Tampilkan postingan dengan label Komponen Elektronika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Komponen Elektronika. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 April 2023

Dioda / Diode - Transistor - IC / Integrated Circuit - Saklar / Switch | Komponen Elektronika Part-2

Dioda / Diode - Transistor - IC / Integrated Circuit - Saklar / Switch | Komponen Elektronika Part-2


Video kali ini saya akan membahas komponen elektronika Dioda / Diode , Transistor , IC / Integrated Circuit , Saklar / Switch Komponen Elektronika Part-2

Sumber Gambar dan Materi dari Blog... Rudy Hermawan News

Resistor - Kapasitor - Induktor | Gambar Simbol, Fisik dan Fungsinya | Komponen Elektronika Part-1

Resistor - Kapasitor - Induktor | Gambar Simbol, Fisik dan Fungsinya | Komponen Elektronika Part-1

Resistor, Kapasitor, Induktor Gambar Simbol, Fisik dan Fungsinya Komponen Elektronika Part-1

Pembahasan Komponen Elektronika untuk di ketahui Pemula dan Pehobi Elektronika. Video ini Membahas Komponen Dasar yang Umum digunakan pada Rangkaian Elektronika Sumber Materi dan Gambar dari Blog... Rudy Hermawan News

Selasa, 31 Mei 2022

Cara Membaca dan Menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan Kode Angka

Cara Membaca dan Menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan Kode Angka

Membaca dan Menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan Kode Angka – Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah merupakan salah satu Komponen Elektronika Pasif yang paling banyak digunakan dalam rangkaian peralatan elektronika. Fungsi Kapasitor yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara membuatnya menjadi Komponen Elektronika yang penting.

Satuan Kapasitansi Kapasitor adalah Farad, tetapi Farad merupakan satuan yang besar untuk sebuah Kapasitor yang umum dipakai oleh Peralatan Elektronik. Oleh Karena itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Farad menjadi pilihan utama produsen dalam memproduksi sebuah Kapasitor agar dapat digunakan oleh peralatan Elektronika. Satuan-satuan tersebut diantaranya adalah : Micro Farad (µF), Nano Farad (nF) dan Piko Farad (pF ).

Berikut ini adalah ukuran turunan Farad yang umum digunakan dalam menentukan Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor :

1 Farad        = 1.000.000µF (mikro Farad)
1µF                = 1.000nF (nano Farad)
1µF                = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF                = 1.000pF (piko Farad)

Cara Membaca Nilai Kapasitor Elektrolit (ELCO)

Untuk Kapasitor Elektrolit atau ELCO, nilai Kapasitansinya telah tertera di label badannya dengan jelas. Jadi sangat mudah untuk menentukan nilainya. Contoh 100µF 16V, 470µF 10V, 1000µF 6.3V ataupun 3300µF 16V. Untuk lebih Jelas silakan lihat gambar dibawah ini :

Nilai Kapasitor pada gambar diatas adalah 3300µF  (baca : 3300 Micro Farad)

Hal yang perlu diingat adalah Kapasitor Elektrolit (ELCO) merupakan jenis Kapasitor yang memiliki Polaritas (+) dan (-) sehingga perlu hati-hati dalam pemasangannya. Seperti Gambar diatas, di badan Kapasitor juga terdapat tanda yang menunjukkan Polaritas arah Negatif (-) dari sebuah Kapasitor Elektrolit. Disamping itu, daya tahan Panas Kapasitor juga tertulis dengan jelas di label badannya. Contohnya 85°C dan 105°C.

Cara Membaca Nilai Kapasitor Elektrolit

Cara Membaca Nilai Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas dan Kapasitor non-Polaritas lainnya

Untuk Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyester atau Kapasitor Non-Polaritas lainnya, pada umumnya dituliskan Kode Nilai dibadannya. Seperti 104J, 202M, 473K dan lain sebagainya. Maka kita perlu menghitungnya ke dalam nilai Kapasitansi Kapasitor yang sebenarnya.

