Tampilkan postingan dengan label Banjir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Banjir. Tampilkan semua postingan

Rabu, 20 Januari 2021

10 Penyebab Banjir | Akibat Banjir dan Cara Mengatasi Banjir

Banjir merupakan suatu kondisi di mana terjadi luapan air yang berlebih yang mengakibatkan terendamnya suatu wilayah.  Banjir adalah air dalam volume besar yang menggenangi sebuah daerah, Banjir pun bisa diartikan sebagai aliran air yang tidak dapat lagi tertampung oleh sungai, laut, danau, dan saluran lainnya. Biasanya air banjir berasal dari sungai atau hujan lebat yang terus menerus. Saat bencana ini terjadi, banyak orang kehilangan harta benda mereka. Bahkan sampai menimbulkan korban jiwa. Karena itu, kita harus tahu tentang penyebab banjir agar bisa mengambil langkah tepat untuk mencegahnya.

10 Penyebab Banjir

1. Penebangan hutan liar yang menyebabkan hutan gundul

Kita sama-sama tahu bahwa gundulnya hutan berarti pohon berkurang. Akar pohon yang berfungsi sebagai penyerap air juga hilang sehingga akan lebih mudah terjadi nya banjir karena tidak ada perlindungan pohon untuk menahan serapan air.

2. Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya mampet

Sampah yang sembarangan dibuang di sungai membuat alirannya mampet dan akibatnya air sungai akan meluap yang berakibat terjadinya bencana banjir yang dapat merugikan masyarakat karena memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat.

3. Pemukiman di bantaran kali

Pemukiman di bantaran sungai membuat kali rentan terjadi pendangkalan. Pendangkalan sungai atau kali terjadi karena kebiasaan buang sampah para warganya yang langsung ke sungai dan keadaan tanah yang ada di kiri kanan bangunan bisa saja ambles lalu menutup sisi-sisi sungai. Sehingga kali atau sungai jadi sempit dan rawan bencana banjir.

4. Daerah yang datarannya rendah

Tentu saja wilayah yang datarannya rendah akan mengakibatkan rawan banjir, karena luapan air akan mengalir dari tempat yang datarannya tinggi ke tempat yang datarannya rendah sehingga banjir sering terjadi.

5. Curah hujan yang tinggi

Suatu daerah yang curah hujannya tinggi, jika terjadi berlarut-larut atau hujan lebat dalam kurun waktu lama, sangat berpotensi terjadi nya banjir terutama daerah yang datarannya rendah serta memiliki curah hujan yang tinggi akan semakin lebih mudah terjadinya banjr. 

6. Drainase yang diubah tanpa mengindahkan Amdal

Drainase yang diubah tanpa mengindahkan amdal yang terutama di lingkungan perkotaan. Daerah hutan atau rawa yang seharusnya bisa membantu mengurangi banjir, dipakai untuk mambangun mall atau lainnya yang menyebabkan merusak lapisan atmosfer sehingga akan mudah terjadinya banjir.

7. Bendungan yang jebol

Bendungan yang jebol merupakan penyebab yang sering terjadi di sekitar lingkungan yang kurang terawat dan mudah dirusak kelestariannya, memanfaatkan sesuatu tidak pada tempatnya dan hasilnya akan berakibat banjir bandang.

8. Salah sistem kelola tata ruang 

Dengan melakukan kesalahan sistem kelola tata ruang yang mengakibatkan air sulit untuk menyerap dan alirannya lambat. Sementara air yang datang ke daerah tersebut jumlahnya lebih banyak dari yang biasa dialirkan sehingga mudah cepat terjadinya banjir.

9. Terjadinya tsunami 

Merupakan salah satu jenis banjir air laut yang besar. Tsunami biasanya terjadi akibat dari pergeseran lapisan atmosfer lempeng-lempeng bumi. Tingginya gelombang tsunami ini dapat menyapu daerah-daerah di sekitarnya hingga menimbulkan  banyak korban jiwa.

