Ujian Nasional tingkat SMA
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mohammad Nuh mengatakan, Ujian Nasional (UN) di 11 provinsi di Indonesia
Tengah terpaksa ditunda. Namun ia yakin penundaan ini tidak akan
menimbulkan masalah bagi 1,1 juta siswa di Indonesia Tengah.
Kalau
jadwal ujian di geser maju, kata Nuh, pasti murid akan protes luar
biasa. “Kalau jadwal UN digeser mundur, saya yakin murid-murid merasa
senang, jadi ini tidak perlu didramatisir,”katanya di Gedung
Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Ahad, (14/4).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Mohammad Nuh
UN, ujar Nuh, tidak
seperti main bola. Misalnya seorang siswa sudah belajar mati-matian
untuk ujian bahasa Indonesia pada hari senin, tidak mungkin pada hari
Selasa hilang hafalannya.
Justru, kata Nuh, murid-murid bisa
memanfaatkan penundaan ujian ini untuk belajar lebih lama. Sehingga pada
Kamis depan bisa mengerjakan soal-soal UN secara lebih baik. Para
pengawas dan guru juga diminta untuk mensosialisasikan kepada para siswa
bahwa UN ditunda karena adanya kesalahan teknis.
Pihaknya,
terang Nuh, sudah melakukan komunikasi ke berbagai dinas pendidikan di
Indonesia Tengah bahwa UN ditunda. Secara psikologis penundaan UN ini
tidak menimbulkan kerugian bagi murid.
Orang tua murid, ujar
Nuh, diharap memahami penundaan UN ini. Jika ada yang menggugat tentu
akan dilayani dengan baik. “Namun kami berharap adanya saling memahami
dalam persoalan ini, sebab masalah ini luar biasa beratnya, “ ujarnya.
Reporter : Dyah Ratna Meta Novi |
Redaktur : Nidia Zuraya
| | | | |