Tampilkan postingan dengan label Ban Mobil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ban Mobil. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 15 Juni 2013

Bolehkah Ban Isi Nitrogen Dicampur Angin Biasa?


 
Pengisian angin ban dengan nitrogen sudah tak asing lagi bagi pemilik kendaraan. Namun, beberapa pemilik mobil masih was-was jika di tengah jalan angin bannya berkurang. Apakah boleh dicampur angin biasa?

"Boleh saja, tidak ada pengaruhnya terhadap ban yang dipakai. Hanya saja khasiatnya hilang. Seumpama nanti mau pakai nitrogen lagi, ya dikuras dulu," ujar Yopi Karuci, pemilik toko ban dan pelek SM Motorsport di Jln. Panjang, Kebun Jeruk, Jakbar.



Hal senada disampaikan Bambang Setyono, General Manager bengkel Nawilis. Ia menambahkan, nitrogen yang sudah tercampur dengan angin biasa, bukan lagi nitrogen murni. "Kalau mau isi nitrogen lagi, ban harus dikempiskan dan divakum. Atau dibilas (diisi angin nitrogen lalu dikeluarkan lagi sampai bersih)," katanya.
"Sebenarnya angin nitrogen hampir sama dengan udara biasa di sekitar kita. Udara di sekitar kita kan terdiri dari 70% nitrogen, 20% oksigen dan 10% gas lain," jelas Bambang.

Pembentukan angin nitrogen murni setelah melalui proses penyaringan. Uap air dan oksigennya dihilangkan. Uap air yang ada pada angin biasa dapat menyebabkan pelapukan pelek.

"Oksigen bisa merusak anyaman baja di ban yang menyebabkan oksidasi, sehingga baja jadi karatan. Ini akan menimbulkan ban cepat benjol," tutur Bambang.

Nitrogen yang mempunyai sifat dingin, molekulnya lebih besar dari oksigen sehingga sulit untuk menembus pori-pori di ban. Ini membuat ban jadi tahan lama atau awet. Selain itu, "Jika pakai nitrogen, udara di dalam ban susah memuai alias lebih stabil," imbuh Yopi.

Keduanya kompak menyarankan lebih baik ban kendaraan diisi angin nitrogen. Hanya memang, jika dalam kondisi darurat dan ban isi nitrogen dicampur angin biasa, khasiat yang dimiliki angin nitrogen hilang.

Jadi, jangan ragu isi angin ban dengan nitrogen. Banyak manfaatnya.

Sumber: http://mobil.otomotifnet.com

Senin, 06 Mei 2013

Arti Kode Angka pada Ban Mobil dan Velg yang Digunakan


Velg dan Ban merupakan komponen yang tidak terpisahkan saat kita ingin mendandani mobil kesayangan. Keduanya memiliki motif dan desain yang sangat beragam sehingga harus pandai-pandai memadupadankan dengan style kendaraan.

Dalam memilih kedua komponen ini, kita harus mempertimbangkan tujuannya. Apakah untuk keperluan harian, kompetisi atau untuk kontes sebagai carshow. Semuanya harus serasi karena secara tidak langsung menunjukkan jati diri pemiliknya.

Pabrikan mobil umumnya memasangkan ban pada mobil produksinya dengan velek dan ban OEM (Original Equipment Manufacturer) sesuai dengan karakter mobil. Untuk mobil yang diproduksi masal biasanya menggunakan ban yang lebih ditujukan untuk kenyamanan.

Selain menjunjung tinggi faktor kenyamanan, pemilihan pada mobil ban standar juga memperhatikan faktor keselamatan dan faktor keawetan komponen kendaraan. Oleh karena itu kendaraan yang dijual dibekali ban yang berprofil tebal.

Berbeda dengan kendaraan-kendaraan sekelas Ferrari, Lamborghini, Porsche dan kendaraan eksotis lainnya yang dibuat untuk tujuan performa dan gaya hidup. Oleh karena itu ban dan velek yang digunakanpun rata-rata berukuran diameter besar dengan ban berprofil rendah alias ban tipis.

Ban dengan spesifikasi tersebut ditujukan untuk mendapatkan traksi, akselerasi serta kelincahan bermanuver dengan faktor safety yang sangat tinggi untuk mengimbangi kemampuan kendaraan yang bersangkutan.

Karena Faktor kenyamanan berada pada urutan kesekian, maka jangan harap Anda mendapatkan kenyamanan pada kendaraan-kendaraan eksotis yang kami sebutkan di atas. Dan meskipun demikian kita tidak bisa menampik kalau kendaraan eksotis tadi sangat indah dipandang.

Karena umumnya kendaraan dengan velek besar ini digunakan pada mobil-mobil 'mahal' itulah maka banyak para pemilik kendaraan menaikkan ukuran ban dan veleknya agar setidaknya mendekati tampilan mobil-mobil sport eksotis tersebut.

Namun sebelum melaksanakan niat itu, sebaiknya pahami dulu kode-kode yang ada pada ban. Dan yang perlu diperhatikan saat Anda ingin menaikkan diameter roda mobil kesayangan Anda, sebaiknya tidak lebih dari dua inci lebih besar dari ukuran standar OEM. Itu kalau Anda masih peduli faktor kenyamanannya.

Misalnya jika mobil Anda saat ini menggunakan velek ukuran 16 inci, maka sebaiknya Anda melakukan pembesaran tidak lebih dari plus dua (+2) yaitu 18 inci.

Kode-kode pada Ban

Misalnya ban berkode 215/65R15 89H. Angka '215' adalah lebar telapak ban dalam satuan ukuran milimeter. '65' (Aspek Rasio), adalah rasio/perbandingan antara ketebalan profil ban dengan lebar telapak ban. Angka 65 di sini mengisyaratkan tinggi/tebal ban adalah 65% dari lebar telapak ban.

'R' (konstruksi), adalah pola jalinan benang/kawat yang memperkuat konstruksi ban. 'R' di sini berarti ban tersebut memiliki pola jalinan berpola radial. Jika 'B' berarti ban tersebut mempunyai konstruksi sabuk bias (bias belted). Untuk 'D' maka berarti konstruksinya adalah bias diagonal (diagonal bias).

Angka 15 berikutnya adalah ukuran diameter rim/velek dalam satuan inci dan angka '89' mengisyaratkan beban maksimal (load index) yang diizinkan pada ban bersangkutan. Sesuai dengan standar industri ban maka kode tersebut memiliki kapasitas beban maksimal sebesar 580 kilogram di tiap ban.

Tabel load Index/ beban maksimal yang diizinkan:

 86=530kg
 87=545kg
 88=560kg
 89=580kg
 90=600kg
 91=615kg
 92=630kg
 93=650kg
 94=670kg dan seterusnya.

Huruf "H' terakhir merupakan indikator kecepatan maksimal.

Tabel indikator kecepatan maksimal yang diizinkan:

 G=  90km/jam
 H= 210km/jam
 J= 100km/jam
 K= 110km/jam
 L= 120km/jam
 M= 130km/jam
 N= 140km/jam
 P= 150km/jam
 Q= 160km/jam
 R= 170km/jam
 S= 180km/jam
 T= 190km/jam
 U= 200km/jam
 V= 240km/jam
 W= 270km/jam
 Y= 300km/jam

Jadi ban berkode 215/65R15 89H adalah ban dengan lebar telapak 215mm, ketebalan ban dengan aspek rasio 65% x 215(mm) = 129(mm), berjenis radial dengan ukuran velek berdiameter 15 inci, mampu dibebani seberat 580 kg dengan batas kecepatan aman maksimal 210 km/jam.

Ada perbedaan kode simbol batas kecepatan pada sistem Eropa generasi lawas yang diberi kode 215/65 HR15 yang berarti lebar telapak 215 mm/aspek rasio 65, kecepatan maksimal 210 km/jam, jenis radial dan rim 15 inci.

 TR=100 Km/jam.
 HR=210 Km/jam.
 VR=260 km/jam
 ZR=340 km/jam.

Tulisan 'DOT' pada dinding ban, berarti ban tersebut telah memenuhi standar persyaratan dari Departement of Transportation (DOT) Amerika Serikat berdasarkan sistem Uniform Tire Quality System (UTQG) atau tiga jenis kemampuan/tingkatan ban, yaitu keawetan/jarak tempuh, daya cengkeram dan daya tahan terhadap temperatur.