10. Tanah tidak mampu menyerap air 

Ketidakmampuan tanah dalam menyerap air tersebut dikarenakan sudah jarang ditemukan lahan hijau atau lahan kosong. Sehingga air langsung masuk ke salurannya, sungai, danau, selokan. Air dalam jumlah yang banyak dan deras yang tidak bisa tertampung lagi oleh saluran-saluran tersebut pun menggenang dan mengakibatkan banjir.

Akibat Banjir

Setiap bencana pasti menimbulkan kerugian di wilayah yang terkena bencana, begitu pula ketika bencana banjir melanda. Berikut beberapa dampak banjir dan mengurangi banjir agar tidak berakibat fatal dan parah ketika terjadi banjir.

Berikut adalah penjelasannya :

  1. Menyebarnya berbagai bibit penyakit
  2. Kehilangan harta benda
  3. Ladang, tanaman, lahan pertanian yang rusak
  4. Banyak korban jiwa akibat banjir bandang
  5. Fasilitas umum, sarana prasarana yang rusak
  6. Jarang air karena sudah terkontaminasi banjir
  7. Pohon-pohon besar yang lama terendam akan mati
  8. Dalam jangka panjang, jumlah wisatawan akan menurun
  9. Pemulihan kembali daerah bencana yang butuh waktu lama
  10. Biaya untuk membangun sarana prasarana yang rusak tidak murah
  11. Terjadi kenaikan harga karena bahan makanan yang langka.

Cara mengurangi dampak banjir

  • Menata daerah aliran sungai sesuai fungsinya
  • Jangan membuang sampah sembarangan ke kali
  • Jangan bangun rumah atau bangunan di  bantaran kali
  • Lakukan pengerukan sungai
  • Sistem pemantau dan peringatan akan terjadi bencana perlu dibangun di daerah rawan banjir
  • Lakukan penghijauan hutan kembali (reboisasi)

Keuntungan Datangnya Banjir

Banjir yang kita pikir hanya mendatangkan kerugian, ternyata ada keuntungan juga di balik musibah ini. Apa saja keuntungannya?

  1. Air tanah jadi terisi kembali
  2. Di wilayah kering, mencukupi kebutuhan air
  3. Banjir menambah kandungan yang ada di tanah
  4. Ikan sangat pas berkembang biak di air banjir
  5. Tambahan kandungan atau nutrisi ke danau dan sungai sehingga berpengaruh baik pada industri perikanan selanjutnya
  6. Penyeimbang ekosistem sungai (air banjir yang tawar)
  7. Air banjir yang melimpah dimanfaatkan oleh beberapa jenis ikan untuk mencari tempat hidup yang baru
  8. Setelah terjadinya banjir burung memiliki cadangan makanan yang melimpah

Jenis-jenis Banjir Berdasarkan Penyebabnya

Banjir terdapat beberapa jenis yang akan dijelaskan berdasarkan penyebabnya yang akan memberikan informasi mengenai jenis-jenis banjir sehingga akan mudah untuk di cegah sebelum banjir terjadi.

Berikut adalah penjelasan mengenai jenis-jenis banjir berdasarkan penyebabnya :

1. Banjir Pantai (Rob)

Banjir yang biasa melanda pemukiman dekat pantai ini terjadi karena dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut. Sebabnya ialah angin taifun dan gelombang pasang laut. Wilayah Semarang paling sering dilanda banjir rob.

2. Banjir Kiriman atau Luapan Sungai

Tak ada tanda atau gejala alam bahwa akan terjadi banjir. Banjir kiriman datangnya tiba-tiba. Dan biasanya terjadi musiman yang bergantung pada iklim di Indonesia. Banjir ini tidak berlangsung sebentar. Melainkan bisa beberapa hari bahkan sampai hitungan minggu.

3. Banjir Hujan Ekstrim

Terjadinya hujan lebat disertai petir dan badai bisa memicu banjir hujan ekstrim. Beberapa jam setelah hujan biasanya akan datang banjir. Terlebih wilayah yang tanah bantaran kalinya tak kuat menahan datangnya air (bantaran sudah lapuk).