Cara Membaca dan Menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan Kode Angka Kapasitor

 

Contoh untuk membaca Nilai Kode untuk Kapasitor Keramik diatas dengan Tulisan Kode 473Z. Cara menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan kode tersebut adalah sebagai berikut :

Kode : 473Z
Nilai Kapasitor = 47 x 103
Nilai Kapasitor = 47 x 1000
Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047µF

Huruf dibelakang angka menandakan Toleransi dari Nilai Kapasitor tersebut, Berikut adalah daftar Nilai Toleransinya :

B = 0.10pF
C = 0.25pF
D = 0.5pF
E = 0.5%
F = 1%
G= 2%
H = 3%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Z = + 80% dan -20%

473Z = 47,000pF +80% dan -20% atau berkisar antara 37.600 pF ~ 84.600 pF.
Jika di badan badan Kapasitor hanya bertuliskan 2 angka, Contohnya 47J maka perhitungannya adalah sebagai berikut :

Kode : 47J

Nilai Kapasitor = 47 x 100
Nilai Kapasitor = 47 x 1
Nilai Kapasitor = 47pF

Jadi Nilai Kapasitor yang berkode 47J adalah 47 pF ±5% yaitu berkisar antara 44,65pF ~ 49,35pF

Jika di badan Kapasitor tertera 222K maka nilai Kapasitor tersebut adalah :

Kode : 222K

Nilai Kapasitor = 22 x 102
Nilai Kapasitor = 22 x 100
Nilai Kapasitor = 2200pF

Toleransinya adalah 5% :
Nilai Kapasitor = 2200 – 10% = 1980pF
Nilai Kapasitor = 2200 + 10% = 2420pF

Jadi Nilai Kapasitor dengan Kode 222K adalah berkisar antara 1.980 pF ~ 2.420 pF.

Untuk Kapasitor Chip (Chip Capacitor) yang terbuat dari Keramik, nilai Kapasitansinya tidak dicetak di badan Kapasitor Chip-nya, maka diperlukan Label Kotaknya untuk mengetahui nilainya atau diukur dengan Capacitance Meter (LCR Meter atau Multimeter yang dapat mengukur Kapasitor).

Sumber: https://teknikelektronika.com/cara-membaca-menghitung-nilai-kapasitor-berdasarkan-kode-angka/

Rabu, 30 Juni 2021

41 Komponen Elektronika Lengkap dengan Deskripsi Singkatnya

 41 Komponen Elektronika Lengkap dengan Deskripsi Singkatnya

41 Komponen Elektronika - Komponen elektronika adalah perangkat listrik berukuran kecil dan membutuhkan daya yang relatif kecil untuk dapat bekerja. Walaupun berukuran kecil, perangkat ini mempunyai fungsi yang sangat penting untuk rangkaian listrik seperti Mosfet yang digunakan sebagai saklar tanpa adanya gerakan mekanis, resistor yang digunakan untuk menghambat arus listrik dan perangkat elektronika lainnya. Untuk itu kami akan menjelaskan 41 Komponen Elektronika lengkap beserta deskripsinya.

1. Resistor Nilainya Tetap (Fixed Resistor)

Resistor merupakan komponen elektronika yang digunakan untuk menghambat arus listrik  atau mengurangi nilai dari arus listrik. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan persamaan I = V / R, dimana I = Arus, V = Tegangan, R = Resistor. Kemudian resistor nilai tetap ini mempunyai tiga jenis berdasarkan bahan pembuatannya yaitu bahan komposisi Karbon, Film Metal, dan Film Karbon. Setiap bahan tentu mempunyai kekurangan dan kelebihannya sendiri, seperti resistor berbahan film metal mempunyai nilai toleransi yang lebih kecil jika dibandingkan dengan resistor berbahan lainnya. Kemudian untuk mengetahui nilai resistansi dari resistor ini kita cukup melihat dari warna pada resistor. Misalkan resistor dengan warna Coklat, Hitam, Biru, Emas maka mempunyai nilai resistansi 10 Mega Ohm.

