحقYang Maha Benar
52Al WakiilالوكيلYang Maha Memelihara
53Al QawiyyuالقوىYang Maha Kuat
54Al MatiinالمتينYang Maha Kokoh
55Al WaliyyالولىYang Maha Melindungi
56Al HamiidالحميدYang Maha Terpuji
57Al MuhshiiالمحصىYang Maha Mengkalkulasi
58Al Mubdi`المبدئYang Maha Memulai
59Al Mu`iidالمعيدYang Maha Mengembalikan Kehidupan
60Al MuhyiiالمحيىYang Maha Menghidupkan
61Al MumiituالمميتYang Maha Mematikan
62Al HayyuالحيYang Maha Hidup
63Al QayyuumالقيومYang Maha Mandiri
64Al WaajidالواجدYang Maha Penemu
65Al MaajidالماجدYang Maha Mulia
66Al WahiidالواحدYang Maha Tunggal
67Al AhadالاحدYang Maha Esa
68As ShamadالصمدYang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69Al QaadirالقادرYang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70Al MuqtadirالمقتدرYang Maha Berkuasa
71Al MuqaddimالمقدمYang Maha Mendahulukan
72Al Mu`akkhirالمؤخرYang Maha Mengakhirkan
73Al AwwalالأولYang Maha Awal
74Al AakhirالأخرYang Maha Akhir
75Az ZhaahirالظاهرYang Maha Nyata
76Al BaathinالباطنYang Maha Ghaib
77Al WaaliالواليYang Maha Memerintah
78Al Muta`aaliiالمتعاليYang Maha Tinggi
79Al BarriالبرYang Maha Penderma
80At TawwaabالتوابYang Maha Penerima Tobat
81Al MuntaqimالمنتقمYang Maha Pemberi Balasan
82Al AfuwwالعفوYang Maha Pemaaf
83Ar Ra`uufالرؤوفYang Maha Pengasuh
84Malikul Mulkمالك الملكYang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85Dzul Jalaali Wal Ikraamذو الجلال و الإكرامYang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86Al MuqsithالمقسطYang Maha Pemberi Keadilan
87Al Jamii`الجامعYang Maha Mengumpulkan
88Al GhaniyyالغنىYang Maha Kaya
89Al MughniiالمغنىYang Maha Pemberi Kekayaan
90Al MaaniالمانعYang Maha Mencegah
91Ad DhaarالضارYang Maha Penimpa Kemudharatan
92An Nafii`النافعYang Maha Memberi Manfaat
93An NuurالنورYang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94Al HaadiiالهادئYang Maha Pemberi Petunjuk
95Al BaadiiالبديعYang Indah Tidak Mempunyai Banding
96Al BaaqiiالباقيYang Maha Kekal
97Al WaaritsالوارثYang Maha Pewaris
98Ar RasyiidالرشيدYang Maha Pandai
99As ShabuurالصبورYang Maha Sabar

Ada kepercayaan di sebagian kalangan tentang keutamaan (fadhilah) satu per satu nama-nama tersebut. Itu hanya karangan, tidak ada dalilnya, bahkan cenderung menjadi hal bid'ah (mengada-ada). 

Umat Islam hanya diharuskan mengenali dan memahami sebagai bagian dari penguatan keimanan kepada Allah SWT, dan sering menyebutnya dalam doa. Wallahu a'lam.*

Sumber: http://www.risalahislam.com/2013/10/asmaul-husna-daftar-tulisan-dan-arti.html

Sabtu, 06 September 2014

Murattal Juz 30 (Juz ‘Amma) oleh Muhammad Taha Al-Junaid

Murattal Juz 30 (Juz ‘Amma) oleh Muhammad Taha Al-Junaid
Download Murattal Juz Amma... VBR MP3, Ogg Vorbis.


Rekaman bacaan Al-Qur’an Juz 30 (Juz ‘Amma) yang dibacakan dengan sangat indah dan begitu menyentuh oleh Qari Muhammad Thaha Al-Junaid hafizhahullah.
Beliau berasal dari Bahrain dan telah mengunjungi berbagai negara di dunia untuk mengimami shalat tarawih pada bulan Ramadhan. Rekaman ini diambil distudio saat beliau mengunjungi Masjid Green Lane di Brimingham, Inggris pada tahun 2011.

Rekaman ini disebarkan secara gratis dan berdasarkan ijin resmi dengan syarat tidak untuk tujuan komersil, dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 1435 H. Semoga kita dapat meraih manfaat darinya.

