Tampilkan postingan dengan label Sejarah Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah Indonesia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 21 Maret 2014

BOROBUDUR, PRAMBANAN & RATU BOKO

BOROBUDUR, PRAMBANAN & RATU BOKO




THE EXTRAORDINARY CULTURAL HERITAGE OF CENTRAL JAVA
A lush tropical landscape dotted with hundreds of archeological temples, including two UNESCO world heritage sites, Borobudur and Prambanan, this is a destination that leaves you spellbound. The grandeur and complexity of the temples has to be seen to be believed, and photography struggles to convey the depth.
At a time when Europe was still in the dark ages, the “Central Javanese Period“ was building religious structures and art, now recognised as being the oldest and highest level of art within South East Asia

Central Javanese spirituality and artistic endeavour continues to exist side by side with mundanities of every day life.




A BRIEF HISTORY
At the time in which these monuments were built, Indian pilgrims had spread Buddhist and Hindu teachings spread across Java, Indonesia. The proud ruling dynasties of Central Java built a seemingly endless number of structures, of all scales.
Buddhist and Hindu religions lived harmoniously side by side across Java, and as families of different religions married, even mixed religion temples were built.
The adaption of Indian religion and customs with the local artistry and traditions bred its own unique style; “Hindu-Java Art” .
Around 920 the power shifted from Central Java to West Java and the monuments including Borobudur, Prambanan and Ratu Boko became neglected, exposed to ash from volcanic eruptions, and the ravages of the local vegetation.
Now restoration sees these world relevant sites back on the map with millions of people visiting each year.


ORIENT ME!
Java is the most populous island in Indonesia, South East Asia. This is land is densely populated, and the majority of people now practice Islam.
Prambanan, Borobudur and Ratu Boko are close to the major centre of Yogyakarta, also referred to by locals as Jogja. Yogyakarta has a population of approximately 4 million people.
Not too far away are two other interesting cities, both with international airports. Solo, and Semarang, where some people also choose to stay.


Access to the area is easy by plane, train, or buses. Once in the region, given the driving conditions, it is recommended you hire one of the many local drivers rather than rent your own vehicle. For to-the-minute information on travel and hiring a driver, our friendly Visitor Assistance Centre can help.
BY CAR FROM YOGYAKARTA:
Prambanan is around 30 minutes drive
Borobudur is approximately 40 minutes away
Ratu Boko is close to 35 minutes drive




SEKILAS INFO / ANNOUNCEMENT

Sekilas Info
Dengan perkembangan kondisi terakhir setelah terjadinya erupsi Gunung Kelud yang mengakibatkan ditutupnya kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Keraton Ratu Boko, maka berdasarkan koordinasi kami dengan Balai Konservasi Candi Borobudur, Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta dan Jawa Tengah,  Manajemen PT TWC memutuskan untuk membuka kembali kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur secara normal mulai hari Rabu, tanggal 26 Februari 2014. Sedangkan operasi normal untuk Candi Prambanan dan Situs Kraton Ratu Boko akan dibuka  pada hari Jum’at, tanggal 28 Februari 2014.

Announcement
By looking at the final condition after the eruption of Mount Kelud which resulted in the closure of tourist visits to Borobudur, Prambanan, and Ratu Boko Palace, and based on our coordination with the Borobudur Conservation Center, Preservation Hall Heritage of Yogyakarta and Central Java, Management PT TWC decided to reopen to tourists visiting Borobudur normally begin on Wednesday, February 26, 2014. While the normal operation of Prambanan and Ratu Boko site will be open on Friday, February 28, 2014.

Sumber: http://www.borobudurpark.co.id/

Minggu, 24 Maret 2013

P4 (Ekaprasatya Pancakarsa) - Sejarah Indonesia Masa Orde Baru

Napak tilas Sejarah Indonesia... sekedar untuk mengingat kembali bagi pembaca yang usianya sudah diatas 40 tahun.


Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan Soekarno. Orde Baru hadir dengan semangat "koreksi total" atas penyimpangan yang dilakukan oleh Soekarno pada masa Orde Lama.

Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela di negara ini. Selain itu, kesenjangan antara rakyat yang kaya dan miskin juga semakin melebar.

Pada 1968, MPR secara resmi melantik Soeharto untuk masa jabatan 5 tahun sebagai presiden, dan dia kemudian dilantik kembali secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.

Presiden Soeharto memulai "Orde Baru" dalam dunia politik Indonesia dan secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri dan dalam negeri dari jalan yang ditempuh Soekarno pada akhir masa jabatannya.
Salah satu kebijakan pertama yang dilakukannya adalah mendaftarkan Indonesia menjadi anggota PBB lagi. Indonesia pada tanggal 19 September1966 mengumumkan bahwa Indonesia "bermaksud untuk melanjutkan kerjasama dengan PBB dan melanjutkan partisipasi dalam kegiatan-kegiatan PBB", dan menjadi anggota PBB kembali pada tanggal 28 September1966, tepat 16 tahun setelah Indonesia diterima pertama kalinya.


Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4)

Pada tanggal 12 April 1976 Presiden Soeharto mengemukakan gagasan mengenai pedoman untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila, yang terkenal dengan nama Ekaprasatya Pancakarsa atau Pedomanan Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila (P4).

Untuk mendukung pelaksanaan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen, maka sejak tahun 1978 pemerintah menyelenggarakan penataran P4 secara menyeluruh pada semua lapisan masyarakat. Penataran P4 ini bertujuan membentuk pemahaman yang sama mengenai demokrasi Pancasila, sehingga dengan adanya pemahaman yang sama terhadap Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 diharapkan persatuan dan kesatuan nasional akan terbentuk dan terpelihara. Melalui penegasan tersebut opini rakyat akan mengarah pada dukungan yang kuat terhadap pemerintah Orde Baru.

Dan sejak tahun 1985 pemerintah menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal dan kehidupan berorganisasi. Semua bentuk organisasi tidak boleh menggunakan asasnya selain Pancasila. Menolak Pancasila sebagai sebagai asas tunggal merupakan pengkhianatan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Penataran P4 merupakan suatu bentuk indoktrinasi ideologi, dan Pancasila menjadi bagian dari sistem kepribadian, sistem budaya, dan sistem sosial masyarakat Indonesia.

Pancasila merupakan prestasi tertinggi Orde Baru, dan oleh karenanya maka semua prestasi lainnya dikaitkan dengan nama Pancasila. Mulai dari sistem ekonomi Pancasila, pers Pancasila, hubungan industri Pancasila, demokrasi Pancasila, dan sebagainya. Dan Pancasila dianggap memiliki kesakralan (kesaktian) yang tidak boleh diperdebatkan.

Sumber: Wikipedia