2. Potensio Meter

Potensio Meter merupakan resistor yang nilainya dapat diubah - ubah sesuai kebutuhan penggunanya. Rentang nilai resistansi yang disediakan oleh pabrik pembuat biasanya antara 0 - 1K Ohm, 0 - 2K Ohm, 0 - 5K Ohm, dan 0 - 10K Ohm. Cara yang digunakan untuk merubah nilai resistansinya adalah dengan memutar tuas yang telah disediakan (terlihat pada gambar ada tuas berwarna putih). Kemudian untuk melihat nilai resistansinya kita bisa mengukurnya menggunakan Avometer atau Multi Tester, jadi kita tinggal merekatkan ujung probe multi meter dengan kutub + dan kutub - resistor. Kemudian ukur nilai resistansinya sambil memutas tuasnya, lihatlah apakah nilai resisntasi potensio meter tsb berubah atau tidak.

3. Trimpot

Trimpot ini mempunyai fungsi yang sama persis dengan Potensio Meter yaitu resistor yang nilainya dapat diubah - ubah, akan tetapi mempunyai ukuran yang lebih kecil sehingga lebih ringkas dan praktis. Selain itu rentang resistansi yang ditawarkan oleh trimpot lebih kecil dari potensio yaitu 0 - 500 Ohm, 0 - 1K dan lain sebagainya. Cara yang digunakan untuk mengatur resistansinya adalah dengan memutar tuas berwarna putih dengan obeh yang mempunyai ukuran lubah yang sama.

4. Rheostat

Rheostat ini juga merupakan bagian dari Variable resistor (Resistor yang nilainya bisa diubah - ubah) akan tetapi mempunyai ukuran yang lebih besar dan mempunyai kuat hantar arus yang lebih besar dari potensio meter dan trimpot. Biasanya Rheostat ini digunakan untuk menurunkan daya listrik pada suatu rangkaian listrik dengan daya yang relatif besar yang mana tidak dapat ditangani oleh potensio meter dan trimpot.

5. Thermal Resistor atau Thermistor

Thermal Resistor atau resistor suhu merupakan jenis resistor yang nilai resistansinya akan naik atau turun berdasarkan suhu yang diterima oleh resistor tersebut. Thermistor ini dibagi menjadi dua yaitu NTC (Negative Temperature Coefisien) dan PTC (Positive Temperature Coefisien). Pada thermistor PTC semakin tinggi suhu yang diterima maka nilai resistansinya juga akan semakin tinggi. Berbeda dengan thermistor NTC dimana nilai resistansinya berbandinga terbalik dengan peningkatan suhu resistor. 

6. LDR (Light Dependent Resistor) 

LDR adalah jenis resistor yang nilai resistansinya akan berubah - ubah bergantung dari intensitas cahaya yang diterimanya. Resistor jenis ini juga biasa disebut sebagai sensor cahaya karena cara kerjanya tsb. Pada rangkaian elektronika resistor jenis ini biasanya digunakan sebagai saklar lampu taman otomatis dimana ketika siang hari resistor akan mendeteksi intensitas cahaya yang tinggi sehingga resistansinya akan naik dan lampu taman akan mati. Sebaliknya ketika malam hari dimana tidak ada cahaya matahari LDR akan mengeluarkan resistansi yang sangat rendah bahkan mendekati 0 maka lampu akan Menyala. 

7. Kapasitor Keramik (Tetap dan Tidak polaritas) 

Kapasitor merupakan jenis komponen listrik yang mempunyai fungsi untuk menyimpan listrik dalam bentuk muatan. Kapasitor jenis ini tidak mempunyai polaritas dimana itu artinya tidak ada kutub + dan kutub - pada kapasitor ini sehingga kita bebas memasangnya dengan posisi apapun. Kapasitor ini juga identik dengan bentuknya yang lingkaran dan biasanya berwarna biru atau kuning. Kemudian untuk mengetahui nilai kapasitansinya kita bisa melihat tulisan pada kapasitor seperti gambar di atas.