Audio Files VBR MP3 Ogg Vorbis
Taawudz Basmalah 498.3 KB  147.3 KB 
Al-Fatihah 1.5 MB  451.6 KB 
An-Naba 8.8 MB  2.5 MB 
An-Naziat 7.8 MB  2.2 MB 
Abasa 6.5 MB  1.9 MB 
At-Takwir 4.8 MB  1.4 MB 
Al-Infitar 3.7 MB  1.1 MB 
Al-Tatfif 8.2 MB  2.4 MB 
Al-Insyiqaq 4.5 MB  1.3 MB 
Al-Buruj 5.3 MB  1.5 MB 
At-Tariq 2.6 MB  762.2 KB 
Al-Ala 2.9 MB  865.2 KB 
Al-Gasyiyah 3.6 MB  1.0 MB 
Al-Fajr 6.3 MB  1.9 MB 
Al-Balad 3.5 MB  1.0 MB 
Asy-Syams 2.6 MB  764.4 KB 
Al-Lail 3.5 MB  1.0 MB 
Ad-Duha 1.9 MB  578.3 KB 
Al-Insyirah 1.3 MB  391.5 KB 
At-Tin 1.9 MB  584.8 KB 
Al-Alaq 3.1 MB  927.4 KB 
Al-Qadr 1.4 MB  408.9 KB 
Al-Bayyinah 4.0 MB  1.2 MB 
Az-Zalzalah 1.7 MB  500.5 KB 
Al-Adiyat 2.1 MB  621.6 KB 
Al-Qariah 1.8 MB  539.0 KB 
At-Takasur 1.6 MB  484.7 KB 
Al-Asr 842.0 KB  248.1 KB 
Al-Humazah 1.6 MB  475.5 KB 
Al-Fil 1.2 MB  373.3 KB 
Quraisy 1.0 MB  304.8 KB 
Al-Maun 1.5 MB  444.0 KB 
Al-Kausar 648.5 KB  193.5 KB 
Al-Kafirun 1.4 MB  431.1 KB 
An-Nasr 954.6 KB  283.5 KB 
Al-Lahab 1.1 MB  325.6 KB 
Al-Ikhlas 615.0 KB  181.9 KB 
Al-Falaq 969.3 KB  283.5 KB 
An-Nas 1.3 MB  379.8 KB 
Closing Track 522.8 KB  148.5 KB 
Opening Track 522.8 KB  178.9 KB 

Download sekaligus dalam file .ZIP : Disini

Sumber dari: http://abangdani.wordpress.com/2014/07/04/rilis-resmi-murattal-juz-30-juz-amma-oleh-muhammad-taha-al-junaid-dewasa/

Jumat, 05 September 2014

2014 4x4 of the Year

2014 4x4 of the Year


It is time again to test the newest 4x4s. Our 4x4 of the Year test is unusual in that it is not a comparison of similar vehicles but a test of the latest and greatest in 4x4 technologies. It does require that the vehicle be off-road capable, have a drivetrain equipped with low range, be for sale early in the model year, have a minimum production of 2,500, and (most importantly) be significantly changed or improved from prior models with regard to off-road capability (a new paint scheme doesn’t cut it).

For the 2014 4X4 of the Year test we have two trucks and two SUVs (the"wagons”), and these four contenders bring an amazing array of off-road innovation. We have three vehicles with direct injection, three with forced induction, two diesels, two gas, two with fully independent suspension, one solid-axle suspension, and one with some of both. Every vehicle has heated and cooled seats and navigation screens, but only one has leaf springs. There were no driver selectable lockers in the bunch, and the steering ranged from a hydraulic pump and gearbox to an electric rack-and-pinion to one that is half-electric and half-hydraulic.
There were also plenty of dials: dials to choose gearing, to choose terrain, to choose channels, but none to choose phone numbers, thank goodness. The vehicles at times had so many options it was distracting and confusing, and other times it was fun and exciting to see how far we have come with the vehicles we drive. Though we call the 4x4 of the Year a test and a shootout, it is more a technology fair where competitors show up with all their latest, greatest offerings for the off-road market and we determine what really works and what still need some work.
The four vehicles in this year’s test are the Chevy Silverado 1500, Ram 2500 diesel, Jeep Grand Cherokee diesel, and supercharged Range Rover Sport. These contenders may seem like odd opponents in an off-road wrestle mania, but in fact they are all quite capable in their own right and have something not seen before in their market. Our question is, which 4x4 is the best of 2014 and which ones will be sent home to keep training for next year?



2014 Chevrolet Silverado 1500
Stepping into the 2014 Chevy Silverado 1500 Z71 is like stepping into an old pair of boots that have just returned from getting resoled. It’s comfortable and capable, and you know exactly what you’re getting yourself into. It has something new but still feels like the same old boot—er, truck. But that may also be the biggest problem with the Z71.
What is new for 2014 from Chevy? The new 5.3L direct-injection V-8 engine as well as a 4.3L V-6 and a 6.2L V-8. A high-strength steel frame is also new, as is electric power-assisted steering rack-and-pinion. Some suspension and brake upgrades are new too. GM also redesigned the cab and bed and interior and exterior styling and added a rear bumper step à la the now defunct Avalanche. That said, the truck feels more like an evolution than a revolution. In fact, most judges felt like the interior and exterior design was very reminiscent of the prior GM trucks.
Looking underneath, the Silverado didn’t really evoke any oohs and ahhs either. The Z71 package includes Rancho shocks, but the tires were not aggressive. The stance of the truck is not tall, and the low-hanging sidesteps seemed unusually low for an “off-road” package. The steering tie rods look just as small as they were 10 years ago. We headed to the mud with the Chevy and it sank. OK, not really, but it didn’t exactly instill confidence in the sloppy stuff. The street tires were mostly to blame here, as was the low ground clearance.