Inflation Pressures/Tekanan angin adalah batas maksimum yang diperbolehkan, tetapi belum tentu sesuai untuk jenis mobil Anda. Pakailah selalu tekanan angin yang dianjurkan produsen mobil yang dapat dilihat pada buku petunjuk/manual book.

Di samping kode-kode di atas, ada kode lainnya yang tak kalah penting. Dalam dunia off-road kerap kita mendengar ban berukuran 31 ban 33 dan lain sebagainya. Untuk ban off-road biasanya menggunakan kode sederhana seperti 31 x 10.50 R 15 6PR.

Angka 31 adalah ukuran paling luar diameter ban dalam satuan inci, sementara 10.50 merupakan ukuran lebar ban dalam satuan inci, R adalah jenis ban Radial dan 6PR adalah 6 Ply Rating yaitu jumlah lapisan pola jalinan kawat atau benang di dalam ban yang dalam hal ini maksudnya 6 lapisan. 
Kode-kode pada Velek

Bahasa velek umumnya lebih sederhana dibanding bahasa ban. Sebagai contoh: Sebuah velek tertera kode 7 1/2 (7.5) x 17 kemudian 4/114.3 dan ET +40.

Angka 7.5 pada rangkaian kode 7.5 x 17 merupakan lebar velek dalam satuan inci sementara angka 17 merupakan diameter velek dalam satuan inci. Arti angka 7.5 x 17 berarti velek memiliki lebar 7,5 inci dengan diameter 17 inci.

Rangkaian kode 4/114.3 merupakan kode untuk menunjukkan jumlah baut yaitu 4 baut dan 114.3 merupakan kode untuk PCD (Pitch Circle Diameter) yaitu diameter pola lingkaran posisi baut dalam satuan milimeter. Jadi jika ada kode 5/112, berarti velek tersebut memiliki 5 lubang baut dengan PCD 112 mm.

Kode ET merupakan ukuran offset velek. Velek memiliki dua bibir yaitu bibir luar dan bibir dalam. Jika dudukan baut velek berada tepat di tengah-tengah antara bibir luar dan bibir dalam (centerline) berarti velek memiliki offset 0.

Posisi dudukan baut velek semakin ke arah luar berarti velek memiliki offset positif demikian pula sebaliknya jika posisi dudukan roda cenderung lebih ke arah dalam berarti negatif. Jadi jika pada velek tertulis ET +40 itu artinya posisi dudukan baut roda pada velek bergeser ke luar sejauh 40 mm.

Umumnya pemilik kendaraan jarang malakukan kesalahan dalam memilih ukuran ban dan velek serta ukuran PCD. Akan tetapi pemilik kerap lalai mengukur offset-nya hingga baru diketahui setelah ban dan velek siap dipasang atau bahkan setelah dipasang pada kendaraan.

Kebanyakan problem yang timbul adalah mentoknya ban dengan komponen bodi kendaraan seperti pada bibir spakbor atau fender, piring dudukan pegas suspensi atau dinding apron maupun dinding rumah roda akibat melupakan faktor offset.

Kalau sudah begini, biasanya pemilik menyiasatinya dengan menambahkan spacer agar ban tidak mentok. Namun perlu diingat bahwa penggunaan spacer membuat velek memiliki potensi bergeser dari posisinya karena tumpuan velek hanya bergantung pada ikatan baut-baut roda.

Seharusnya velek menempel sempurna pada dudukan roda dan tertahan oleh tonjolan poros roda agar posisi roda tetap center pada dudukannya.

Yang tidak kalah pentingnya saat memasang velek, perhatikan lubang tengah velek dan tonjolan pada dudukan velek. Idealnya antara lubang tengah pada velek dan tonjolan hub roda harus masuk secara presisi. Jika Ada celah, sebaiknya Anda meminta ring tambahan untuk di pasang pada center hub roda untuk membantu velek tetap center terhadap poros roda.

Sumber: http://rodaoffroad.blogspot.com/