8. Kapasitor Kertas (Tetap dan Tidak polaritas)

Kapasitor kertas ini terbuat dari dua potongan logam yang sangat tipis dan dipisahkan oleh kertas lilin. Kapasitor jenis ini merupakan kapasitor generasi lama dan sudah sangat jarang digunakan. Sama seperti kapasitor pada umumnya yang mempunyai fungsi untuk menyimpan listrik dalam bentuk muatan. Seperti terlihat pada gambar kapasitor ini mempunyai bentuk identik yaitu kotak dan berwarna putih.

9. Kapasitor Polyster (Tetap dan Tidak polaritas)

Kapasitor jenis ini mempunyai toleransi yang cukup besar yaitu antara 5 sampai 10 % persen. Oleh karena toleransinya yang cukup besar, kapasitor jenis ini biasanya digunakan untuk rangkaian frekuensi tinggi seperti pada power supply. Seperti terlihat pada gambar kapasitor ini mempunyai penampilan lonjong dan biasanya berwarna hijau.

 

10. Kapasitor Mika (Tetap dan Tidak polaritas) 

Kapasitor jenis ini juga tidak mempunyai polaritas dimana kita bisa bebas memasangnya tanpa takut terbalik (antara kutub + dan kutub -). Penggunaan resistor berbahan mika ini biasanya pada rangkaian berfrekuensi tinggi karena toleransinya yang rendah dan stabilitas yang sangat tinggi. Terlihat pada gambar bahwa kapasitor ini mempunyai bentuk yang unik dimana seperti bentuk hati / tanda love. 

11. Kapasitor Tantalum (Tetap dan Polaritas )

Kapasitor tantalum ini mempunyai polaritas dimana terdapat kutub positif dan negatif pada pin kakinya. Pin yang lebih panjang adalah kutub positif sementara yang lebih pendek adalah negatif. Kapasitor jenis ini mempunyai toleransi yang cukup baik sehingga banyak digunakan pada perangkat elektronik seperti laptop, Televisi, atau mainboard PC. Kekurangan dari kapasitor jenis ini adalah harganya yang relatif lebih mahal sehingga jarang digunakan oleh pelajar dan mahasiswa.

12. Kapasitor Elektrolit (Tetap dan Polaritas )

Kapasitor Elekrolit ini adalah jenis kapasitor yang paling umum dan banyak digunakan oleh pelajar ataupun mahasiswa. Selain karna mudah ditemui di toko elektronika, kapasitor ini juga mempunyai harga yang relatif lebih murah dan juga memiliki kapasitansi yang beragam. Perlu diingat bahwa kapasitor jenis ini mempunyai polaritas sehingga jangan sampai terbalik memasangnya.

13. Kapasitor Varco

Kapasitor jenis termasuk dapat Variable Kapasitor dimana kapasitor jenis ini nilai kapasitansinya dapat diubah ubah sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Cara yang digunakan untuk mengubah nilai kapasitansinya adalah dengan memutar tuas pada kapasitor. 

14. Kapasitor Trimmer

Sama seperti kapasitor Varco, Kapasitor trimmer ini juga dapat diubah - ubah nilai kapasitansinya sesuai dengan kebutuhan pengguna. Cara yang digunakan untuk merubah kapasitansinya adalah dengan memutar tuas tsb dengan obeng minus. Nilai kapasitansi yang disediakan pada kapasitor ini lebih kecil dari VARCO kapasitor. 

15. Air Induktor

Induktor merupakan komponen listrik yang digunakan untuk menyimpan energi listrik dapat bentuk medan magnet. Ciri khas bentuk dari induktor ini adalah terdapat rongga di tengahnya sehingga orang lebih mudah mengingatnya.