From the mud we headed up some twisty mountain roads to find rocks to crawl. We were disappointed by the lack of power coming out of corners. The six-speed transmission was constantly hunting, and the poor 5.3L was revving, whereas the eight-speeds of the Jeep and Rover seemed to always be in the correct gear. When we found rocks, the low hanging sidesteps and long length did not make for a proficient crawler. Minimal traction control didn’t help either, and we soon found the Chevy due for the recovery strap.
We were getting kind of blah feelings about the Chevy until we headed to the hillclimb where, lo and behold, it walked up like a champ. The long low truck did take a nice ding to the front bumper on the climb, and the poor front air dam ejected itself as well. Still, the wheelbase, factory rear limited slip, and well-matched transmission and transfer case gearing—plus an odd torque management scenario that seemed to pulse the throttle and in effect reduce wheel spin—allowed the Chevy to conquer the climb like a superstar. It walked right up while the others had to fight and claw their way to the top.
This one simple act somehow reinvigorated the judges to the Chevy, and the next thing you know comments like “I’m starting to really like the Silverado” were heard around mealtime, as well as “The interior of this truck is actually pretty awesome” and “It has tons of power outlets of every style from USB to 12-volt to 110” and “This truck goes unnoticed, but it’s actually really good.” We headed to the dunes next, and the Chevy was a lot of fun to bomb around in. It would have been more fun with more power (like the Rover), but it was capable, and maybe we will have to revisit the dunes with a 6.2L Silverado someday.
Overall the Silverado is a great 1⁄2-ton truck. It doesn’t drive like a sports car, but it doesn’t need to—it’s a truck. It has a ton of storage and utility and can comfortably fit four grown men and all their gear while heading to a job site, a hunting cabin, or the back forty, exactly like a truck needs to do. While the Silverado hasn’t changed much notable other than the stylingand engine, it still fulfills all the requirements of a good truck. It can haul stuff, and it can go offroad. What more do you need?

The Pros
• Comfortable interior
• Suspension, new engine
• Bumper step
The Cons
• Too low for off-road package
• Lame car tires for off-road
• Not exciting except engine



2014 Jeep Grand Cherokee Limited
The off-road market is enamored of the small diesel engine, so the new 2014 Jeep Grand Cherokee with optional 3.0L V-6 EcoDiesel engine should be a hot seller. There is a lot to like about the EcoDiesel in the Grand Cherokee. It has more torque (420) than the 5.7L Hemi Grand Cherokee (390) we tested last year and the 5.3L Chevy (383) we tested this year, though not as much as the Rover (461) or the Ram (800). It gets better mileage than everything else we tested this year (21.2 mpg). However, the V-6 diesel only makes 240 hp and requires a fuel that is often as expensive or more than the premium fuel that Range Rover recommends in the supercharged Sport. Plus, the Diesel Grand was $4,000 more than the Hemi Grand we test just 12 months ago.
The diesel Grand is very cool, but it isn’t perfect. For instance, no one who got out of the diesel Grand thought it was as exhilarating as the supercharged Range Rover Sport. The diesel is beneficial, as it will eventually save you money at the pump (based on sticker info, it will take almost three years to pay off the price of the diesel based on fuel savings over a Hemi Grand). And other small-diesel enthusiasts who see you filling it up at the pump will think it’s cool. But in reality, performancewise (aka acceleration and driving), it is tough to beat a good gas V-8 in our minds.


So besides the diesel, how does the Grand rate in our test? We hate to describe it this way, but it’s really like the Range Rover’s little brother who hasn’t yet learned all the lessons of his more refined (and a lot more expensive) big brother. The Jeep air suspension tops out when it is raised to the highest setting and driven over rough terrain off-road, with an annoying thump sound. Of course, Rover did this also on the first iteration of air independent suspension, and we’re sure Jeep, like Rover, will figure out how to fix this in the future. Rover has apparently also fine-tuned the traction control further than Jeep because where the Jeep wanted to go the Rover actually did go.
We liked the eight-speed transmission, which, oddly enough, Rover also uses. Yes, they both run the same the ZF 8HP70 automatic transmission. However, we didn’t care for either shifter in these SUVs becuase they never seemed to allow easy quick shifting when we wanted it—but the Jeep was somewhat better than the Rover . Both have plenty of gearing options and paddle shifters that made them feel like sports cars. Of course, the biggest question is how well does the Jeep work off-road? Our poor Grand had a rough time on the test. The front and rear plastic bumpers took a beating on the rock section, and while it did great in the mud hole at the start of the event, it was all downhill from there. Even the Hill Descent Control couldn’t help.
One major problem with the Jeep is the traction control. It didn’t want to send power to the tires with traction when we needed it to. This in effect stopped forward motion. We were disappointed that the Quadra-Drive II system didn’t always live up to its claims. While we were trying to climb a rock obstacle, both rear tires were spinning but the front tire that had traction was not. Before the front tire climbed, the rear of the Jeep went sideways and came away with a dent. On the hillclimb the Jeep fared no better than the Rover, with much tire spin searching for traction.
We felt that for most of the test the Grand was trying to live up to the standard set by the Range Rover, but it was left grasping at straws compared to the more refined Rover traction control, air suspension, and underhood power. The Jeep does, however, make for a more logical vehicle purchase than the Rover in a lot of ways. It is much cheaper to buy, gets much better mileage, is still fun to drive even without 510 hp, and isn’t terrible off-road. It may not be a rockcrawler or hill climber, but as a rational family SUV it is very capable.

