REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan hasil hitung cepat alias quick qount
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan adanya kejutan dari Pilgub
Jabar, pada Ahad (24/2), yaitu kenaikan suara pasangan nomor urut 5,
Rieke Diah Pitaloka ke posisi nomor dua menggeser Dede Yusuf dibanding
survei sebelumnya.
Peneliti/ Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Toto Izul Fatah mengatakan hal itu menanggapi hasil hitung cepat LSI atas Pilkada Jawa Barat 2013, di Jakarta.
Toto mengatakan, kejutan bukan kemenangan pasangan petahana Ahmad Heryawan yang sudah diprediksi sebelumnya sebagai cagub potensial, selain Dede Yusuf, tapi lebih karena adanya kejutan kenaikan suara pasangan nomor urut 5, Rieke Diah Pitaloka ke posisi nomor dua menggeser Dede Yusuf di survei sebelumnya.
Data Hitung Cepat LSI atas Pilgub Jabar menyebutkan:
- Pasangan Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar unggul di posisi pertama dengan suara 33,14 persen,
- Kedua pasangan Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki dengan 27,92 persen,
- Ketiga Dede Yusuf - Lex Laksamana dengan 25,23 persen,
- Kempat pasangan Irianto MS Syafiudin -Tatang Farhanul 11,81 persen dan
- Kelima pasangan Dikdik - Cecep memperoleh 1,89 persen.
Hitung cepat LSI menggunakan metodologi penarikan sample melalui secara acak (multistage random sampling) terhadap 400 TPS dengan tingkat kesalahan sekitar satu persen.
Menurut Toto, dalam analisis LSI, kejutan itu terjadi sebagai akibat dari efek domino di internal Partai Demokrat, khususnya pasca ketua umumnya, Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Hambalang pada Jumat (22/2), kepada elektabilitas Dede Yusuf.
"Dari data survei terakhir LSI, terungkap bahwa Dede Yusuf terasosiasi cukup kuat dan masif dengan Demokrat sebagai partai pengusung yang sedang dipersepsi menurun oleh mayoritas publik." katanya.
Selain itu, kata Toto, berbeda dengan Ahmad Heryawan- Deddy Mizwar yang tidak mencantumkan embel-embel logo PKS. Mungkin, karena Aher sadar bahwa pencantuman itu secara strategis tidak menguntungkannya.
"Setidaknya, sekitar 50 persen publik mengaku tahu kalau Dede diusung Demokrat," katanya.
Sedangkan, hanya 30 persen saja publik yang tahu Aher diusung PKS. Sehingga, begitu muncul berita penetapan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka, publik tidak terlalu terpengaruh, kata Toto.
Petugas KPPS melakukan penghitungan suara di TPS 24 di Perumahan Puri
Citayam Permai Rawapanjang,
Bojonggede, Kabupaten Bogor. Ahad (24/2).
(Republika/Musiron)
Peneliti/ Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Toto Izul Fatah mengatakan hal itu menanggapi hasil hitung cepat LSI atas Pilkada Jawa Barat 2013, di Jakarta.
Toto mengatakan, kejutan bukan kemenangan pasangan petahana Ahmad Heryawan yang sudah diprediksi sebelumnya sebagai cagub potensial, selain Dede Yusuf, tapi lebih karena adanya kejutan kenaikan suara pasangan nomor urut 5, Rieke Diah Pitaloka ke posisi nomor dua menggeser Dede Yusuf di survei sebelumnya.
Data Hitung Cepat LSI atas Pilgub Jabar menyebutkan:
- Pasangan Ahmad Heryawan - Deddy Mizwar unggul di posisi pertama dengan suara 33,14 persen,
- Kedua pasangan Rieke Diah Pitaloka - Teten Masduki dengan 27,92 persen,
- Ketiga Dede Yusuf - Lex Laksamana dengan 25,23 persen,
- Kempat pasangan Irianto MS Syafiudin -Tatang Farhanul 11,81 persen dan
- Kelima pasangan Dikdik - Cecep memperoleh 1,89 persen.
Hitung cepat LSI menggunakan metodologi penarikan sample melalui secara acak (multistage random sampling) terhadap 400 TPS dengan tingkat kesalahan sekitar satu persen.
Menurut Toto, dalam analisis LSI, kejutan itu terjadi sebagai akibat dari efek domino di internal Partai Demokrat, khususnya pasca ketua umumnya, Anas Urbaningrum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus Hambalang pada Jumat (22/2), kepada elektabilitas Dede Yusuf.
"Dari data survei terakhir LSI, terungkap bahwa Dede Yusuf terasosiasi cukup kuat dan masif dengan Demokrat sebagai partai pengusung yang sedang dipersepsi menurun oleh mayoritas publik." katanya.
Selain itu, kata Toto, berbeda dengan Ahmad Heryawan- Deddy Mizwar yang tidak mencantumkan embel-embel logo PKS. Mungkin, karena Aher sadar bahwa pencantuman itu secara strategis tidak menguntungkannya.
"Setidaknya, sekitar 50 persen publik mengaku tahu kalau Dede diusung Demokrat," katanya.
Sedangkan, hanya 30 persen saja publik yang tahu Aher diusung PKS. Sehingga, begitu muncul berita penetapan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka, publik tidak terlalu terpengaruh, kata Toto.
Redaktur : Citra Listya Rini |
Sumber : Antara |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar