Tampilkan postingan dengan label Berita Pendidikan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Pendidikan. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 Mei 2016

Hari Pendidikan Nasional 2016 : Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Setiap 2 Mei

Hari Pendidikan Nasional 2016 : Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang Diperingati Setiap 2 Mei


Indoberita.com – Sejarah hari pendidikan nasional. Jika kita memasuki bulan Mei, kita pasti akan langsung teringat pada tanggal 2 Mei yang merupakan peringatan hari pendidikan Nasional (Hardiknas). Selain itu, kita pasti juga akan langsung teringat dengan sosok pahlawan pendidikan , Ki Hajar Dewantara. Pasalnya, peringatan hari pendidikan nasional ini bertepatan dengan hari lahir Ki Hajar Dewantara yakni tangaal 2 Mei. Mari kita simak sejarah singkat hari pendidikan nasional yang kami himpun dari berbagai sumber.
Ki Hajar Dewantara merupakan orang yang sangat berjasa dalam dunia pendidikan Indonesia. Beliau lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang berasal dari keluarga di lingkungan kraton Yogyakarta. Semasa kecil, beliau pernah menamatkan sekolah di Sekolah Dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) namun karena sakit, akhirnya beliau tidak menamatkannya.
Selanjutnya, Ki Hajar Dewantara menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia,  Kaoem Moeda,  Tjahaja Timoer dan  Poesara. Lewat tulisannya, beliau melakukan kritik mengenai pendidikan di Indonesia yang hanya boleh dinikmati oleh keturunan Belanda dan orang kaya saja. Hingga akhirnya beliau diasingkan ke Belanda.
Sekembali dari Belanda, Ki Hajar Dewantara mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa. Filosofinya yang sangat terkenal dan menempel erat pada dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.
Setelah Indonesia merdeka, Ki hajar Dewantara diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia dalam  kabinet pertama Republik Indonesia. Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Namun Dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini, tepatnya pada tanggal 28 April 1959 Beliau wafat di Yogyakarta.
Atas perjuangan Ki hajar Dewantara ini, beliau mendapat julukan bapak pendidikan Indonesia. Selanjutnya, setiap tanggal 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hajar Dewantara diperingati sebagai hari pendidikan nasional. Hal ini tertulis dalam Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959. Itulah sejarah singkat hari pendidikan nasional di Indonesia.
Sumber: http://www.indoberita.com/2016/05/50647/hari-pendidikan-nasional-2016-sejarah-hari-pendidikan-nasional-yang-diperingati-setiap-2-mei/

Kamis, 14 Januari 2016

POS UN 2015/2016

POS UN 2015/2016

POS UN SMA/SMK/MA/MAK/Paket C/Wustha dapat diunduh melalui link berikut berikut :

Peraturan-BSNP-No-0034-POS-UN-TP-2015-2016



Sumber: http://psmk.kemdikbud.go.id/un/

Kamis, 13 Maret 2014

Pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kualitas murid


Pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kualitas murid

Dubes Indonesia Dino Patti Djalal. ©2013 Merdeka.com/M. Luthfi Rahman

Merdeka.com - Dalam menghadapi tantangan kompetisi dunia, Indonesia harus memiliki kualitas sumber daya yang berkualitas dan kompetitif melalui peningkatan kapasitas para pendidik. Hal tersebut menjadi penting bagi Indonesia dalam memenangkan kompetisi global di abad 21 ini.

"Kita ingin melihat Indonesia di abad 21 pendidikan dan inovasi menjadi bagian sukses atau menjadi keunggulan Indonesia," kata pendiri gerakan Modernisator, Dino Patti Djalal di Hotel Bidakara Jl Gatot Subroto Jakarta, Kamis (13/3).

Pada sambutannya, Dino Patti Djalal menegaskan bahwa pendidik adalah kunci sukses anak didik. "Kunci sukses guru ialah kedekatan dengan murid agar dia bisa terpacu belajar. Ada semangat dan tidak mau kalah dengan teman lainnya," ujar mantan Dubes RI untuk Amerika Serikat tersebut.

Menurutnya, kurikulum menjadi sangat penting untuk menekankan skill di abad 21. Maka dari itu, guru harus benar-benar memikirkan skill tersebut.

Di kesempatan yang sama, Pakar pendidikan Arief Rachman menjelaskan bahwa pendidikan merupakan proses dan usaha agar terciptanya suasana penting agar dapat mengembangkan potensi diri.

Arief menambahkan, penekanan pesan antara kurikulum sebelumnya dan kurikulum 2013 sangat jauh berbeda. kurikulum sebelumnya berdasarkan fokus pada kognitif sedangkan kurikulum 2013 berfokus pada afektif atau karakter.