The Pros
• Diesel mileage & torque
• 8-speed transmission
• Well-thought-out skidplates
The Cons
• Disappointing traction control
• Low-hanging plastic bumpers
• Suspension clunks (tops out)



2014 Ram 2500 Laramie
Due to technical difficulties, the Ram 2500 Laramie Longhorn showed up two days late for our test. It missed all the mud fun and most of the rockcrawling. It did, however, show up in time for the hillclimb and just about took the king-of-the-mountain crown in that single event.
The new Ram 2500 has a five-link coil rear suspension and radius-arm suspension up front. The idea behind the design is to carry over the great ride quality from the coilsprung 1⁄2-ton Ram to the heavy-duty truck, and the change to radius arms up front helps control body roll. The big truck does ride better, but not as well as we had hoped. In fact, exactly half of the judges claimed it was no better than a normal leaf-sprung 3⁄4-ton, while the other half felt it rode better than any other 3⁄4-ton truck they had ever driven.
However, when rockcrawling we really wanted better traction. Why doesn’t Ram offer a selectable rear locker in the diesel pickup like Ford does in the Super Duty? They may claim that they don’t need to since they offer the Power Wagon with dual lockers, but more people want a diesel 3⁄4-ton than a gas, and the Power Wagon is only available in gas. And here’s the clincher: Chevrolet uses the same rear AAM 111⁄2 axle as Ram in heavyduty diesel trucks, so why doesn’t Ram join forces with GM and split the cost of development? The market is ready for more capable diesel trucks. Feel free to steal our idea, Ram.


Ram claims that the 2500 has 800 lb-ft of torque, and maybe we were jaded by the extremely fast Rover, but it didn’t feel that impressive. We also found that the torque of the Cummins resulted in wheelhop compared to the other lighter competitors in the sand. During acceleration tests we just never felt the Ram could get that torque to the ground with the gut-wrenching, off-the-line punch of the Rover. Yes, it’s a big truck, but the throttle delay seemed to castrate the Cummins. On the other hand, the brakes were more than impressive, stopping the 8,000-pound Ram within a foot of its 2,300-pound lighter Grand Cherokee cousin.
Where the big truck really shined was going fast off-road and climbing up hills. The long wheelbase, linked suspension, and coils seemed to spread the load out evenly and help the Ram climbed like a mountain goat—er, we mean a big-horned sheep. And when bombing across the desert the suspension, tall-sidewall tires, and cowboy leather seats seemed to soak up the rutted two-tracks.
The 3⁄4-ton diesel Ram arrived late, was a bit too cowboy for the tastes of some city-slicker judges, wasn’t impressive in the sand, could have used a locker in the rocks, still rode like a big truck (though probably the best riding 3⁄4-ton ever), and didn’t feel as fast off the line as we expected it would given the claimed power and torque. Yet it was still the truck almost every judge would have taken home from the test for its shear usefulness. With the wheelbase, ground clearance, and weight up front, the Ram was a great hill climber and could rockcrawl OK without too much fear of rocker panel damage. It can haul more people, gear, and trailer weight than any other contender and still stop on a dime (a 121-foot dime from 60 mph). It is comfortable and roomy for a long-distance adventure both on- and offroad. It has nice big towhooks up front. The Ram Boxes make the bed perfect for all that gear you want to lock up but not store in the cab, like dirty towstraps or tools. The components are massive (the front tie rod is almost 2 inches in diameter!). With front and rear solid axles, every judge felt confident that the Ram would get them there and back, wherever “there” might be, and could be easily modified for even more capability. However, just because it fits the bill for what most of the judges could or would use in their daily lives doesn’t make it the 4x4 of the Year.

