JIP - Pada mesin-mesin Jeep modern, dan rata-rata mesin SUV terkini, dilengkapi teknologi hydraulic lash adjuster (HLA), atau bisa disebut hydraulic valve lifter alias hydraulic tappet.
Fitur ini mengacu pada mekanisme buka tutup klep, di dalam kepala
silinder. Zaman dulu, agar gerakan buka tutup klep sempurna, mesti
dilengkapi sistem penyetelan celah, antara klep dan penggeraknya, pada rocker arm. Celah tersebut akan berubah seiring waktu pemakaian. Sehingga harus disetel secara berkala.
Munculnya HLA mengatasi masalah itu. Karena proses menekan batang klep melalui cam langsung (mesin SOHC ataupun DOHC), atau push rod
(pada mesin OHV), dilengkapi sistgem hidraulis, yang menjaga celah
tersebut secara otomatis. Sehingga tidak lagi diperlukan penyetelan
secara manual, yang membuatnya lebih praktis.
Sistem ini bukan teknologi anyar, telah ada sejak era 1930-an. Cadillac
V16 tercatat sebagai mesin pertama yang menggunakan HLA. Dan kini
teknologi ini dipergunakan oleh hampir seluruh kendaraan moderen.
Sayang sekali, pada praktiknya, sistem ini memiliki kelemahan. Karena
digerakkan dengan sistem hidraulis, maka kinerjanya tergantung pada
tekanan oli yang ada. Dan juga kondisi piranti HLA itu sendiri. Penyebab
kegagalan biasanya lubang oli mampet sehingga proses adjustingnya gagal. Alhasil klep (valve) tidak bisa naik dan turun sebagaimana mestinya, dan mesin pun mendapat bonus suara tik..tik..tik. Di sisi lain, performa mesin pun melorot.
“Jika kondisi HLA tidak bisa bekerja sebagaimana mestinya, maka kinerja
mesin akan menurun karena buka tutup klep tidak berada pada derajat
yang telah ditentukan,” terang Hendar dari HMS. “Sehingga tidak
mengherankan jika performa kendaraan merosot, selain itu biasanya
disertai dengan melonjaknya pemakaian BBM,” terang pria yang buka
praktek bengkel di rumahnya ini.
“Pada dasarnya, pabrik menganjurkan untuk mengganti HLA jika kondisinya
sudah tidak bugar lagi, namun hal ini masih bisa ditawar dengan jalan
membersihkan HLA tersebut,” terang Hendar. “Pada kondisi tertentu, HLA
tersebut bisa ditolong keadaannya dan kembali menjadi normal, namun jika
kerak yang ada pada HLA tersebut sudah terlalu banyak dan mengeras, apa
boleh buat harus ganti yang baru,” jelasnya.
Cara membersihkan HLA pada dasarnya cukup gampang, namun memang
terlebih dahulu harus membuka kepala silinder. “Metode membersihkannya
cukup sederhana dengan menggunakan bensin ataupun thinner,”
cerocosnya. “Proses perendamannya sebaiknya dilakukan setidaknya 4
hingga 12 jam, sembari sesekali diputar-putar pelatuk hidraulisnya,”
lanjut warga Jakarta Barat ini.
Tanda bahwa HLA tersebut masih bisa dipakai lagi, yakni pelatuknya
masih bisa diputar. “Jika sudah sekian lama direndam namun tidak bisa
diputar, artinya tidak bisa lagi menggunakan HLA tersebut, alias harus
diganti dengan yang baru,” sambungnya.
Apabila HLA dinyatakan bersih dan bisa diputar, maka proses selanjutnya
dibersihkan dengan disempot angin. Kemudian dilanjutkan dengan
merendamnya kembali pada oli yang masih fresh selama 2 - 4 jam. Proses pembersihan pun selesai, dan HLA bisa dipasang kembali.
Setelah direndam dalam bensin atau thinner, HLA diputar-putar bagian
silinder dalam yang berada pada bagian tengahnya. Pastikan peranti
tersebut dapat diputar. Ini indikasi bahwa kotoran telah larut pada saat
perendaman.
Pastikan bahwa lubang oli (oil supply drilling) yang berada pada sisi
HLA tersebut tidak mampet. Melalui lubang inilah mekanisme hidraulis
pada HLA ini terjadi. Setelah dipastikan bahwa lubang oli tersebut tidak
mampet, rendam HLA pada oli yang masih baik.
Beberapa hydraulic Lash Adjuster mekanismenya dapat dibuka dan hanya
dikunci dengan menggunakan spi. Tipe HLA ini lebih mudah untuk
dibersihkan kerak olinya, dibandingkan dengan tipe fix, seperti yang
dipergunakan pada KIA Sportage Gen 1.
Diagram mekanikal pada hydraulic tappet.
Thanks to:
HMS
Telp : 085716529697
Sumber: http://jip.co.id/read/2015/01/16/336018/139/24/Hydraulic-Lash-Adjuster-Halau-Hydraulic-Tappet-ngambek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar