Jakarta - Demam batu -- utamanya akik
-- tengah melanda Indonesia. Berbagai jenis batu warna-warni ini
menjadi buruan warga. Tak ayal sentra batu akik di Pasar Rawabening di
Jatinegara dijubeli konsumen. Kemacetan pun menjadi pemandangan
sehari-hari di pasar batu mulia terbesar di Indonesia -- bahkan ada yang
menyebut terbesar di Asean -- ini.
Gems Center Jakarta ini berada persis di depan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Selain batu akik, di pasar ini juga bisa ditemui pedagang keris hingga perak. Pasar ini memiliki tiga lantai, namun yang paling ramai adalah lantai dasar.
Pada Sabtu (7/3/2015) kemarin pasar ini disesaki pengunjung. Ramainya pengunjung membuat lalu lintas di sekitar pasar macet panjang. Hal ini disebabkan banyaknya motor yang parkir di pinggir jalan dan juga mobil pengunjung yang berebut masuk ke pasar.
Berikut ini adalah penampakan Pasar Rawabening yang sedang dipenuhi penjual dan pembeli batu akik...
Gems Center Jakarta ini berada persis di depan Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Selain batu akik, di pasar ini juga bisa ditemui pedagang keris hingga perak. Pasar ini memiliki tiga lantai, namun yang paling ramai adalah lantai dasar.
Pada Sabtu (7/3/2015) kemarin pasar ini disesaki pengunjung. Ramainya pengunjung membuat lalu lintas di sekitar pasar macet panjang. Hal ini disebabkan banyaknya motor yang parkir di pinggir jalan dan juga mobil pengunjung yang berebut masuk ke pasar.
Berikut ini adalah penampakan Pasar Rawabening yang sedang dipenuhi penjual dan pembeli batu akik...
Belasan Mobil Isi Batu Berjajar di Sepanjang Pasar
Belasan
mobil berisi batu akik berjajar di sepanjang Pasar Rawabening.
Batu-batu ini masih berbentuk asli atau belum diolah menjadi perhiasan.
Warga batu ini bermacam-macam, ada yang hijau, ungu hingga ada yang
hitam.
Batu-batu ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pembeli yang biasanya sudah memiliki incaran batu tertentu tinggal mengunjungi mobil-mobil ini. Biasanya batu mentah ini dijual per kilogram. Ukuran batu-batu ini masih sangat besar dan bentuknya masih kasar.
Batu-batu ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pembeli yang biasanya sudah memiliki incaran batu tertentu tinggal mengunjungi mobil-mobil ini. Biasanya batu mentah ini dijual per kilogram. Ukuran batu-batu ini masih sangat besar dan bentuknya masih kasar.
Trotoar Dipadati Pedagang Batu
Tak
semua pedagang batu memiliki kios di dalam Pasar Rawabening.
Pedangang-pedagang kecil memilih menggelar dagagannya di sepanjang
trotoar di pasar ini. Mereka biasanya menjual bahan batu atau cincin
batu akik yang sudah jadi.
Namun ukuran batu 'mentah' yang dijual pedagang ini ukurannya sudah lebih kecil sehingga harganya sudah jauh lebih murah. Ada ratusan pedagang kecil yang membuka lapak dengan meja-meja kecil ini. Mereka tersebar di samping pasar hingga jalan yang ada di belakang pasar tersebut
Namun ukuran batu 'mentah' yang dijual pedagang ini ukurannya sudah lebih kecil sehingga harganya sudah jauh lebih murah. Ada ratusan pedagang kecil yang membuka lapak dengan meja-meja kecil ini. Mereka tersebar di samping pasar hingga jalan yang ada di belakang pasar tersebut
Pembeli Wanita Ikut Memadati Pasar
Demam
batu akik ini tak hanya melanda pria, namun kaum hawa juga ikut
menyukai batu akik. Di dalam pasar Rawa Bening terdapat banyak ibu-ibu
yang ikut melihat-lihat dan mencoba cincin-cincin batu akik yang
dijajakan di dalam pasar Rawa Bening.
Di lantai dasar pasar ini sudah banyak batu akik yang sudah dijadikan cincin. Pembeli tinggal mencoba saja dan membayar cincin yang dihiasi batu akik yang mereka sukai.
Di lantai dasar pasar ini sudah banyak batu akik yang sudah dijadikan cincin. Pembeli tinggal mencoba saja dan membayar cincin yang dihiasi batu akik yang mereka sukai.
'Bengkel' Pemoles Batu Akik
Selain
penjual batu akik yang sudah jadi, di pasar ini juga terdapat bengkel
untuk memoles batu akik. Para pengunjung di lokasi ini biasanya membawa
bahan batu yang mereka beli kemudian memolesnya hingga menjadi cincin di
sini.
Para perajin batu akik ini menggunakan berbagai alat untuk memoles batu akik ini. Para pemesan batu akik ini biasanya harus menunggu di sekitar perajin ini karena proses pengerjaannya memang memakan waktu cukup lama.
Para perajin batu akik ini menggunakan berbagai alat untuk memoles batu akik ini. Para pemesan batu akik ini biasanya harus menunggu di sekitar perajin ini karena proses pengerjaannya memang memakan waktu cukup lama.
Sumber: http://news.detik.com/read/2015/03/08/124342/2852690/10/begini-suasana-demam-batu-di-pasar-akik-terbesar-di-indonesia