4. Banjir Bandang

Banjir bandang timbul karena hujan yang deras sementara sungainya tersumbat sampah. Dan pada akhirnya  air sungai akan naik. Biasanya tidak berlangsung lama dan akan kembali normal seiring berkurangnya curah hujan

5. Banjir Hulu

Jumlah air dari banjir hulu ini sedikit karena terjadi di wilayah yang tidak luas, aliran airnya pun cepat. Pemukiman yang tak jauh dari hulu sungai biasa mengalami banjir hulu.

Bencana Banjir yang Mematikan dan Pengendaliannya

Bencana banjir yang terjadi hampir di seluruh dunia dapat menyebabkan terjadi kebanjiran yang dapat merusak lingkungan yang dapat merugikan seluruh makhluk hidup di bumi yang berawal dari erosi tanah yang kemudian akan menyebabkan terjadinya kebanjiran. Namun masih banyak cara untuk pengendalian terjadinya banjir yang bisa dilakukan untuk menanggulangi terjadinya banjir. 

Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa bencana banjir mematikan dan pengendaliannya :

1. bencana banjir yang paling mematikan di dunia

  1. Banjir Cina (1931) dengan korban jiwa sebanyak 2500.000 – 3700.000;
  2. Banjir Sungai Kuning, Cina (1887) dengan korban jiwa sebanyak 900.000 – 2000.000;
  3. Banjir Sungai Kuning, Cina (1938) dengan korban jiwa sebanyak 000 – 700.000;
  4. Tsunami Samudra Hindia, Indonesia (2004), dengan korban jiwa sebanyak 235.000 – 280.000;
  5. Taifun Nina yang merusak bendungan Banqiao, China (1975), dengan korban jiwa sebanyak 231.000;
  6. Banjir Sungai Yang Tse, Cina (1935), dengan korban jiwa sebanyak 145.000;
  7. Banjir Badai St. Felix, Belanda (1530), dengan korban jiwa sebanyak lebih dari 100.000;
  8. Banjir Hanoi dan Delta Sungai Merah, Vietnam Utara (1971), dengan korban jiwa sebanyak 100.000;
  9. Banjir Sungai Yang Tse, Cina (1911), dengan korban jiwa sebanyak 100.000.

2. Pengendalian banjir di berbagai negara

  1. Eropa

Untuk mengurangi dampak banjir, Perancis membangun waduk-waduk yang bernama Les Grans Lacs De Seine. Waduk tersebut berguna agar tekanan air yang mungkin meluap dari sungai Seine dapat dikurangi. Thames Barrier pun membantu melindungi kota London dari tingginya air laut. Venesia pun punya tanggul pelindung air laut yang tinggi. Italia Utara dengan Sungai Adige yang airnya mungkin saja meluap, memiliki kanal bawah tanah, jadi luapan bisa dialirkan ke danau Garda.

  1. Afrika

Nama bendungan ini sudah tidak asing lagi di dunia. Ya, Bendungan Aswan yang telah berjasa dalam menanggulangi banjir yang terjadi di sungai Nil.

  1. Amerika

Di Manitoba, Kanada dibangun sistem pengalihan tanggul, sungai, dan jalur banjir massal untuk mengurangi efek banjir. Sedangkan New Orleans punya bendungan yang panjangnya hingga ratusan mil sebagai pengendali banjir.

  1. Asia

Di wilayah kanal besar Cina dan daerah India pengendalian banjir agar tak sampai perkotaan adalah dengan menenggelamkan wilayah pedesaan.

Tentang  Badan Nasional Penanggulangan Bencana

Banyaknya bencana yang melanda negeri kita, harus dapat diantisipasi dan ditangani dengan cepat. Misalnya saja banjir. Bencana banjir yang melanda suatu daerah akan mengakibatkan banyak kerugian, seperti yang telah di bahas sebelumnya. Oleh karena itu pemerintah yang telah mengeluarkan Undang-Undang No.24 Tahun 2007 mengenai penanggulagan bencana, lalu kembali mengeluarkan Peraturan Presiden No.8 Tahun 2008, mengenai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Yang memiliki tugas dan fungsi melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana yang terencana di tiap-tiap terjadinya bencana alam besar yang menimbulkan banyak korban jiwa.