16. Iron Core Induktor

Induktor jenis ini mempunyai inti besi yang terdapat di tengahnya. Sama halnya seperti induktor pada umumnya, induktor jenis ini mempunyai fungsi untuk menyimpan energi listrik dapat bentuk medan magnet.

17. Torriodal Core Induktor

Ciri khas dari resistor jenis ini adalah terdapat rongga berbentuk O / lingkaran. Induktor ini terdiri dari cincin melingkar (inti magnet) dari bahan feromagnetik dan kumparan tembaga yang dililitkan ke cincin induktor tsb. 

18. Ferrite Core Induktor

Induktor jenis ini menggunakan bahan ferit sebagai intinya. Kemudian bagian ferrit tersebut akan dililitkan oleh kumparan dengan bahan tembaga. Jenis induktor ini banyak ditemui di rangkaian elektronik yang cukup kompleks seperti televisi, radio, board PC dan perangkat elektronik lainnya.

19. Variable Induktor

Induktor jenis ini nilai induktansinya dapat diubah - ubah sesuai dengan kebutuhan dari usernya. Induktor ini intinya juga biasanya menggunakan bahan ferrit, Kemudian dililitkan pada kumparan bahan tembaga.

20. Laminated Core Induktor

Induktor jenis ini mempunyai inti yang berlapis-lapis dari bahan lempengan logam dan ditempelkan secara-paralel. Kemudian masing-masing lempengan logam tsb diberikan Isolator (pada bagian sekatnya).

21. Dioda Zener

Dioda jenis ini digunakan sebagai pengamanan rangkaian karena akan menyalurkan arus listrik yang mengalir ke arah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan melampaui batas.

22. Dioda Bridge

Dioda jenis ini digunakan untuk menyearahkan atau merubah arus AC menjadi DC. Dioda ini biasanya digunakan pada perangkat power supply, inverter, dan rangkaian konversi AC to DC lainnya. Jadi cara kerja dari diode ini adalah dimana terdapat 4 buah diode dalam satu rangkaian, dimana 2 diode menyearahkan sinyal negatif dan dua diode menyearahkan sinyal positif. Sehingga membentuk suatu sinyal DC (Direct Current).

23. Dioda Laser

Dioda ini merupakan komponen yang cukup unik dikarenakan mampu mengeluarkan radiasi koheren yang dapat dilihat oleh mata. Radiasi tersebut yang dinamakan oleh cahaya laser. Dioda jenis ini digunakan pada banyak peralatan elektronik seperti laser pointer, konsol game, Remote Controler, dan Sistem fiber optik.

24. LED

Dioda ini merupakan diode yang bisa memancarkan cahaya monokromatik. Saat ini dipasaran warna yang dihasilkan oleh diode ini beraneka macam ada warna merah, hijau, biru, kuning dan lain sebagainya. Diode ini sangat mudah didapatkan di toko elektronika.

25. Dioda Penyearah

Diode ini digunakan untuk menyearahkan arus listrik dan juga menghentikan arus listrik dari arah yang berlawanan. Diode jenis ini pasti ada di semua peralatan elektronik karena digunakan sebagai pengaman dari arus balik. Baik itu di televisi, Kulkas, Motherboard PC pasti ada komponen ini.

26. Dioda Tunnel 

Dioda jenis ini mampu untuk beroprasi dengan sangat cepat. Dioda jenis ini berbahan germanium atau silikon. Rangkaian yang biasa menggunakan dioda ini adalah rangkaian detektor frekuensi dan konverter. Dioda jenis ini dapat berfungsi dengan baik pada gelombang mikro.

27. Dioda Varactor

Merupakan suatu jenis dioda yang nilai kapasitansinya dapat diatur dengan cara mengubah tegangan yang diberikan. Itu artinya diode jenis ini mempunyai fungsi yang mirip seperti kapasitor. Maka karakteristik dari diode ini adalah semakin tinggi tegangan yang diberikan maka nilai kapasitansinya akan semakin besar.