Acara ini dihadiri oleh 300 orang peserta yang berasal dari berbagai macam elemen pendidikan, yaitu guru, kepala sekolah, Dinas Pendidikan DKI Jakarta, pakar dan pemerhati pendidikan, serta akademisi.
[war]

Sumber: http://www.merdeka.com/peristiwa/pentingnya-pelatihan-untuk-meningkatkan-kualitas-murid.html

Jumat, 24 Mei 2013

Hasil UN SMA dan SMK, 99,48 % Siswa di Indonesia Mulus Lulus

 
M Nuh (Ari S/ detikcom)

Jakarta - Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Indonesia mengumumkan hasil ujian nasional (UN) SMA dan SMK se Indonesia. Sebanyak 99,48 persen siswa dinyatakan lulus ujian.

"Tahun ini peserta UN SMA sebanyak 1.581.286 siswa. Dan 1.573.036 siswa atau 99,48 persen dinyatakan lulus dan 8.250 atau 0,52 persen siswa tidak lulus," ujar Mendikbud, M Nuh, dalam jumpa pers di Kemendikbud, Jl Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2013).

Nuh mengatakan, untuk siswa SMK tingkat kelulusan sebanyak 99,95 persen. Menurutnya hanya 0,5 persen siswa SMK seluruh Indonesia yang dinyatakan tidak lulus.

"Hasil tersebut mengalami kenaikan dari hasil UN tahun lalu sebesar 0,02 persen," ujarnya.

Nuh mengatakan, kebanyakan para siswa yang tidak lulus karena nilai rata-rata ujianya tidak mencapai 5,5. Dan ketidak lulusan juga dikarenakan faktor ada mata pelajaran yang kurang dari 4.

"Paling banyak itu karena rata-ratanya kurang dari 5,5," imbuhnya.

 Septiana Ledysia - detikNews
detikcom

Jumat, 05 April 2013

Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Jabar Tahun 2013

INILAH, Cirebon - SMKN 1 Kota Cirebon mendapat kesempatan sebagai tuan rumah Mata Lomba Kelompok Teknologi dan Industri Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat Jabar.



Kegiatan yang diikuti perwakilan SMK Se Jabar tersebut memperebutkan 24 lomba yang digelar mulai dari instalasi listrik (electrical installation), otomotif, teknik pendinginan, las, menggambar mesin, serta lomba-lomba lainnya.

Kepala SMKN 1 Kota Cirebon Sutadi mengungkapkan, dari 24 jenis mata lomba Kelompok Teknologi dan Industri, SMKN 1 Kota Cirebon melaksanakan sebanyak 17 mata lomba. Sedangkan tujuh mata lomba lainnya, diselenggarakan di Kabupaten Kuningan 1 mata lomba, Majalengka 2 mata lomba, serta 4 mata lomba di Tasikmalaya.

Sutadi menyampaikan, pada lomba LKS SMK Provinsi Jabar Tahun 2013 ini, kelompok lomba lainnya dilakukan di luar daerah Cirebon. Kelompok Bisnis Manajemen dan kelompok Kriya (kerajinan) itu dilaksanakan di SMKN 1 Kota Tasikmalaya. Kelompok pariwisata dan pertanian di Indramayu, dan Kelompok Matematika, Fisika Terapan, dan Kimia Industri di Purwakarta.

"Dengan lomba seperti ini, pihak sekolah dan seluruh peserta didik SMK akan termotivasi untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan potensinya. Bahkan, melihat tujuan praktisnya, Lomba ini sebagai upaya mencari pemenang yang akan dilombakan di tingkat nasional dan internasional. Sedangkan pemenang dari 17 Mata Lomba tersebut akan diumumkan di hari penutupan, Jumat (5/4) mendatang," terang Sutadi, Rabu (3/4/2013).

Sutadi menuturkan, terpilihnya SMKN 1 Kota Cirebon sebagai tuan rumah Kelompok Teknologi dan Industri berdasarkan penilaian tim Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Ia hanya ingin memberikan pelayanan baik setelah terpilih menjadi tuan rumah.

Soal optimistis, dia meyakini seluruh siswa dan sekolah memiliki jiwa optimisme tinggi yang sama. Dari 17 mata lomba yang diselenggarakan di SMKN 1 Kota Cirebon, Mata Lomba Otomotif adalah lomba yang diikuti oleh seluruh SMK Kota dan Kabupaten di Jawa Barat. Sedangkan Mata Lomba Refrigerant alias mesin pendingin hanya diikuti tiga peserta, Kota Cirebon, Kota Cimahi, dan Kabupaten Subang.

Syahid (38), guru Electrical Installation SMKN 1 Balongan yang mengirim Erland, (18), kelas XII Jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik, mengatakan bahwa perlombaan sangat diperlukan sebagai proses ujian praktik terhadap apa yang selama ini mereka pelajari di kelas. Lebih dari itu, lomba difungsikan sebagai ujian mental tiap peserta didik.[den]

Oleh: Muhamad Syahrir Romdhon
Umum - Kamis, 4 April 2013 | 09:00 WIB