The Pros
• Great riding for a 3⁄4-ton
• Big, reliable solid axle parts
• Awesome brakes
The Cons
• No locking differentials
• Not good in sand
• Underwhelming acceleration



2014 Range Rover Sport Supercharged
The 2014 Range Rover Sport with the supercharged V-8 is expensive, but it’s also really, really fast. It’s probably the most expensive and fastest vehicle we have ever tested on 4x4 of the Year. Sticker price on the Sport is a wallet-punching $90,585. Yes, you could get almost two Silverados for that price.
When the supercharged 5.0L comes alive it gives you neck-snapping acceleration, but then the luxury kicks in and your head is caught and cradled in a headrest made of fine pillow-top leather (we aren’t making this up). And if the acceleration wasn’t good enough, the sound it makes doing so just multiplies the fun. The luxury doesn’t stop at the headrests though. The Oxford perforated leather seats can clamp you tight with adjustable sides bolsters for high-speed driving, or they can recline, heat, or chill your back while you’re tip-toeing over rocks. Auto dimming and mood interior lighting when combined with the sliding panoramic roof and privacy glass from the B-pillar back makes this SUV into a bachelor pad like no other. If dropping your date off after a ride in this doesn’t get you a kiss good night, then there’s not much more we can do for you.
This SUV is a refined and luxurious wagon more akin to James Bond than kids watching SpongeBob, but is it also a great off-roader? In many ways, yes. We’ll start with the bad. TheRange Rover Sport has massive brakes that will sling you headfirst into the dash if you’re not buckled up (and will set off the hazard lights to warn other drivers that you have come to an abrupt stop). The brakes themselves are great, but the problem is that they require massive 21-inch wheels (20s are standard) that leave nearly no real estate for tire sidewalls. Measuring just 30.5 inches tall, the 275/45R21 Michelin Latitude Sport tires only manage roughly 4 inches of sidewall. We love the brakes, we don’t hate the wheels, but we want more tire.


We also felt the cabin was not as ergo as others in the test, but Rovers have always had a reputation for being different. When driving the (relatively) low-buck Silverado we could have found the window buttons, door handle, and HVAC control blindfolded; in the Rover, not so much. But we’re sure we would learn if we had one to drive every day.
An other complaint was the towhooks are hard to find. The front is behind the removable air dam, and the rear is a screw in I-loop found in storage with the spare tire. The gobs of power both on- and off-road are hard to beat. When we were in the sand the engine would pull hard, and then about halfway up a dune you can punch it and find a reserve tank of supercharged British ponies just waiting to stampede. That same power smoked the competition off the line from zero to 60 and gave every judge a post-driving grin.
The traction control also outshined the competition in this test. Those tall thin Michelins would barely spin a full rotation before brakes and/or the clutch-based rear locker were applied and traction regained. Plus, the six Terrain Response settings (Sport, Normal, Grass/Gravel/Snow, Mud/Ruts, Sand, and Rock Crawl), all controlled by a center dial, adjust everything from the transmission shift points, hill descent control, and torque delivery to the throttle response, suspension height, and application of both center and rear locking differentials. We found the settings more useful in their respective terrains compared to similar systems from other manufacturers.
With a body built out of aluminum, the Rover was almost 150 pounds lighter than the next heaviest competitor, again helping that power-to-weight ratio. Despite having the best such ratio, the Rover still wasn’t the best hill climber or mud bogger, but again tire choice and short wheelbase seemed to be the major factors there.

The Pros
• 510 hp that feels like 510
• Traction control works well
• Did we mention 510 hp?
The Cons
• Low-profile tires
• Missing front locking diff
• Sticker price



---===== o0o =====---
Range RoverSport wins!
Horsepower has a way of winning out when all else is equal and overcoming when all else fails. We have proven this many times before in 4x4 of the Year. And when that horsepower is combined with a well-engineered off-road system, it’s really hard to beat. The four 4x4s we tested this year are not what we would consider the most capable 4x4s ever—there wasn’t a single front locker in the bunch—but at the same time each vehicle in this test is more than just a commuter car, and some (such as our winner) are respectable off-roaders. If you consider that the 510 hp under the hood would have been ridiculous in an SUV 10 years ago (our winning SUV that year had less than half that power), it’s pretty awesome how far the technology has come.
But horsepower is not the only reason the Range Rover Sport won 2014 4x4 of the Year. The ability to rise up and clear obstacles due to the air springs at each independently suspended wheel helped it clear rockstrewn trails. The brake-based traction control and mechanical rear locking differential worked almost flawlessly. The variable setting of the terrain system did more than just light up a dash light to tell you what you were driving over. The interior design had a unique feel, and the Rover has body styling reminiscent of its very early models with the rolled-edge hood and forward-slanting D-pillar. Not to mention that the level of luxury is almost as astounding as the level of capability and underbelly protection.


The Range Rover Sport isn’t perfect. First, it’s very expensive, but even with the compounded negative points that the $90K price tag earned it, the Sport’s performance points made up for it. Second, the low-profile tires on 21-inch wheels (where do you find 21-inch beadlocks?) would not be our first choice for an off-road machine. We were able to get all the required wheel spin and traction from them for the rocks and sand, plus they do grip like a vise on twisty mountain roads, but we still would have requested a more aggressive option with more sidewall. And as you would expect, it didn’t get the best fuel economy, but how would it? Every time any judge drove it he had the throttle mashed to hear the engine roar and feel the ridiculous acceleration.
We won’t even try to convince you that the Range Rover Sport is a wellrounded, budget-minded, conservative SUV. It isn’t. What it is is fun to drive. It will get you to that winter ski lodge and do it fast. It will rip down the dirt road to your hunting or fishing cabin, though you may need a buddy to haul home your kill. It will allow you to go get the kids from school even after more than a little snowfall, and when Friday night rolls around it will get you and your date to the nicest place in town whether it’s the movies or that secluded wooded place where the stars are so bright.
Every vehicle in our test is a true meat-and-potatoes truck. But where the others are burger and fries, the Sport is steak and garlic mashed. Make that Kobe steak with a $300 bottle of wine and a free-range lettuce salad, followed up by a molten lava chocolate cake actually baked over real lava.