28. Dioda Schottky

Merupakan jenis dioda yang mempunyai tegangan jatuh (drop voltage) yang sangat rendah. Itu artinya karakteristik dari diode ini mempunyai penurunan tegangan yang sangat rendah. diode jenis ini memiliki perbedaan dari diode pada umumnya dimana : 

Pada Dioda Normal adalah menggunakan Persimpangan Semikonduktor-semikonduktor (Semiconductor-semiconduction Junction).

Sementara itu pada Dioda Schottky menggunakan Logam-semikonduktor (Metal-Semiconductor Junction) untuk persimpangan.

Oleh karena hal tsb dioda jenis ini mempunyai kemampuan switching yang sangat cepat dan biasanya digunakan pada rangkaian frekuensi radio, catu daya, dan mixer.

29. PhotoDioda

Photodioda merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah besaran menjadi besaran listrik. Oleh karena hal tsb dioda jenis ini sering digunakan sebagai sensor pada rangkaian arduino karena sangat peka cahaya. Cahaya yang dapat dideteksi dari sensor ini yaitu cahaya inframerah, cahaya ultra ungu atau cahaya lampu biasa.

30. SCR (Silicon Controlled Rectifier)

SCR atau Silicon Controlled Rectifier merupakan jenis diode yang berfungsi untuk pengendali. Seperti terlihat pada gambar, bentuk dari diode ini berbeda dari diode lainnya dimana terdapat 3 kaki pin. Daripada disebut sebagai diode, secara penampilan layaknya seperti transistor MOSFET.

31. Transistor BJT

Transistor adalah sebuah komponen elektronika yang mempunyai berbagai macam fungsi diantaranya sebagai saklar , penguat sinyal, osilator, modulator dan sebagainya. Komponen elektronika ini terbuat dari bahan semikonduktor seperti silikon

Transistor juga menjadi dasar dari gerbang logika yang kita kenal sekarang dimana kumpulan mosfet berubah menjadi IC ( Integrated Circuit ), dan kumpulan dari IC berubah menjadi sebuah Mikroprosesor.

Bipolar Transistor (BJT) terdiri dari :

NPN  arti npn (Negatif - Positif - Negatif)

PNP  arti pnp (Positif - Negatif - Positif)

Pada transistor BJT cara kerjanya adalah ouput yang mengalir dari Emitor ke Kolektor ditentukan oleh besarnya arus yang mengalir ke basis. Pada datasheet biasanya sudah tertera berapa arus minimal pada basis untuk membuat Emitor dan Kolektor berfungsi seperti saklar tertutup.

32. Transistor JFET

Berbeda dengan Transistor BJT yang mengunakan trigger arus pada gerbang gate. Pada transistor jenis ini besar kecilnya arus listrik yang mengalir akan ditentukan oleh input tegangan yang masuk ke gerbang Gate. Jadi semakin tinggi tegangan pada kaki Gate maka semakin banyak arus yang mengalir melewati transistor.

33. Transistor MOSFET

Transistor jenis ini paling populer, banyak digunakan dan umum ditemui dipasaran elektronika di Indonesia. Transistor MOSFET ini mempunyai prinsip kerja yang sama persis seperti Transistor JFET. Rangkaian yang paling sering dibuat menggunakan komponen ini adalah inverter DC to AC.

34. Transistor UJT (Uni Junction Transistor)

Transistor jenis ini juga masuk dalam bagian transistor efek medan dimana besar kecilnya arus listrik yang mengalir melalui transistor ditentukan oleh besar tegangan pada kaki Gate. Jadi semakin besar tegangan pada kaki gate maka arus listrik yang mengalir melewati transistor juga akan semakin besar. 