Semoga penjelasan ini bisa bermanfaat dan menambah wawasan anda.

Sumber : https://ilmugeografi.com/bencana-alam/penyebab-banjir

Selasa, 18 Februari 2014

Bencana Awal 2014 Timbulkan Kerugian Rp13,87 Triliun

NASIONAL

Bencana Awal 2014 Timbulkan Kerugian Rp13,87 Triliun




Metrotvnews.com, Jakarta: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 197 orang tewas, 64 luka-luka dan 1,6 juta jiwa mengungsi akibat 282 kejadian bencana alam yang terjadi sepanjang 1 Januari 2014 hingga 16 Febuari 2014.


"Bencana sepanjang awal 2014 juga telah menyebabkan puluhan ribu rumah rusak dan hancur hingga menyebabkan banyak penderitaan," sebut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho via rilis yang diterima hari ini (17/2).

Selain korban jiwa, bencana juga menyebabkan kerugian ekonomi yang ditaksir sampai triliunan rupiah. Dari sejumlah bencana besar yang terjadi sepanjang awal tahun ini, terdata banjir bandang di Manado, Sulawesi Utara menyebabkan kerugian hingga Rp1,87 trilun, erupsi Gunung Sinabung Rp1 triliun, banjir di Pantai Utara Jawa (Pantura) Rp6 triliun dan banjir DKI Jakarta Rp5 triliun.

Total kerugian sebesar Rp13,87 triliun tersebut belum termasuk sejumlah bencana lain yang terjadi di rentang awal tahun ini.

Kendati kejadian sejumlah bencana telah membuktikan bahwa wilayah negeri ini rawan terjadi musibah, tingkat kesadaran dan kesiapan publik dan pemda dalam mengantisipasi malapetaka akibat bencana alam mayoritas masih rendah.

Berkaca dari kejadian bencana besar pada 2006, 2012 dan 2013, sejatinya kemampuan warga dan pemda dalam menangani kejadian tersebut mengalami peningkatan. Namun, sambung Sutopo, masih terdapat kekurangan yang sangat menonjol dalam mengantisipasi hal itu.

Di kalangan masyarakat, umpamanya, antisipasi untuk menurunkan resiko akibat bencana belum menjadi perilaku (<>attitude<>) dan budaya. Sementara di level pemda, baru segelintir dari antara mereka yang telah memasukan program antisipasi bencana dan penanggulangannya dalam program kerja tahunan mereka.

Bila sudah bicara perihal peningkatan kapasitas kesiapsiagaan, kinerja mayoritas pemda terlihat semakin kedodoran. Indikatornya, lanjut dia, tercermin dari alokasi dana untuk penanggulangan bencana yang rata-rata kurang dari 0,5% dari APBD.

Situasi karut marut ini, sambung Sutopo, sejatinya harus menjadi tantangan bersama untuk dibenahi. Menurut dia, Pengurangan risiko bencana harus dijadikan prioritas. Harus dilihat sebagai investasi pembangunan.

“Bencana tidak bisa kita tolak tapi risikonya kita kurangi,” tandasnya.

Sutopo memberi contoh bahwa Amerika Serikat adalah salah satu negara yang serius menjalankan program antisipasi kejadian bencana. Negara Adidaya tersebut mengalokasikan dana antisipasi hingga 1 juta dollar AS untuk kegiatan pengurangan bencana. Imbasnya kerugian materi akibat bencana bisa ditekan hingga 7 juta dollar AS.

Hal serupa juga telah dilakukan Uni Eropa yang mengalokasikan 1 juta dollar AS dan dampak mengurangi potensi kerugian hingga 10-40 juta dollar AS. Indonesia, lanjutnya, seyogianya memfotokopi kebijakan antisipasi bencana yang telah jamak dilakukan oleh negara lain. (Cornelius Eko Susanto)

Editor: Afwan Albasit

Sumber: http://www.metrotvnews.com/metronews/read/2014/02/17/6/216644/Bencana-Awal-2014-Timbulkan-Kerugian-Rp1387-Triliun