Results
Test Structure
Category... Ranked Highest
Ride & Drive (50% of total points)
Urban/Highway... Range Rover Sport
High-Speed Dirt & Gravel... Range Rover Sport
Sand & Mud... Range Rover Sport
Rockcrawling... Range Rover Sport
Hillclimbing... Chevrolet Silverado 1500
Overall Range Rover Sport
Empirical (25% of total points)
Torque/Weight Ratio... Ram 2500 Diesel
1⁄4-mile Acceleration... Range Rover Sport
60-0 Braking... Range Rover Sport
Load-Carrying Capacity... Ram 2500 Diesel
Fuel Economy... Jeep Grand Cherokee Diesel
Price As Tested... Chevrolet Silverado 1500
Overall... Chevrolet Silverado 1500
Mechanical (10% of total points)
Engine’s Avail. Power... Range Rover Sport
Transmission... Range Rover Sport
Transfer Case... Ram 2500 Diesel
Steering... Range Rover Sport
Brakes... Range Rover Sport
Suspension... Range Rover Sport
Overall... Range Rover Sport
4-wheeling Attributes (5% of total points)
Clearance... Ram 2500 Diesel
Protection... Range Rover Sport
Recovery... Ram 2500 Diesel
Overall... Ram 2500 Diesel
Interior (5% of total points)
Ergonomics... Ram 2500 Diesel
Appearance, Fit & Finish... Range Rover Sport
Perceived Noise Level (NVH)... Range Rover Sport
Overall... Range Rover Sport
Exterior (5% of total points)
Body... Styling Ram 2500 Diesel
Cargo... Ram 2500 Diesel
Fit & Finish... Range Rover Sport
Overall... Ram 2500 Diesel


Previous 4x4 of the Year winners
2013 Jeep Wrangler Moab Edition JK (3.6L V-6)
2012 Jeep Wrangler Rubicon JK (3.6L V-6)
2011 Land Rover LR4 HSE
2010 Ford F-150 SVT Raptor (5.4L V-8)
2009 Suzuki Equator Crew Cab RMZ-4
2008 Toyota Land Cruiser
2007 Jeep Wrangler Rubicon JK (3.8L V-6)
2006 Dodge Ram 1500 TRX4
2005 Jeep Grand Cherokee (IFS)
2004 Volkswagen Touareg V-8
2003 Lexus GX 470
2002 Jeep Grand Cherokee (4.7 HO V-8)
2001 Jeep Grand Cherokee (5-speed automatic)
2000 Toyota Tundra
1999 Jeep Grand Cherokee (4.7 V-8 Limited)
1998 Jeep Grand Cherokee (5.9 V-8 Limited)
1997 Jeep Wrangler Sport TJ
1996 Jeep Grand Cherokee (w/ center diff lock)
1995 Dodge Ram (2500 V-10 longbed Club Cab)
1994 Dodge Ram (1500 V-8 shortbed regular cab)
1993 Jeep Grand Cherokee
1992 Chevrolet Blazer (fullsize)
1991 Dodge Dakota
1990 Nissan Pathfinder (4-door)
1989 Toyota pickup
1988 Jeep Cherokee (4.0 engine)
1987 Nissan Pathfinder (2-door)
1986 Ford Ranger
1985 Isuzu Trooper II
1984 Jeep Cherokee (2.8 engine)
1983 Chevrolet S-10 Blazer

PNS : Gaji dan Kebutuhan Hidup nya

*)Sekedar berbagi dari tulisan seorang PNS di Kaskus...

Pesan utk Presiden Joko widodo : "Tolong dilihat Mirisnya Kehidupan PNS"

Buat Presiden kami yang baru Ir. Joko Widodo.
Kami ingin menyampaikan sedikit masukan kepada Bapak, Itupun kalau bapak mau mendengarkan suara rakyat Kecil.
Secara Logika dan Akal Sehat, Bagaimana Mungkin Pemberantasan Korupsi terjadi Kalau Penyelenggara Negara Masih Hidup dibawah garis sejahtera?
Kami tidak berbicara para pejabat negara, pejabat politik yang mungkin gajinya sudah sangat besar
Tapi Kami Berbicara kehidupan PNS yang terjadi saat ini secara nyata.
Pak Jokowi yang kami hormati dan kami banggakan, inilah kondisi gaji Pegawai Negeri Sipil Saat ini :


Gaji terendah PNS itu sekitar 1,4jt / bulan tertinggi 5,3 jt/bulan
Untuk mencapai gaji 5,3jt/bulan dia harus mencapai golongan IV-e, kapan itu terjadi ?
Itu terjadi dikala memasuki usia "PENSIUN" atau diumur 50 tahun baru mencapai gaji itu? Dengan catatan dia mampu mencapai jabatan yang tinggi sesuai golongannya.