35. Integrated Circuit (IC)

IC merupakan sebuah komponen elektronik yang terdiri dari ribuah bahkan jutaan transistor , resisotor, dioda dan komponen lainnya. Seiring dengan berkembangnya industri saat ini IC ini memiliki banyak sekali variasi dan setiap IC punya fungsinya masing masing diantaranya :

        1. Penguat Operasional (Op Amp)

        2. Penguat Daya (Power Amplifier)

        3. Penguat Sinyal (Signal Amplifier)

        4. Sebagai Comparator

        5. Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)

        6. Dll

36. Switch / Push Button

Switch pada rangkaian elektronika umumnya menggunakan push button atau saklar kecil seperti terlihat pada gambar. Switch ini digunakan untuk berbagai macam keperluan diantaranya digunakan untuk mematikan rangkaian, merubah sinyal High menjadi Low dan sebagainya.

37. Buzzer

Buzzer atau alarm ini merupakan komponen yang berfungsi untuk mengeluarkan suara yang amat keras apabila diberikan arus listrik. Komponen ini biasanya digunakan pada rangkaian arduino dan hanya berdaya 5 Volt DC.

38. Sekering

Sekering ini berfungsi untuk memutus rangkaian elektronik ketika mengalami gangguan seperti hubung singkat atau beban berlebih. Sekering ini masuk dalam komponen elektronika karena bentuknya yang kecil dan juga dapat memutus arus DC (Direct Current).

39. Baterai

Batterai merupakan komponen yang digunakan sebagai supplai daya pada suatu rangkaian listrik atau peralatan listrik. Saat ini banyak sekali variasi kapasitas baterai mulai dari 1000 mAH bahkan sampai dengan 10.000 mAH.

40. Transformator

Ada beberapa jenis transformator yang masuk dalam komponen elektronika karena bentuknya yang kecil seperti trafo pada charger HP. Pada charger HP terdapat transformator mini yang digunakan unuk menuruntkan tegangan AC. 

41. Sensor

Saat ini sudah banyak sekali variasi sensor berukuran kecil dan berdaya kecil. Seperti sensor suara diatas yang hanya berdaya 5 Volt saja. Diantaranya ada juga sensor suhu LM35, Sensor gas, sensor magnet, sensor api, sensor gerakan PIR, dan lain sebagainya.


Sumber : https://www.teknikelektro.com/2021/02/40-komponen-elektronika-beserta.html 

Sabtu, 27 Maret 2021

Jenis-jenis Komponen Elektronika: Simbol, Fisik dan Fungsinya

Jenis-jenis Komponen Elektronika: Gambar Simbol, Bentuk Fisik beserta Fungsinya – Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-komponen Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.


Berikut ini merupakan Fungsi dan Jenis-jenis Komponen Elektronika dasar yang sering digunakan dalam Peralatan Elektronika beserta simbolnya.

A. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :

1. Resistor yang Nilainya Tetap

2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan Variable Resistor ataupun Potensiometer.

3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor

4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)

Gambar dan Simbol Resistor :


Gambar Jenis-jenis Resistor


B. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F)

Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :

1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.

2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum

3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor :


Gambar Jenis-jenis Kapasitor


C. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio. Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).

Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :

1. Induktor yang nilainya tetap

2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

Gambar dan Simbol Induktor :


Gambar Jenis-jenis Induktor (Coil)


D. Dioda (Diode)

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.

Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :

1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).

2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.

3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.

4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.

5. Dioda Shockley (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai pengendali .

6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.

7. Dioda Schottky adalah Dioda tegangan rendah.

8. Dioda Varaktor adalah dioda yang memiliki sifat kapasitas yang berubah-ubah sesuai dengan tegangan yang diberikan.

Gambar dan Simbol Dioda:


Gambar Jenis-jenis Dioda


E. Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. 

Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). 

Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. 

UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.

Gambar dan Simbol Transistor :


Gambar Jenis-Jenis Transistor


F. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).

Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.

Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :


Jenis-jenis IC (Integrated Circuit)


G. Saklar (Switch)

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.

Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :


Gambar Jenis-jenis Saklar (Switch)


Editor : Rudy Hermawan

Link Sumber Artikel dari:

https://teknikelektronika.com/jenis-jenis-komponen-elektronika-beserta-fungsi-dan-simbolnya/