Bagaimana jika yang PNS yang hanya di gol I,II III, di Golongan IVa atau IVb?
Bagaimana Kehidupan PNS yang hanya sebagai Staff dikantor? apalagi yang hidup didaerah?
Hanya dengan tambahan tunjungan staff maks 500rb/ bulan?

Apakah PNS ini mampu bertahan hidup?

Contoh :
Kita asumsikan satu keluarga suami, istri dan 2 orang anak sesuai anjuran KB pemerintah. Untuk biaya makan perhari dengan kondisi harga bahan makanan saat ini sudah menghabiskan minimal 80rb/hari.
Yang berarti dalam sebulan (30 hari) senilai 2,4jt.
Belum Biaya transport untuk keluarga, anak ke sekolah, Orangtua kekantor? belum lagi biaya sekolah sampai kuliah sianak.
Bagus kalau si istri juga mempunyai pekerjaan, bagaimana dengan hanya orangtuanya hanya satu yang mencari?

Jika seorang PNS yang hanya bergaji 1jtan dan 2jtan, ataupun kita bilanglah 3jtan? apakah mampu menjalani hidup ini?
hampir semua gajinya hanya cukup untuk makan? bagaimana dia mesekolahkan anaknya? biaya kesehatan, air listrik dan biaya pokok lainnya?

Kenyataan Pahit sekarang penghasilan PNS seperti diatas hanya bertahan 10-15 hari setiap bulannya.
Selebihnya lebih banyak PNS tersebut Berutang uang, itulah yang terjadi.

Bagaimana lagi keluarga ini ingin punya tempat tinggal yang layak?
Jika PNS tersebut mampu menyimpan 500rb setiap bulannya,, dengan harga RSS saat ini 60jt-80jt berarti butuh waktu 10-15 tahun PNS tersebut untuk mempunyai tempat tinggal?
tapi dengan menyisakan 500rb perbulan kehidupan untuk makanan keluarga PNS tersebut pun sudah sangat tercekik.

Apakah pernah pemerintah memperhatikan ini?
Kenyataan PNS saat ini untuk mempunyai tempat tinggal mereka harus meminjam ke bank, dan konsekuensi gaji mereka dipotong tiap bulan hampir setengah?
Apalagi yang meraka gunakan untuk menjalani kehidupan sehari2x?
Dan kenyataan yang terjadi sekarang kebanyakan PNS yang hingga pensiun untuk punya tempat tinggal sederhana saja dia tidak mampu membeli,

Mari kita bandingkan dengan BUMN, yang mampu memberikan gaji pokok kepada pegawai barunya hampir 4jt perbulan untuk tingkat terendah. atau kita bandingkan dengan gaji buruh, UMP saja bisa terendah 2,4jt perbulan?

"Sangat ngeri mendengarkan gaji seorang penyelenggara, aparatur pemerintah dibawah gaji buruh"

Jika di negara lain seorang aparat pemerintah sangat diperhatikan kesejahteraan hidupnya.. sehingga dia mampu bekerja dengan giat, bersih dan melayani dengan baik,

Sebenarnya dari hati seorang PNS tidak ada yang malas, tapi dengan kondisi yang terjepit saat ini, Itulah yang membuat dia malas.
Kebanyakan PNS tidak hadir dikantor, ataupun cepat pulang dari kantor karena mereka mencari tambahan dari luar. bukan karena mereka malas.
Itu mereka lakukan untuk memperjuangkan kehidupan keluarga anak-anak mereka.
Jika mereka tetap dikantor, itulah yang mengakibatkan banyaknya penyalahgunaan anggaran.

Sebenarnya PNS pun sudah jijik dengan korupsi, tapi karena untuk melanjutkan kelangsungan hidup, mereka terpaksa melakukannya.

Jika Pak Jokowi ingin korupsi itu nol. mulailah dengan mensejahterakan kehidupan para penyelenggara Negara.
Bila kesejahteraan para penyelenggara ini sudah diperhatikan, kami yakin korupsi itu akan cepat diberantas dan pelayanan terhadap masyarakat itu kan lebih prima
Dan Pak Jokowi dapat bertindak lebih tegas, dan hukuman yang lebih berat dijatuhkan jika adalagi yang coba2x korupsi jika kesejahteraan sudah didapat.

Memang selama ini kami mensyukuri adanya kenaikan gaji 6-10%/tahun
tapi naik gaji 10%/tahun harga bahan makanan sudah naik hingga 50%-100% terlebih dahulu.
Jadi seperti tidak ada artinya kenaikan itu..
Ya lebih baik sekali saja dinaikkan dalam 5 tahun, tapi sangat signifikan. dan itu mungkin lebih efektif.

Memang ada sebagaian kecil kehidupan mewah ditunjukkan para PNS. Namun kenyataan yang terjadi hampir 70% persen PNS itu hidup dengan kenyataan yang menyedihkan.

Kami para PNS mendukung pemerintahan bersih KKN dan melakukan pelayan prima, tapi kami juga berharap Pemerintah mendukung para PNS untuk dapat hidup yang layak.

Kami yakin dengan bapak jokowi, sebagai Presiden baru, yang berasal dari rakyat bawah. mengerti akan keadaan ini dan akan memperbaiki keadaan ini.

"MOHON DENGARKAN SUARA HATI KAMI PAK PRESIDEN KAMI YANG BARU"

Maaf Jika Ada kata2x kami yang salah.
Salam Sejatera


Last edited by: rajaenda

Sumber: http://www.kaskus.co.id/thread/540619d914088d9f4b8b456b/pesan-utk-presiden-joko-widodo--quottolong-dilihat-mirisnya-kehidupan-pnsquot/

Kamis, 04 September 2014

1999 Chevy Silverado 1500 - Hard Log Life

1999 Chevy Silverado 1500 - Hard Log Life


Chris Hamilton Brand Manager
The perpetuated stigma of how some people perceive our lifestyle and industry is that we are all booze-fueled lazy country folk who take life for granted and contribute little to society. Truth be told, we don't know anybody like that, and those stereotypes couldn't be further from the truth. It is guys like Ian Wenzel out of New Smyrna Beach, Florida, who prove them wrong day in and day out.
Early risers and hardworking Americans are the great majority of the enthusiasts in our pastime and sport. If you're anything like Ian, you have little time for slacking off. This hardcore off-road junky spends the majority of his life traveling the country with his company, Performance Log Finishers, restoring some of the most beautiful log homes in America. This profession has been part of Ian's life for longer than he can remember, but over the last few years his passion for 4x4 trucks and mud has gotten into his blood and now takes up most of his spare time.
Hard Log Life is a term Ian and his crew labeled their off-road crew when they first got into mud. “Work and play hard” is their motto, and their dedication to off-roading is clearly shown in their truck builds. This crew religiously follows Trucks Gone Wild to each and every event—even if their rig can't make it.
This '99 Chevy Silverado 1500 was built at home and in less than five months. After paying off his dependable daily-driven Chevy, Ian chose to keep the truck and turn it into one of the most exciting toys he has ever owned. To accomplish this, the crew fabricated a cradle (subframe) out of 1½-inch Schedule 80 tubing and welded a set of precut Plan B Fab four-link brackets all around. Connecting the 2½-ton axles to the new chassis is a set of 51½-inch link bars up front and 62-inch bars in the rear. Four 18-inch FOA coilovers keep the ride smooth while Ian is boggin' though the deep stuff. Ian had the reliable guys at Plan B Fab build a set of custom 24x12 wheels with 14.9x24 Firestone R2 tires. Heavy Metal Fab in New Smyrna Beach, Florida, came through with an impressive set of driveshafts fitted with 1410 U-joints. An SCS gearbox with a 3:1 gear ratio is bolted to the factory transfer case. A driveline brake kit was added to the new gearbox for a little added stopping power. Earl's Transmission in New Smyrna Beach rebuilt the factory transmission and added a B&M cooler to keep the temperatures in check.
Still utilizing the stock 5.3ci V-8 powerplant, the Hard Log life crew chose to keep the truck as stock as possible since Chevy did such a fine job at the factory. This rig is designed to run for 18 hours a day with no problems while enjoying the A/C or heat when needed. There's absolutely nothing wrong with keeping a body comfortable while racing through the mud. Four-wheeling for fun isn't a combat survival situation! With creature comforts like three separate video screens and DVD players, Ian is proud to take his daughters to the mud park, and they are more than happy to come along. So the next time your wife says you need to spend more time with the family, just remind her that the mud hole is only a few minutes away!
A bunch of friends and family helped Ian realize his newfound passion in life, and we think it would be rude not to thank them all. Included in this prestigious group is Barry Smyrna Hydraulics, Myron's Auto Care, Edgewater Towing, Advanced Auto Parts, Dirty Dave Customs, Migran Custom Auto, Henry's Driveway Shop, Kevin Darby, and Hometown Auto. It is community support like this that continues to help our industry grow, and the stereotypes are fading away with each passing day.

Specifications:
1999 Chevy Silverado 1500
Owner: Ian Wenzel, New Smyrna Beach, Fla.
Engine: Factory original Chevy 5.3ci V-8
Transmission: 4L60E by Earl’s Transmission
Transfer Case: 3:1 ratio SCS gearbox
Suspension: Custom 4-link bars
Axles: 2½-ton military
Shocks: 18-inch FOA coilovers
Tires & Wheels: 14.9x24 Firestone R2 tires on 24x12 Plan B Fab wheels









From: http://www.fourwheeler.com/